empat

379 36 7
                                    

Hyei terperanjat. Dia buru-buru menundukkan kepala dan mengatur rambutnya agar menutupi sebagian wajahnya. Jelas saja dia tak ingin ketahuan, lalu ditertawakan oleh Hoseok karena jadi tukang bersih-bersih.

"Maaf, bisa kami masuk?" Suara Hoseok kembali terdengar.

"Ah, i-iya." Gadis itu memundurkan badan dengan tetap menunduk. Dia berpura-pura menyapu lantai, lalu membungkuk kepada keduanya dengan tetap memunggungi mereka dan berlalu secepatnya dari sana.

Di ujung koridor Hyei mengatur napasnya. Dia bersembunyi di balik tembok, lalu mengintip apa yang terjadi di sana.

Hoseok dan Seokjin berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan ke dalam. Tak berapa lama, sesosok gadis cantik datang menemuinya. Namun, Hyei tak dapat melihat gadis itu.

"Oppa ... bisa menungguku sebentar lagi?" Suara gadis itu terdengar manja.

"Tentu saja. Lanjutkan saja latihannya. Aku pun masih ada pemotretan. Nanti kalau sudah selesai hubungi aku, ya."

"Iya, Oppa ...," ucapnya lagi.

Hoseok menyerahkan paper bag yang dia bawa. "Jangan lupa dimakan," ucapnya sembari mengacak-acak rambut gadis itu. Setelahnya, mereka berdua pun berpamitan.

Hyei masih mengintip untuk memastikan Hoseok dan Seokjin telah pergi dari sana. Setelah itu, dia mengayun langkah kembali ke ruangan itu.

"Dia bicara dengan siapa, sih?" Gadis itu sangat penasaran. Tangannya membuka pintu guna mencari tahu Hoseok bicara dengan begitu lembut terhadap siapa, lalu paper bag itu untuk siapa dan apa isinya? Namun, tentu saja itu hanya pekerjaan yang sia-sia.

Gadis itu menghela napas dan bermaksud meninggalkan ruang latihan ketika seseorang memanggilnya.

"Eonni, apa kau akan membersihkan tempat ini? Kami sudah selesai latihan, jadi silakan bersihkan."

Hyei menatap gadis cantik dengan kulitnya yang putih mulus. Balutan celana pink dan bajunya yang mempertontonkan perut dan belahan dadanya membuat gadis itu tampak kian menawan.

"Silakan, Eonni," kata gadis itu lagi setelah dia dan teman-temannya duduk di pinggir ruang latihan.

Hyei membungkuk sambil menjawab iya, lalu mulai membersihkan ruangan itu.

Para anggota girl group itu berkumpul di dekat gadis tadi. Mereka seperti mengerubungi paper bag cokelat di dekat sang gadis.

"Chaerin-ah, ayoo, buka paper bagnya, kami ingin lihat apa yang diberikan Hoseok oppa untukmu." Suara salah satu dari mereka menarik attensi Hyei.

"Ah, ini pasti hanya makanan. Tadi Oppa bilang aku harus makan." Chaerin mengamankan paper bag itu. Di sana Hyei baru tahu kalau gadis manis berbaju pink itu bernama Chaerin. Sepertinya Hoseok menyukai gadis itu.

Chaerin sangat bahagia. Karena terus didesak oleh teman-temannya dia pun membuka paper bag itu. Hoseok memberinya kotak bekal yang dia siapkan sendiri. Teman-teman Chaerin bersorak sambil mengolok-olok gadis itu. Wajah Chaerin bersemu merah. Sementara Hyei tampak sangat kesal.

"Lihatlah, dia sangat memperhatikan pola makanmu." Gadis berama Lira menggoda temannya. Dia mengambil sepucuk surat dari dalam paper bag. "Hei, lihat. Surat ini aromanya begitu wangi. Ah, Hoseok Oppa memang sangat romantis."

"Kembalikan!" Chaerin mengejar Lira yang berlarian membawa suratnya.

Hyei yang kesal mencari celah agar bisa mencelakai Chaerin dan menyamarkannya seolah-olah itu hanya kecelakaan. Dia berniat menghalangi langkah Chaerin dengan stik sapu yang dia bawa, tapi saat stik sapu itu akan menghalangi Chaerin, dia mengurungkan niatnya.

"Aku bukan orang jahat," gumamnya. "Appa akan marah jika tau aku menyakiti seseorang karena cemburu." Akhirnya, Hyei pun melanjutkan tugasnya sambil menahan sakit hati.

Hyei menahan diri mendengar bagaimana anggota girlgroup itu terus berceloteh tentang Hoseok dan Chaerin sampai semua gadis-gadis cantik itu pergi meninggalkan ruangan. Hyei pun mendudukkan dirinya di lantai yang sudah dibersihkannya.

"Hanya sebulan. Apa aku bisa bersaing dengan gadis itu?" Hyei mengamati penampilannya. "Bagaimana caraku menarik perhatian Hoseok Appa?"

Sesekali Hyei menghela napas. Rasanya impiannya menjadi istri Hoseok tiba-tiba lenyap. Lelah memikirkan apa yang terjadi kepadanya Hyei pun melanjutkan tugasnya.

Hingga waktu berganti, malam pun tiba, Hyei akhirnya menyelesaikan satu harinya menjadi petugas kebersihan. Tubuhnya terasa pegal-pegal. Dia pun mengganti pakaian dan meninggalkan lobi untuk pulang. Hyei duduk di halte bus menunggu bus yang akan membawanya ke rumah.

Gadis itu duduk termenung sambil memandangi ponselnya, sampai suara klakson mobil membuyarkan lamunannya.

"Noona! Apa yang kau lakukan di sini? Mau aku antar pulang?"

Hyei mengangkat wajah dan menemukan Taehyung yang duduk di belakang setir kemudi.

"Kau tau siapa aku?"

Taehyung tertawa. "Memangnya siapa yang tak mengenalmu. Gadis kecil yang di hari pertamanya masuk kerja sudah membuat kehebohan."

Hyei tersipu malu. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "A-apa seheboh itu, ya?"

"Jangan hanya duduk di sana. Masuklah sebelum paparazi menangkap keberadaanku. Kita bisa bicara di mobil."

Hyei tak ingin menyulitkan Taehyung. Dia segera masuk ke kursi penumpang di sebelah pemuda tampan itu. Taehyung pun melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

"Kau sudah selesai? Mana teman-temanmu?" Hyei menatap Taehyung yang menyetir dengan tenang.

Taehyung menoleh sambil melempar senyum. "Sebaiknya kau lupakan keinginanmu. Kau masih terlalu lugu untuk terjebak di tengah kehidupan kami."

Karena Hyei hanya diam saja, Taehyung kembali bicara. "Hoseok hyung itu pemain, Hyei-sii. Kau mungkin akan merasa sangat dicintai satu bulan ke depan. Tapi, percayalah itu triknya dia untuk menghempaskanmu. Jadi, saat kau tengah berjuang nanti, jangan merasa telah memenangkan hatinya."

"Aku akan mengingatnya. Tapi, aku cukup percaya diri untuk bersaing dengan semua kekasih Appa."

Taehyung menoleh kepada Hyei sambil menghentikan mobilnya karena lampu merah. "Aku suka rasa percaya dirimu. Jadi, kurasa tak ada salahnya jika membantumu." Pria itu menatap seorang gadis yang tengah menyebrang. "Kau tau, jujur saja aku kurang suka dengan semua calon kakak iparku. Aku ingin Hoseok hyung bertemu gadis yang bukan dari kalangan idol. Dia butuh seseorang untuk menjaganya. Bukan idol yang berakhir sama-sama sibuk," lanjut Taehyung.

"Aku pasti berusaha mendapatkannya."

"Huum. Semangat. Jika dia tak menoleh padamu, kurasa kau harus menoleh padaku. Karena mungkin aku akan merebutmu darinya."

Hyei melongo mendengar ucapan Taehyung. Pemuda itu pun tertawa. "Aku hanya bercanda," ucapnya sambil menyentil kening Hyei, lalu melajukan mobilnya kembali.

Hyei termenung meraba keningnya. Dia teringat Hoseok saat melakukan itu tadi pagi. Gadis itu melirik Taehyung yang melajukan kendaraannya.

"Apa kau sudah makan?" Taehyung bertanya tanpa menoleh. "Kalau belum, temani aku makan sebentar, ya. Aku akan mentraktirmu."

"Mmm ... apa-apa aku boleh memasak sesuatu?"

Taehyung menoleh ke samping. "Maksudmu?"

"Aku boleh ke dorm kalian dan memasak untuk kalian?"

Taehyung memandang gadis itu sedikit lebih lama. Entah apa yang dipikirkannya saat ini karena dia tak langsung menjawab. Dia hanya memandang Hyei yang tersipu malu. Kemudian, dia kembali menatap jalan raya.

"Ah, sial. Kyopta ...." Taehyung bergumam pelan.

TBC

Hayo, ada apa dengan Tata? Jan sampai dia jatuh cinta sama Hyei, ya.

Apa Tae bener-bener pengen bantu Hyei? Atau ada niat lain dalam hatinya. Jan lupa komen dan vote biar aku makin semangat buat update, ya.

Mokaseeh😘😘😘

Love Wild DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang