#26 perasaannya sendiri

477 37 45
                                    

"Selamat tinggal, Saguna."

-Freya Jovanka

***

Telah tiba hari di mana bazar amal yang murid SMA Taruna Bangsa nantikan. Banyak dari mereka yang ikut meramaikan. Ikut menyumbang dengan cara membeli barang dan makanan.

Angin malam menerpa kincir-kincir buatan kelompok 3. Juga suara alunan musik yang asyik didengar. Suara kotak kuning besar yang mengeluarkan bunyi lucu dikala seseorang memasukkan uang ke dalamnya adalah salah satu ide dari Meisya.

Serta suara gesekan antara alat masak. Banyak dari siswa dan siswi yang ternyata jago memasak.

Seperti rencana awal. Kelompok Freya menampilkan acara musik, mereka menaruh kotak di depan panggung. Siapa saja yang berkenan menyumbang seikhlasnya, jangan ragu untuk memasukkan uang mereka ke dalam kotak tersebut.

"Kenzo! Lo udah makan 5 waffle, jangan lupa bayar!" ujar si sang penjual. Kelompok 2 yang menjual makanan.

"Kasbon bisa gak?" tanya Kenzo dengan mulut penuh makanan.

"Bisa. Tapi lo matinya susah, inikan buat amal." balasnya.

"Amit-amit." ujar Kenzo jadi takut.

"Keren juga bazar amalnya, tinggal kurang wahana aja. Harusnya kalian bikin rumah hantu." kata Samuel mengeluarkan uang dari dompetnya untuk membayar waffle yang telah ia makan.

"Setannya aja ada di sini." tutur Farzan menunjuk Kenzo.

"Shttttt!" jari telunjuk Kenzo menyosor menyuruh mulut Farzan untuk diam. Tetapi Farzan malah memegang tangan Kenzo dan memasukkan telunjuk Kenzo ke dalam lubang hidungnya.

"NAJIS MUGHALLADAH!" teriak Kenzo.

"Anjir, najis tingkat tinggi."

"Belum ngupil 7 tahun." kata Farzan tertawa tak berdosa.

"Saguna gak datang?" tanya Aksa, pandangan matanya tak terlepas dari Meisya yang tengah bernyanyi di atas panggung. Selain mempunyai wajah yang cantik. Suara yang dimiliki Meisya tak kalah indah dari parasnya.

"Katanya bakal nyusul. Atau jangan-jangan lagi kena sidang sama bokapnya." ujar Kenzo.

"Bisa jadi. Saguna selalu menolak kalau mau diajak diskusi tanggal pertunangannya."

"Udah gue bilang. Dia sukanya sama Freya." balas Samuel yakin.

"Jangan ngomong kaya gitu di depan Freya. Nanti dia gagal move on." ujar Farzan kepada Samuel. Kasihan, dilihatnya gadis itu sedang mencoba.

Saat berpapasan dengan Saguna di sekolah kemarin. Freya nampak menjaga jarak, berlagak tak peduli. Tetapi manusia mana yang tidak tahu kalau gadis itu berbohong ketika melihat dari tatapan matanya.

Freya tak peduli kepada seorang Saguna. Terdengar mustahil.

Tiba-tiba Kenzo menendang pelan kaki Farzan. Memberinya kode,

"Apa sih? Pakai nendang kaki gue segala!"

"Ada Freya." bisiknya tajam.

"Eh, Freya." sapa Samuel yang tiba-tiba menjadi kaku.

Ketika Freya menyadari keberadaan anggota inti Liberios. Gadis itu berjalan mendekat, "Asik lo semua pada datang."

"Iya dong, dukung bazar amal sekolah sendiri." kata Aksa menjawab.

"Kok baru datang?"

"Baru sempat, Frey."

"Udah kasih amal ke kotak musik belum?" tanya Freya lagi. "Kalau buat lo semua, minimal seratus ribu." tambahnya.

Saguna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang