Mata bulatnya dengan fokus memperhatikan setiap kata demi kata, mencerna apa yang ia lihat dalam otaknya kemudian membayangkannya dengan kepala yang kapasitas otaknya tidak seberapa.
Alisnya terkadang menukik tajam ketika melihat kata-kata baru yang tidak ia ketahui. Mulutnya akan mengerucut, merapalkan kata sulit yang tidak ia pahami, berharap itu akan membuatnya terpikirkan sesuatu.
Wajah manisnya sudah mulai kusut, terpampang jelas kebingungan di ekspresinya. Ia dengan kesal mendorong laptop di depannya, lalu melirik pada pria tampan yang duduk manis di sampingnya.
"Keiji, ceritamu bagus tapi banyak yang tidak aku pahami," keluhnya, menyandarkan kepalanya ke bahu tegap kekasihnya.
Akaashi Keiji yang mendengar keluhan itu tersenyum simpul, ia menghentikan aktivitas mengetik nya lalu melepaskan kacamata yang membingkai wajah tampannya itu.
Ia menggeser duduknya, berhadapan langsung dengan pria manis yang mengeluh tadi. Sandaran kekasihnya terpaksa lepas, namun Akaashi dengan mudah menarik tubuh kecil itu untuk duduk di atas pahanya. Matanya memperhatikan wajah bingung kesayangannya.
"Apa yang tidak kau mengerti, Shoyo?" Tanyanya lembut.
Shoyo, kekasihnya, bernama lengkap Hinata Shoyo itu tampak berpikir.
"Aku tidak mengerti istilah omega, beta, dan alpha. Itu sangat aneh, bagaimana bisa wanita mempunyai pedang yang gagah perkasa dan pria yang dapat hamil karena pria lain? Ini terlalu tidak masuk akal," jelas Hinata panjang lebar.
Akaashi terkekeh, mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Hinata.
"Aku sudah memintamu untuk baca yang lain, tapi kau malah memilih itu."
Hinata mendengus, "Itu kan tulisanmu yang paling banyak dibaca, aku ingin tau apa yang seru dari tulisanmu itu."
"Jadi, apa kau tau apa yang seru dari cerita itu?" tanyanya seduktif.
Hinata mengalungkan kedua tangannya di leher putih Akaashi, menatap tepat kedua mata gelap itu dengan mata cerahnya, "Adegan romantis yang diceritakan benar-benar membawaku terbang. Setiap aku membaca adegan romantisnya, aku merasa mengalaminya sendiri. Itu benar-benar mendebarkan."
Tangan kanan Akaashi berpindah, menuju pipi Hinata kemudian mundur ke belakang kepala kekasihnya. Ia meremas bagian belakang kepala bermahkota oranye itu, menariknya mendekat.
"Bukankah lebih mendebarkan mengalaminya secara langsung?"
Hinata tersipu malu ketika Akaashi mulai menipiskan jarak antara mereka, namun tangan Akaashi yang nakal, yang merambat masuk dalam kaos yang digunakannya membuatnya mendorong pelan kekasihnya itu.
Tangannya dengan sigap menutup mulut Akaashi yang hendak menciumnya, ia mengalihkan perhatiannya, menghindari tatapan kecewa Akaashi padanya.
"Jangan mengalihkan perhatian, aku kan tadi bertanya. Kau belum menjawabnya."
Akaashi mengangkat tangannya, mendorong pelan tangan Hinata dari wajahnya. Tangan kecil itu ia genggam lembut, "Setelah aku jelaskan, apa kita akan melakukan itu?"
Hinata melotot, "Tidak, gila. Kemarin kita sudah melakukannya, lama-lama aku bisa lumpuh tau."
Akaashi terkekeh pelan, tangan kecil yang digenggamnya ia kecup lama, menunjukkan cinta yang besar atas tindakan kecilnya.
Hinata merona, wajahnya merah padam. Sejak bersama Akaashi ia tidak pernah tidak bahagia selama 7 bulan ini. Beruntung sekali Hinata berani mengambil keputusan untuk hidup bersama Akaashi, setelah mengenal pria itu selama setahun lebih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Haikyuu!!
FanfictionHinata x All Mungkin penulisannya terkesan berantakan dan terlalu kaku, jadi jika kalian punya saran untuk kesempurnaan penulisan dalam ffn ini, silahkan Haikyuu © Haruichi Furudate Genre : Drama, Romance Rate : T semi M Warning : BL, OOC, AU, typo(...