Love Language (TsukiHina)

770 116 69
                                    


"Kei, love language-mu apa?"

"Hah?"

"Love language-mu apa?"

Tsukishima menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar pertanyaan aneh dari kekasihnya. Dari balik kacamatanya, Tsukishima melirik ke arah dimana Hinata sedang duduk sembari menatapnya penasaran.

Tsukishima mendengus ketika ia melihat layar ponsel Hinata, "Jangan aneh-aneh. Kau tidak perlu mengikuti apa yang dikatakan orang di sosial media."

Hinata disebelahnya mengerang protes, tak terima dengan sikap dingin Tsukishima.

"Aku hanya ingin tahu." Hinata menatap ponselnya, "Aku lihat di twitter katanya hubungan akan semakin langgeng jika kita tahu apa love language pasangan kita!"

Memilih untuk tidak peduli, Tsukishima melanjutkan kegiatan membaca buku-nya yang sempat terganggu karena pertanyaan aneh Hinata.

"Kei, ayolah."

Tsukishima memasang headphone-nya. Tidak peduli.

"Keiii~"

Tsukishima membalik halaman bukunya.

"Kau tinggal memberitahuku, ya? Ya?" Hinata tidak mau kalah.

Tsukishima mengambil botol air mineral, meneguknya, kemudian meletakkannya kembali. Tidak acuh pada tatapan memohon Hinata.

"Kei, mau ya? Atau biar aku tebak dan kau tinggal menjawab iya atau tidak, oke?"

Tidak ada tanggapan untuk saran Hinata. Tsukishima masih asyik membaca buku.

"Kei~" Jari telunjuk Hinata bergerak, menekan pipi tirus Tsukishima namun Tsukishima masih mengabaikannya.

"Kei, apa kau tidak mau hubungan kita langgeng?" Ia kembali menusuk pipi Tsukishima dengan jarinya. Hal ini mulai menganggu Tsukishima, terbukti dari balik kacamatanya mata Tsukishima menatap tajam.

Hinata mengerucutkan bibirnya, memilih menjaga jarak dari Tsukishima. Ia duduk membelakangi Tsukishima, berceloteh pelan tentang betapa dinginnya sikap Tsukishima padanya.

Tsukishima menghela nafasnya. Mencoba mengabaikan Hinata dengan menaikkan volume musiknya. Suasana hening seketika kecuali telinga Tsukishima yang mendengarkan beberapa musik pop.

Beberapa menit berlalu, tidak ada gangguan dari Hinata lagi. Tsukishima melirik Hinata yang masih memunggunginya. Kekasihnya itu tampaknya masih berceloteh dilihat dari pipi gembulnya yang terus bergerak. Tsukishima menutup matanya sebentar, menghirup nafas dalam lalu menghembuskannya.

Ia melepas headphone-nya, menyingkirkannya agak jauh dari posisinya bersamaan dengan ponselnya yang ikut ia jauhkan. Ia bergeser sedikit, mengurangi jarak dirinya dengan Hinata.

"Baiklah, aku akan mengikutimu. Sekarang berhentilah merajuk seperti itu, oke?"

Hinata langsung berbalik dengan mata yang berbinar kegirangan. Di tangannya ia sudah memegang sebuah catatan kecil dan hal itu membuat Tsukishima menyesal setelahnya.

"Kau tidak boleh menarik perkataanmu, ya?!" ujar Hinata dengan semangat.

"Sial." Mengumpat pelan namun Tsukishima mengangguk, memancing tawa lebar Hinata.

.

"Oke ayo kita mulai." Hinata membuka buku catatan kecilnya, kini ia dan Tsukishima saling berhadapan, dipisahkan oleh meja kecil di depan mereka sebagai pembatas. Hinata bersiap dengan pulpen di tangannya.

Tsukishima bersandar dengan tangan kanannya, menatap Hinata malas.

"Disini ada 5 jenis love language. Ada words of affirmation, receiving gifts, act of service, physical touch, quality time. Jadi yang mana punyamu?"

Love in Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang