#22 Jordan

201 22 8
                                    

"Tolong jelasin sekarang." kata Saguna dengan wajah seriusnya, mereka sudah berada jauh dari tamu undangan.

"Jadi Bunda belum bilang?" tanya Ardana.

"Ng-Bunda memang belum sempat bilang ke Saguna. Bunda-"

"Memang ada yang salah? Bukannya kalian saling mencintai?"

"Kyla itu sahabat Saguna, Yah. Dan Saguna mau selamanya Kyla akan jadi sahabat Saguna, gak lebih." ujar Saguna memberi penjelasan.

Kyla yang berdiri di pojok belakang mengepalkan genggaman tangannya mendengar ucapan Saguna.

"Memangnya kamu pikir kenapa Kyla kembali ke Jakarta, Saguna? Karena Ayah dan Bunda yang minta. Karena ingin menyatukan kalian berdua kembali." jelas Ardana.

Menyatukan kembali? Saguna tak habis pikir.

Ashe telah berbohong dengan berpura-pura tidak tahu akan hal ini. Saguna mengelap wajahnya kasar dengan kedua telapak tangannya.

"Jadi lo juga tau, Kyla?" tanya Saguna pada Kyla dengan raut tak percaya.

"I-iya. Gue diam karena tau kalau lo gak akan setuju." jawab Kyla.

"Kita sahabat." balas Saguna cepat.

"Memang ada yang salah? Kita masih tetap bisa jadi sahabat, Na." ujar Kyla mendekat dan memegang tangan Saguna.

"Bunda bilang ini cuma acara penyambutan untuk Kyla." kata Saguna menahan sesuatu yang panas di dalam hatinya. Bukan karena pengumuman tadi. Tetapi karena respon Freya barusan. Tatapan matanya, menyiratkan sesuatu.

"Terkadang. Lo bisa lihat apa maksud orang tertentu, dari matanya."

Freya pernah mengatakan demikian. Dan ketika Saguna melihatnya tadi, seketika Saguna dapat mengartikan tatapan mata Freya. Kecewa. Sedih. Terkejut. Rasa sakit.

"Maafkan Bunda, Saguna. Bunda gak bermaksud bohong sama kamu." Ashe hanya bingung kala Ardana meminta dirinya mengatakan pada Saguna tentang pertunangan. Hingga tak terasa Ashe tetap bungkam sampai acara berlangsung.

"Tapi Kyla udah jadi Adik buat Saguna! Dan Saguna masih sekolah, apa Ayah gak memikirkan hal itu?" tanya Saguna terbawa emosi. Kemarahan yang ia pendam sedari kemarin seketika menggebu kembali.

Tentang semua hal yang belakangan ini terjadi.

"Ini hanya tunangan. Kalian bisa menikah setelah lulus sekolah, Na." kata Ardana.

"Sesimple itu?" kata Saguna. "Yah, ini urusan yang serius. Masalah perasaan. Bukan tergantung penilaian Ayah tentang Saguna dan Kyla cocok atau tidak!"

"Selama ini Ayah tidak pernah minta sesuatu dari kamu. Ini juga untuk kebahagiaan kamu. Ayah melihat secara langsung keadaan kamu ketika kamu tenggelam dalam trauma. Dan Ayah yakin satu-satunya orang yang dapat memahami kamu adalah Kyla!"

Cukup Ardana melihat Saguna menderita. Dan sekarang Saguna tersesat dalam pertemanan harmonis para anggota geng motor.

Suatu saat nanti masalah besar bisa saja datang kepada Saguna. Putranya butuh seseorang untuk membimbingnya keluar dari itu semua.

"Bukannya Ayah menilai jelek teman-teman kamu. Bahkan Ayah sangat senang kalian bisa berteman baik, terutama dengan Aksa. Tapi apa kamu yakin Liberios tidak akan menyeret kamu dalam masalah, lagi dan lagi?" tanya Ardana.

"Jangan libatkan Liberios, Yah." kata Saguna dengan tatapan kosong.

"Cukup, Ayah. Saguna berhak menentukan pilihannya." ujar Ashe melerai, tak tega melihat Saguna.

Saguna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang