Seperti namanya, rumah singgah hanyalah sebuah rumah yang ditempati sementara sebelum kau kembali ke rumahmu yang sebenarnya. Ketika hujan, panas, badai, dan beberapa masalah lainnya, kau akan datang padaku. Ketika semua permasalahanmu usai, kau akan pergi, meninggalkanku sendiri yang berdiri di depan pintu sembari melambaikan tangan, menatap kepergianmu dengan hati yang terluka.
.
"Shoyo, aku pulang."
"RIN!" Hinata berlari, menerjang pria yang baru masuk ke rumahnya. Hinata memeluknya erat, mengundang senyum gemas Suna yang balas memeluknya erat.
Suna melingkarkan tangannya ke pinggang kurus Hinata, menunduk untuk mencium aroma mint yang menguar dari helaian jingga kekasihnya.
"Kau memakai shampo-ku lagi?"
Hinata tertawa sebagai tanggapan atas pertanyaannya. Suna menghela nafas, mengelus pelan rambut lembut Hinata, "Aku lebih suka bau shampo-mu, begitu menyegarkan. Rasanya energiku terisi sepenuhnya ketika mencium wangi jeruk dari rambutmu."
"Aku menggunakan shampo-mu karena aku merindukanmu, aku pikir kau tidak akan datang hari ini."
Suna terdiam, Hinata mendongak untuk melihat ekspresi kaku Suna. Hinata tersenyum lembut, "Masalah apa lagi kali ini?" tanyanya. Suna menunduk, mendekatkan kening mereka berdua membuat jarak mereka menipis, "Aku hanya merindukanmu," jawabnya sensual.
Hinata mengangkat kedua tangannya, memegang kedua pipi Suna. Kakinya berjinjit, menghilangkan jarak bibir keduanya. Hinata menciumnya. Dengan mata tertutup, tangan di kedua pipinya, dan kaki yang berusaha untuk menyamakan tinggi mereka, Hinata mengecup bibirnya.
Suna tersenyum senang, tangan kanannya memegang salah satu tangan Hinata yang berada di pipinya dan tangannya lagi menarik pinggang Hinata untuk semakin mendekat. Hinata melepaskan kecupannya, kedua kening yang masih bersatu membuat dengan mudah menatap kilatan nafsu dari mata Suna. Wajah Hinata memerah, sangat tahu apa yang akan terjadi berikutnya.
"Shoyo, kau sangat tahu bahwa kecupan saja tidak cukup untukku. Kau harus bersiap-siap."
Hinata tertawa kecil, "Aku tahu apa yang aku lakukan, Rin, dan aku sangat siap untuk menanggung resikonya."
"Hahh, kau membuatku jatuh cinta lagi Sho," ucap Suna sebelum melumat bibir ranum Hinata. Menjilatnya, menggigitnya, mengobrak-abrik isi dalam mulut Hinata hingga menimbulkan erangan tertahan Hinata yang membuatnya semakin bersemangat.
Kebutuhan akan oksigen membuat Suna harus melepaskan ciumannya. Dengan nafas terengah-engah ia menatap Hinata dalam.
"Shoyo." Suna mendaratkan bibirnya pada ceruk leher Hinata, menghirupnya dalam kemudian mengigitnya pelan.
"Ah."
Senang dengan reaksi Hinata, Suna kemudian menjilati bagian yang ia gigit tadi, sesekali mengecupnya, membiarkan tanda merah bersemayam di leher putih Hinata.
"Ayo pindah ke kasur."
Hinata mengangguk dan Suna langsung menggendongnya. Membawanya menuju kamar dan melanjuti kegiatan malam mereka.
.
Pagi tiba. Hinata mengucek matanya yang berat untuk terbuka, meskipun sengatan cahaya matahari terus menganggu tidurnya. Menyerah untuk bangun, Hinata memilih untuk bergerak ke samping, bermaksud untuk memeluk Suna.
Tangannya bergerak, mencari tubuh Suna namun nihil. Ia hanya memegang bagian kasur yang kosong. Hinata bangkit dengan cepat, matanya langsung terbuka lebar, kantuknya hilang total.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Haikyuu!!
FanfictionHinata x All Mungkin penulisannya terkesan berantakan dan terlalu kaku, jadi jika kalian punya saran untuk kesempurnaan penulisan dalam ffn ini, silahkan Haikyuu © Haruichi Furudate Genre : Drama, Romance Rate : T semi M Warning : BL, OOC, AU, typo(...