Semenjak foto-foto acara sumbangan ditempel di dinding mading tempo hari, memang banyak murid yang mengelilingi mading untuk melihat. Namun berbeda untuk kali ini, siswa dan siswi berjejer memutar karena ingin melihat kejadian yang baru saja terjadi.
Kala bel istirahat berbunyi, mading yang semula bagus dan cantik untuk dipandang. Berubah total, kini di dinding mading tertempel banyak sekali kertas bertuliskan kata-kata kasar untuk salah seorang gadis yakni, Freya.
Padahal sebelum pelajaran dimulai, mading terlihat normal saja. Terbukti bahwa pelaku mengerjakan aksinya dikala jam pelajaran berlangsung.
"Siapa yang nempel kertas-kertasnya?"
"Iya, tapi memang ada benarnya juga isi dari tulisan yang ditempel."
"Berani banget pelakunya."
Bisik-bisik murid menggosip ria. Meisya dan Naila menerobos masuk untuk melihat, betapa marahnya mereka berdua kala melihat banyaknya umpatan, coretan, dan hal memalukan lainnya.
Pelaku juga mencoret wajah Freya di setiap foto bersama yang ditempel, satu foto Freya dengan anak laki-laki di acara sumbangan menghilang. Sedangkan Freya terdiam, hampir lupa kalau banyak dari murid SMA Taruna Bangsa tidak menyukainya.
Anak koruptor
Pemakan uang haram
Dayton hukum mati
Juga penyerangan terhadap pernyataan bahwa Freya sudah lama mengejar Saguna yang bahkan tak ada sangkut pautnya dengan kasus sang Ayah.
Cewek murahan
Tertempel selembar uang di dinding mading dengan kertas bertulis, 'Bayaran untuk satu malam'
Bising sekitar membicarakannya, terdengar begitu nyaring untuk Freya. Dadanya sesak, gadis itu tak dapat menahannya. Freya pergi menjauh dengan perasaan berkecamuk, Meisya dan Naila yang mendapati sahabat mereka pergi menangis langsung berlari mengikuti. Sesekali berteriak memanggil namun sang empu sama sekali tidak menghiraukan.
Jauh di sana, lima anggota inti Liberios baru saja sampai di kala koridor yang penuh membuat mereka susah menuju tujuan. Dilihatnya kondisi kacau balau, dari tempat mereka berdiri.
"Orang stress yang udah lakuin itu." geram Kenzo.
"Gue yakin perasaan Freya lagi hancur banget." tambah Farzan sendu.
Tak disadar tangan Saguna terkepal kuat hingga buku tangannya meremang. Kakinya bergerak cepat menghampiri mading dan mendorong semua murid yang masih asyik berbicara hal tidak penting di sana.
Tangannya dengan cepat mencopot semua kertas berisi kata kasar, foto yang sudah dicoret hingga uang yang ditempel di mading. Saguna memasukkannya ke dalam tempat sampah sehabis membentak semua orang untuk bubar.
"Yang dilakukan Saguna sekarang, apa namanya kalau bukan rasa cinta?" tanya Aksa masih pada posisi awalnya, menonton Saguna seraya bertanya kepada ketiga sahabatnya yang lain.
***
Seorang siswa mengetuk pintu beberapa kali, sampai pada akhirnya ia diberikan izin untuk memasuki ruangan tersebut.
"Saguna? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Anggara kala melihat siapa yang datang.
"Ada. Saya meminta kepada salah satu petugas sekolah untuk menunjukkan rekaman video cctv pada saat pelajaran berlangsung. Tetapi dia tidak memberikannya." kata Saguna, tidak ada niatan darinya untuk duduk terlebih dahulu.
"Jelaskan perlahan, Saguna. Silahkan duduk dulu." ujar Anggara dan Saguna menurut. "Rekaman cctv saat pelajaran berlangsung?" tanyanya kembali.
"Saat jam pelajaran sebelum bel istirahat, hari ini." kata Saguna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saguna
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Spin off cerita "Aksara" dapat dibaca terpisah <3 "Bisa diam gak?" "Jangan ganggu gue!" "Gue bukan pacar lo, Frey." Saguna Zayyan, cowok super dingin mengalahkan tumpukan salju di Kutub Utara. Setiap hari selalu dius...