Menyerah (AoHina)

678 67 26
                                    

Dalam hidup pasti pernah merasa lelah, lelah dengan keadaan yang membuatmu merasa tertekan dan ingin membuatmu menyerah untuk berjuang. Aone sedang berada di fase itu. Ia lelah.

Memiliki tubuh besar dan kuat tidak membuat hatinya juga menjadi kuat dan tahan akan segalanya. Jika boleh jujur, hati Aone adalah hati yang rapuh.

Hidup dalam kesepian karena semua orang takut padanya dan membuatnya tidak memiliki seseorang yang disebut sahabat. Yah, Aone tidak pernah punya seseorang seperti itu.

Hidup seperti itu selama 18 tahun membuatnya harus terbiasa akan kesepian yang ia alami, hatinya kemudian membeku, membuatnya menjadi pribadi yang dingin dan pendiam. Menolak untuk berbicara dengan siapapun.

Namun semuanya berubah ketika ia bertemu dengan Hinata Shoyo. Pria yang 180 derajat sangat berbeda dengan dirinya. Aone awalnya biasa saja, namun Hinata yang menganggapnya rival terasa begitu lucu. Rival tapi perlakuan Hinata lebih pada hubungan pertemanan dimana dua orang teman sedang bersaing untuk mengejar sesuatu. Itulah yang dirasakan Aone ketika mengenal Hinata.

Aone yang dingin akhirnya melunak, meleleh karena senyum cerah layaknya matahari milik Hinata. Ia yang jarang bersuara tidak segan untuk berbicara sepatah kata demi menutup mulut orang yang berbicara remeh tentang Hinata. Hinata sudah dianggap seperti temannya.

Itu cukup.

Seharusnya itu sudah cukup. Namun hati dan pikiran Aone berkata lain, ia ingin lebih. Lebih dari sekedar teman, ia ingin Hinata berada terus disisinya, menemaninya, memeluknya dan hanya berfokus pada dirinya. Aone menginginkan lebih. Ia ingin Hinata menjadi miliknya.

Aone berjuang keras, sedikit demi sedikit ia berhasil menjadi lebih dekat dengan Hinata. Tidak jarang mereka sering bertukar pesan, menelpon bahkan bertemu untuk sekedar berbicara basa-basi. Kedekatan mereka membuat Aone semakin tidak sabar. Ia ingin Hinata Shoyo segera berada didekapannya.

.

Aone menatap langit dari kursinya, kedua tangannya dengan rapi terlipat di atas meja. Sibuk membayangkan awan yang berada di langit bergerak menjadi sosok Hinata, sosok yang dirindukannya.

"Aone, Kami dengar kau dekat dengan Hinata Shoyo dari Karasuno, apa itu benar?" Gerombolan kecil teman sekelasnya datang dan mengerumuninya, membuat pandangan terhadap langit tertutup.

Ia menatap yang berbicara dengan tatapan tajamnya membuat yang ditatap meneguk ludah karena takut.

"Benar, tau. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Aone dan Hinata itu sedang kencan!" Tiba-tiba datang seorang pria lagi, ia mendekati gerombolan di depan Aone. Tersenyum bangga ke arahnya.

"Aone kita ternyata sudah besar, ya! Padahal selama ini diam diam saja tapi sekali bergerak kembang Jepang diembat." Temannya berucap bangga, diikuti dengan ricuh teman teman disekitarnya.

"Ah, aku sempat memotret kalian berdua. Maaf aku tidak minta izin dulu, ini aku kembalikan fotonya." Pria yang baru datang tadi menyerahkan selembar foto berukuran 4r di atas meja.

Semua fokus tertuju pada selembar kertas tersebut termasuk Aone. Semuanya membisu dengan wajah yang merona.

"Wah, Aone. Kau gila. Lihat senyummu saat menatapnya. Kau benar benar menyukainya rupanya."

"Lebih gila lagi tawa nya Hinata woi. Lihat, lihat cara tertawanya. Benar benar membawa sesuatu ke hatimu!"

"Lihat cara dia menatap Aone, bukankah tatapan tersebut terlalu hangat untuk disebut sebagai teman?"

"Aku yakin kalian pasti sudah berpacaran. Kalian tampak saling menyukai di foto ini!"

Teman-temannya berceloteh sendiri sedangkan Aone sibuk dengan pemikirannya. Ia mendengarkan semua perkataan temannya dalam diam, sembari menatap selembar foto di atas meja. Fokusnya tepat pada wajah Hinata yang sedang tertawa. Benarkan Hinata memandangnya lebih dari sekedar teman? Apakah itu artinya Hinata mempunyai perasaan yang sama dengannya? Benarkah?

Love in Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang