#29 masih trauma

55 7 1
                                    

Terhitung sudah satu minggu Saguna mengikuti kemauan Jordan untuk menjaga Coffee shopnya. Kini cowok berbalut kemeja sekolah itu bisa bernapas lega, tidak harus meluangkan waktunya untuk keperluan Jordan.

"Asik! Nanti kita bisa kumpul semua di markas, Saguna kan udah selesai sama tugas jadi babunya Bang Jordan." ujar Kenzo menari-nari di atas meja.

"Mulai gilanya nih anak." tutur Samuel.

"Akhirnya ada yang jajanin kita lagi. Dari kemarin markas rasa goa hampa, gak ada makanan, Na." kata Farzan mendapat tatapan tajam dari Aksa.

"Lo aja yang rakus! Baru gue traktir makanan terus sepuluh menit kemudian nih dua kunyuk minta jatah makan lagi. Dipikir gue Emak-Bapak lo berdua?!" balas Aksa menarik kerah baju Farzan bermaksud padanya juga pada Kenzo.

"Santai, Sa. Sabar dulu dan kita bisa bicarakan semua baik-baik." kata Farzan mengangkat kedua tangannya.

"Masih selamat." bisik Kenzo sangat pelan seraya turun dari meja dengan hati-hati.

"Udah lama kita gak balap liar lagi. Akhir-akhir ini aja anggota inti yang kumpul gak lengkap terus." kata Samuel menimbrung obrolan mereka.

"Iya benar banget, Saguna sibuk. Terus Aksa hilang mulu karena sibuk pacaran. Kalau udah gak mau jadi ketua biar gue gantikan aja lah." ujar Kenzo.

"Lo ketuanya? Gue keluar." kata Samuel.

"Gue ikut lo, Sam." tambah Farzan.

"Dengar sendiri kan?" sinis Aksa kepada Kenzo yang sudah menekuk wajahnya cemberut.

"Gue gak bisa kumpul hari ini, ada urusan." Saguna membuka mulut.

"Sejak kapan wakil Liberios jadi sesibuk ini?" sarkas Farzan.

"Urusan apa, Na? Tentang pertunangan lo?"

"Bukan." jawab Saguna sekenanya.

"Hmmm, soal selesainya hubungan lo sama Freya?" tanya Kenzo lagi.

"Selesai gimana? Mulai aja belum!" kata Farzan memukul kepala Kenzo dengan telapak tangannya.

Saguna memutar bola matanya malas. "Bukan."

"Tapi urusannya penting banget memang? Sampai lo gak bisa kumpul sama anak-anak Liberios?" tambah Samuel.

"Iya."

"Nggak bisa nanti aja, Na?"

"Gak."

"Waduh, susah punya teman yang kosa katanya cuma 'iya' 'gak' 'bukan' gak ada yang lebih panjang lagi jawabannya?" marah Kenzo.

"Susah punya teman yang banyak tanya!" balas Saguna tajam.

"Jangan tawa!" cerca Kenzo pada sisa anggota inti Liberios yang tertawa mendengar ucapan Saguna barusan. "Kita banyak tanya, karena kita kangen sama lo. Kita sayang sama lo. Kita cinta sama lo, Na!" kata Kenzo dengan ekspresi najisnya.

"Merinding banget, bangsat!" teriak Farzan.

"Jauhkan hamba dari manusia modelan Kenzo, Ya Tuhan." Samuel malah berdoa.

"Kita? Lo doang yang banyak tanya. Gue sama yang lain sih santai-santai aja." ujar Aksa.

"Itu karena lo semua kurang perhatian sama Saguna. Tapi gue? Sebagai teman dekat Saguna yang selalu ada di sampingnya mau suka ataupun duka. Sangat amat rindu sosok Saguna Zayyan di markas Liberios yang sekarang hampa!"

"Sunyi dan sepi."

"Kalau ada Saguna juga bakal tetap sunyi. Manusia kaya dia, jarang ngomong." kata Samuel menunjuk wajah Saguna yang memasang wajah datar.

Saguna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang