45. MASIH MENUNGGU

50 26 5
                                    

budidayakan vote dulu sebelum membaca dan jangan jadi sider ya!!

mau cepet-cepet end kan?

ayo vote biar aku makin rajin up nya.

HAPPY READING!!

Sudah satu minggu lebih setelah pencarian tersebut, belum ada sama sekali kabar ditemukannya Reza. Kemarin pun baru ditemukan satu jenazah yang diidentifikasikan sebagai supir mobil itu. Dan sampai sekarang pencarian itu masih terus berlanjut.

Naufal dan Abimanyu yang memang ikut turun kedalam jurang tersebut menatap dengan pandangan lurus kearah mobil yang sudah hangus terbakar. Sebelum mereka berdua pergi ke tempat kejadian perkara, Naufal mencegah Abimanyu untuk ikut dengannya, karena kondisi Abimanyu yang belum stabil.

Naufal melangkahkan kakinya mendekat kearah mobil tersebut, dengan kedua bola matanya yang sudah memanas. "Pengecut. Katanya mau kasih kado istimewa untuk Kiara, tapi lo malah pergi."

Hati Naufal berdenyut nyeri saat kembali  melihat mobil yang tepat di depan nya. Kedua tangannya mengepal kuat, pandangannya kembali mengabur. Seharusnya, Naufal mencegah Reza kemarin saat menelfon dirinya, memberitahukan bahwa akan pulang ke tanah air.

Naufal kemudian menolehkan kepalanya kesamping, karena seseorang yang tiba-tiba menepuk bahunya.

Dengan mata yang berkaca, Abimanyu berusaha tersenyum tipis melihat Naufal yang sudah menangis dalam diam. "Reza pergi sebelum liat gue sembuh."

***
Kiara melangkah kan kakinya masuk kedalam toko butiknya dengan tatapan mata yang kosong, tidak ada senyuman manis seperti biasanya saat menyapa para karyawannya. Ia langsung menuju ke ruangan kerjanya.

Sesampainya di depan pintu ruang kerjanya, Kiara tidak langsung masuk kedalamnya. Ia berdiri diam di depan pintu ruang kerjanya, menghembuskan nafasnya panjang, kemudian barulah Kiara masuk kedalam.

Kiara kembali berjalan kearah jendela yang berada di ruangan tersebut. Jendela yang langsung memperlihatkan jalanan lebar dari atas ruangannya.

"Seharusnya aku ngga menyuruh kamu terburu-buru untuk pulang. Dan seharusnya aku ngga selalu bertanya kapan kamu pulang."

Tangannya mengusap air mata yang kembali membasahi kedua pipinya. "Aku baru ingat, kalau besok itu hari kelahiran ku. Apa semua ini adalah hadiah ulang tahun untuk ku?"

Mengingat hal itu Kiara memejamkan matanya dan membuat air mata yang jatuh semakin deras membasahi pipinya.

Tok!

Tok!

Mendengar suara ketukan pintu dari arah luar, Kiara dengan cepat mengusap air matanya. "Masuk!"

"Kiara gue kangen banget sama lo." ucap Ayyara berlari kecil menuju kearah Kiara sambil merentangkan kedua tangannya berniat memeluk tubuh sahabatnya itu.

"Lo liat ini, gue bawa seblak kesukaan lo." Ayyara menunjukan sekantong kresek yang berisikan 2 bungkus styrofoam. "Ayo duduk kita makan."

Ayyara memang sering sekali bermain ke toko butik milik Kiara, tujuan nya kesana karena ingin menghibur Kiara agar tidak merasa sedih lagi. Walaupun Kiara juga sesekali melamun dan menangis saat mengingat Reza.

"Nggak enak ya? Atau lo udah gak suka lagi sama seblak?" tanya Ayyara, yang melihat Kiara diam saja dan hanya mengaduk-aduk seblak nya.

Kiara menggeleng pelan, "Gue jadi keingat sama Reza."

"Jangan kaya gini dong, mana Kiara yang selalu excited saat lagi makan seblak kesukaannya?" Ayyara menghela nafasnya sesaat. "Kita juga sama kaya lo, sama-sama kehilangan Reza. Tapi gue mohon, jangan terlalu berlarut larut dalam kesedihan."

"Lo nggak ngerasain disaat orang yang lo sayang itu pergi, Ay!" Kiara sedikit menaikan nada bicaranya.

"Gue kesini untuk hibur lo Ra, tapi lo masih berlarut dalam kesedihan itu. Kita semua juga sama kaya lo, bukan lo doang yang sedih dengan kepergian Reza. Semua juga sedih Ra. Semua nggak mau ini semua terjadi."

Ayyara mengambil tas selempang nya yang ia taruh di sofa, kemudian ia berdiri dari duduknya dan keluar dari ruang kerja Kiara, meninggalkan Kiara yang masih terdiam di sofa dengan mata yang berkaca-kaca.

***
"Kenapa?"

"Gue udah berusaha buat hibur Kiara. Tapi semua nya sama aja Fal, ngga ada perubahan." ucapnya menatap Naufal. "Ya, gue tau semua ini berat. Kalau gue jadi Kiara, mungkin gue bakal kaya gitu."

"Dia butuh waktu untuk semua ini.
Kejadian seminggu yang lalu itu belum bisa untuk Kiara lupain semuanya."

Ayyara menyenderkan punggungnya di kursi kayu berwarna putih yang terdapat di sebuah taman. "Ada kemajuan soal pencarian nya?"

Naufal menghela nafasnya panjang, "Ada, tadi tim SAR menemukan satu jenazah lagi. Tapi belum diidentifikasi itu Reza atau bukan. Karena yang belum ditemukan ity Reza sama manager Reza,  Glen."

"Tadi Abimanyu juga ikut?"

"Iya dia ikut, padahal gue udah cegah dia untuk jangan ikut dulu karena kondisi dia yang kurang stabil. Tapi dia Abimanyu, keras kepala."

Ayyara menoleh menatap Naufal, "Lo juga sama kaya Abimanyu. Keras kepala."

"Gue? Nggak." jawabnya cuek.

Ayyara menoel-noel pipi Naufal dengan jari telunjuk nya, "Ciee, ciee, udah jadi direktur perusahaan. Gimana enak ngga?"

Naufal memegang telunjuk Ayyara yang masih menoel-noel pipi nya itu, digenggamnya tangan Ayyara. "Ngga usah jahil." ucapnya, menatap tajam Ayyara.

Ayyara mengerjapkan kedua matanya lucu, gadis itu membeku saat mata tajam Naufal mantapnya tak berkedip.

"Sial, kenapa lucu!" batin Naufal menahan senyumannya, saat melihat Ayyara mengerjapkan kedua matanya.

Melepaskan genggaman tangan Ayyara, Naufal menjentikkan jarinya tepat didepan Ayyara yang melamun.

***
Setelah mendengar bahwa jenazah yang ditemukan itu bukanlah Reza, Abimanyu langsung menelfon ketiga temannya agar segera datang ke tempat kecelakaan itu.

"Jadi itu bukan Reza? Berarti Reza masih hidup kan?!" tanya Kiara memegang tangan Abimanyu.

"Ra, bukan karena Reza belum ditemukan dan lo langsung memastikan kalau Reza itu baik-baik aja. Ini jurang yang curam Ra, dan mobil yang jatuh itu jaraknya ngga jauh dari hilir sungai. Ngga mung---"

"Ngga mungkin apa?! Lo mau hilang kalau Reza udah ngga ada, iya! Kenapa lo bilang kaya gitu Bi, dia sahabat lo! Seharusnya lo ngga ngomong kaya gitu! Sama aja lo berdoa kalau Reza meninggal!!" pekik Kiara dengan air mata yang sudah deras. Hatinya terasa sesak saat Abimanyu mengatakan hal tersebut. Dirinya tak terima akan semua itu.

Abimanyu menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Maksud gue bukan gitu Ra."

"Ini masih hari ke-14 pencarian Reza, jadi Reza masih bisa ditemui! REZA MASIH HIDUP! DIA PASTI KEMBALI!"

Kiara terduduk lemas di tanah. Pandangannya memburam, kepalanya terasa berputar, dan dadanya sesak hingga membuatnya kesulitan untuk bernafas.

"Aku tau kamu ngga akan pernah tinggalin aku, dan aku akan tunggu kamu kembali."

***
lanjut gak nih?? kalau mau lanjut cerita nya kalian vote duku ya!!

ayo dong vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian supaya makin ramai ceritanya.

ayo vote biar aku makin rajin up nya dan cepet-cepet end.

follow akun wp aku bagi yang belum

-TBC-

FRIENDZONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang