Di part kali ini mungkin Aku akan memulainya dengan sapaan yang hangat. Hai? Apa kabarmu? Kau terlihat keren pagi ini.
Baiklah, baiklah. Ini terlalu basa-basi sekali menurutku.
Oke, untuk membuka perbincangan kita kali ini, Aku ingin Kau membayangkan sesuatu. Anggap saja kita berdua sedang duduk di bibir pantai. Kau dan Aku, mata kita menatap langit yang sama. Lalu kaki kita berdua diterkam ombak sehingga membuat keduanya basah. Di sisi barat sana senja siap terjun memanggil rembulan dan malam. Apa Kau sudah membayangkannya?
Sip.
Teruslah membayangkan seperti itu.
Kau tau kawan? Kali ini Aku tidak akan rewel bertanya-tanya padamu. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu yaitu tentang tanda. Yaps, sebuah tanda.
Aku selalu percaya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti semuanya memiliki tanda. Segala peristiwa yang akan terjadi, sebelum itu alam akan mengirimkan sebuah tanda, apapun itu. Apa Kau juga meyakininya? Jika iya, itu kabar bagus. Aku tak perlu menjelaskannya lagi padamu.
Meski begitu, Aku ingin mengatakan sesuatu. Menurutmu contoh peristiwa apa yang didahului dengan sebuah pertanda?
.....
Waw, jawaban yang keren. Kau benar sekali temanku. Peristiwa tsunami. Ini bencana yang besar. Setiap ada tsunami, mesti burung-burung akan terbang menjauh dari sana. Dan kita pun bisa melihat air laut yang tiba-tiba menjauh. Itu jawaban yang sangat brilian.
Oke. Sekarang giliranku.
Kali ini Aku tidak akan membicarakan peristiwa bencana alam. Melainkan tentang bencana hati. Yah bencana hati, ia adalah kerinduan.
Kau tahu temanku? Aku selalu percaya orang-orang yang berada jauh dari kita, ketika mereka merindukan kita, maka ada sebuah tanda yang alam kirimkan kepada kita.
Kau tidak tahu?
Sungguh?
Baiklah akan ku beri tahu. Tanda itu berasal dari angin. Iya angin! Ketika kita merindukan seseorang, napas kita akan mengeluarkan sesuatu yang berbeda yang hanya bisa dilihat oleh sama-sama udara. Dan hanya angin yang bisa melihatnya. Kau tahu? Angin bukan hanya membawa semilir sejuk tetapi ia punya keahlian khusus di mana ia bisa menangkap sinyal kerinduan setiap orang lalu membawanya ke orang yang dirindukan.
Itu keren sekali bukan? Semacam teknologi tak kasat mata yang kecanggihannya tak kalah dengan teknologi jaman sekarang.
Kau tidak percaya yah? Silahkan saja. Tapi lain kali Kau harus mencobanya sendiri kawan. Karena Aku sudah melakukannya berulang kali. Dan terbukti.
Aku tidak berbohong. Setiap Aku merindukannya, Aku pasti akan menyampaikannya ke angin untuk segera membawa pesan kerinduan ini padanya. Lalu angin pun mengirim pesan ini padanya. Dan Kau tahu? Tidak butuh waktu lama, dia pun akan menghubungiku lalu mengatakan, "Aku merindukanmu."
Kata-katanya memang tidak langsung to the point "Aku merindukanmu". Itu bisa diganti dengan kalimat, " Apa kabar?" "Kangen rumah" "Kamu sibuk apa sekarang?" "Kemaren-kemaren ke mana aja?" dan lain sebagainya.
Lihatlah! Canggih bukan?
Yah, Kau memang harus mencobanya. Harus.
Kau tahu kawan mengapa Aku berbincang perihal tanda kali ini? Karena Aku selalu percaya bahwa alam senantiasa mengatakan segalanya tatkala peristiwa-peristiwa besar melanda. Apapun itu, baik bencana maupun peristiwa tak terlupa. Alam selalu memberi kita tanda supaya kita lekas waspada. Ibarat alarm, tanda adalah warning bagi yang menyadarinya.
Jika terjadi bencana ditandai dengan tanda-tanda, jika kerinduan ditandai dengan gelisah dan selalu memikirkannya, jika orang yang sedang sedih atau bahagia ditandai dari raut wajah dan gerak geriknya, maka tidak dipungkiri suasana hati yang lainnya pun memiliki tanda.
Aku memang tidak sepandai itu memahami semua tanda-tanda. Aku juga tidak bisa memastikan bahwa segala sesuatu ada tandanya. Namun entah mengapa hal ini mengantarkanku pada pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala.
Aku ingin tahu, jika semua peristiwa mengandung tanda, apakah orang-orang yang kesepian juga memiliki tanda? Apa saja tanda-tanda orang yang mengalami kesepian? Apa Kau mengetahui sesuatu tentang itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Berguru Kepada Sepi
AcakAku tak pernah menyangka bahwa suatu saat perasaan ini akan tumbuh begitu besar. Ku kira hal ini biasa terjadi, kita merasa hampa di saat-saat tertentu. Kita merasa sendiri walau berada di tengah riuhnya tawa saling beradu. Kemudian perasaan itu den...