F. Kegelapan

39 9 0
                                    

Aku masih duduk termenung di kamar ketika menuliskan bab-bab perihal kesepian. Ku akui Aku tidak bisa bicara tentang hal ini di semua waktu. Hanya waktu-waktu tertentu saja kata-kata ini bisa muncul.

Seperti contoh, siang mengajarkan semangat dan kesibukan, sedang malam selalu berbisik tentang keheningan.

Aku tidak ingin menyombongkan diri dengan melabeli bahwa Aku adalah manusia kesepian. Tapi Aku ingin berbagi kisah tentang apa yang ku rasakan.

Selama beberapa tahun belakangan, Aku tidak pernah melewatkan malam hanya untuk tidur dan beristirahat. Bagiku malam adalah makhluk unik yang merupakan satu karunia dari banyaknya nikmat yang Tuhan beri.

Malam tak pernah melulu soal gemerlap lampu, malam tidak selalu tentang cafe-cafe yang berisi pemuda-pemudi ngopi, malam tak pernah soal menonton konser atau pengajian besar lalu pulang dan terlelap begitu saja.

Satu hal paling besar yang malam suguhkan adalah tentang keheningan yang tidak semua orang bisa merasakannya.

Keheningan bagi sebagian orang mungkin berbeda makna. Beberapa orang menganggapnya sunyi, sepi dan membosankan. Lalu sisanya menilai keheningan sebagai saat-saat yang menakutkan. Tapi bagiku, keheningan adalah waktu di mana semua keramaian yang pernah kita lihat selama hidup bermunculan.

Keheningan itu semakin menyeruakkan hakikatnya mana kala kita juga sedang dalam kondisi sendirian.

Keheningan dan kesendirian tentu berbeda. Tapi keduanya selalu berhasil membuatku merasa bising.

Aku tidak tahu apakah kebisingan yang dihasilkan dari kesendirian dan keheningan itu baik untukku. Yang jelas, ada begitu banyak hal yang terjadi di dua waktu tersebut.

Jika kau membaca ini di siang hari, mungkin kau akan tidak fokus. Ada begitu banyak suara di sekitarmu. Mulai dari rengekan anak tetangga, musik dangdut yang didendangkan dari kejauhan, suara iklan-iklan di TV, suara motor yang dipanasi, suara klakson pedagang ayam keliling, suara pengamen angklung, suara orang peminta-minta, suara ibu yang menyuruh kita ke warung, atau barangkali suara adzan berkumandang. Tapi lihat saja jika kau membacanya di tengah malam, saat semua mata terlelap dan angin pun seolah memiliki suara.

Kau tahu? Bahkan bunyi gemuruh pesawat di atas sana pun bisa kita dengar hanya karena keheningan. Apalagi apa yang sedang hati dan pikiran bicarakan.

Sungguh, keheningan bukan keadaan sepi, bukan pula keadaan senyap apalagi kondisi mencekam yang barangkali disukai oleh para setan. Tidak, sama sekali bukan.

Dalam keheningan, bukan kantuk yang menyerang. Tapi keramaian yang ada di dalam hati dan pikiran kita perlahan muncul bergantian.

Aku tahu keheningan tidak selalu ada di malam hari, tapi hampir setiap malam mungkin selalu mengandung keheningan bagi orang-orang yang kesepian.

Aku pikir bagi orang-orang kesepian, mereka akan merasakan sesuatu yang berbeda dari kesendiriannya dan ia pun menemukan makna dari keheningan itu sendiri. Yah, bisa jadi kan?

Tapi Aku lebih penasaran akan satu hal, bagaimana orang-orang kesepian menghabiskan malam nya? Apa dalam benakmu juga terlintas pikiran yang sama? Atau Kau termasuk dari mereka yang bisanya cuma judgemental? Hobi melihat segala sesuatu dari covernya saja.

Sekali lagi Aku ingin mengetahui bagaimana orang-orang kesepian menghabiskan malam nya? Benarkah hanya ada rasa lelah dan kantuk saja? Benarkah hanya mereka habiskan untuk terlelap begitu mudahnya?

Atau apakah bagi mereka malam hanya selalu tentang kegelapan saja?

Berguru Kepada SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang