Enam belas

112 16 11
                                    

Mobil Ferari biru metalik melaju menyusuri jalan-jalan kota Seoul. Seperti layaknya teman, Taehyung dan Hyei tampak akrab bercengkrama hal-hal yang tak begitu penting.

"Dari tadi kau hanya membawaku berputar-putar tak jelas. Apa kau tak merasa lelah setelah menyelesaikan konsermu? Aku saja yang jadi penonton merasa lelah dan ingin segera tidur." Hyei terdiam sesaat. "Lapar juga," lanjutnya kemudian sambil mengerucutkan bibirnya.

"Justru kita berkeliling untuk mencari restaurant terbaik agar kau bisa makan."

"Aku makan di pinggir jalan saja. Tak usah cari restaurant mewah. Ah, bagaimana kalau cari rekomendasi dari vlognya Tsuyang? Sepertinya makanan yang dia makan selalu lezat." Hyei menatap Taehyung dengan mata berbinar membuat Taehyung tertawa.

"Kau ini lucu sekali, ya. Aku heran kenapa Hoseok hyung bisa menolakmu. Dibandingkan Chaerin aku lebih suka padamu."

"Ya, itu kan kau bukan Appa. Selera Appa, kan si UR." Hyei mendengkus.

"UR?" Taehyung menatap Hyei dengan dahi berkerut. "UR siapa?"

"Eh, itu bukan siapa-siapa. Hanya sebuah nama yang aku dengar tadi." Hyei pun hanya tertawa.

"Kau kira bisa menutupinya dariku. Sebentar akan kudapatkan info itu dengan cepat." Tak berapa lama Taehyung pun tertawa. "Army memang luar biasa," ucapnya sambil tertawa setelah mendengarkan ulasan tentang Miss UR di media sosial. "Jadi sekarang kau sudah tau tentang hubungan Chaerin dan Hoseok-hyung?"

Hyei melempar pandangan ke tempat lain. "Tapi itu bukan urusanku," ucapnya terlihat tenang.

"Baguslah, karena sekarang yang harus jadi urusanmu hanya aku, bukan yang lain."

"Ish!" Hyei mendengkus, lalu mengabaikan Taehyung.

Tak berapa lama, mereke pun menemukan restaurant yang dicari. Taehyung mengajak Hyei mencicipi makanan Jepang di salah satu restaurant paling terkenal di Korea.

"Padahal tadi aku ingin mengajakmu makan di dorm. Masakanmu waktu itu enak sekali. Tapi, rasanya pasti canggung saat kau bertemu Hoseok."

Hyei menatap Taehyung sebentar, lalu meneguk minumannya dan menggeleng. "Biasa aja. Sudah kukatakan aku tak terlalu peduli. Semua sudah berlalu, dan aku baik-baik saja sekarang. Jangan membahas soal dia lagi."

Taehyung pun mengangguk, lalu melanjutkan makannya. Sesekali dia melirik Hyei yang tampak lahap memakan sajian sashimi di depannya.

"Tae-oppa, aku ke toilet sebentar, ya."

Taehyung mengangguk. Setelah Hyei pergi dari sana, Taehyung pun merogoh sesuatu dari kantong celananya. Dia membubuhkan serbuk putih ke dalam makanan Hyei. "Akhirnya," ucapnya sambil tersenyum menyeringai.

Hyei kembali dan melanjutkan makan sampai selesai, lalu meminta Taehyung mengantarnya pulang. Pria itu pun mengangguk. Sambil menunggu Taehyung selesai membayar makannya, Hyei melihat jam pada layar ponselnya.

"Ini sudah terlalu malam, besok aku harus bangun pagi-pagi sekali. Aish, mana besok aku shift pagi," gumam gadis itu.

"Kau kenapa? Habis makan wajahmu ditekuk seperti itu. Apa kau tak menikmati makanannya?"

"Bukan begitu, aku hanya ingin segera pulang dan tidur. Rasanya ngantuk sekali." Setelah makan tadi, Hyei memang jadi sangat mengantuk. Mungkin karena sudah sangat larut, atau juga karena obat tidur yang dibubuhkan Taehyung tadi.

"Nanti kau bisa tidur di mobil, akan aku bangunkan setelah sampai di rumah."

Hyei mengangguk sambil menguap. Dia sudah tak tahan lagi ingin segera masuk ke alam mimpi. Begitu tubuhnya masuk ke mobil dan terduduk, dia pun tertidur pulas.

Taehyung menatap gadis itu sambil tersenyum penuh arti. Dia merapikan anak rambut yang menutupi wajah Hyei. "Cantik dan manis. Kau benar-benar tipeku," ucap Taehyung, lalu mengusap hidung Hyei dengan jari telunjuknya.

Taehyung pun melajukan mobilnya menuju dorm Bangtan. Dia tak tahu di mana alamat Hyei. Dan sekarang saatnya menjalankan rencana ketiganya.

***

Hoseok masih menghitung waktu yang berlalu. Matanya enggan untuk terpejam, pikirannya dipenuhi dengan sikap dingin Hyei dan pembicaraan Chaerin tadi. Kata-kata yang begitu menyinggung perasaan Hyei itu, memang pernah dia ucapkan jadi dia tak bisa melakukan penyangkalan apa pun. Tapi, bukan itu maksud dari ucapannya. Dia memang ingin bertanggung jawab karena apa yang menimpa Hyei akibat kesalahannya, tapi bukan berarti dia tak menyayangi gadis itu. Bagaimanapun dia tahu siapa Hyei dari kecil, karena ibu panti selalu memberinya kabar tentang perkembangan gadis itu.

Tentang bagaimana Hyei berjuang melawan pembulian teman-temannya, tentang bagaimana dia bertahan dan berusaha menurunkan berat badannya. Hyei yang pantang menyerah dan baik hati, semua hal tentang Hyei dia sangat memahaminya. Hanya saja mungkin dia memang tak merasakan cinta untuk gadis itu. Tapi, dia bisa mempelajarinya. Bukankah setelah hidup bersama, cinta bisa datang karena terbiasa. Karena itu Hoseok ingin bertanggung jawab dan melindungi masa muda gadis itu.

Hingga Taehyung kembali dari acara jalan-jalannya. Hoseok masih belum tidur. Dia bisa mendengar kedatangan pria itu karena keheningan di dorm itu sesaat terusik oleh langkah kakinya, lalu sesaat hening kembali tercipta. Semuanya terlelap kecuali Hoseok.

Taehyung merebahkan Hyei di ranjangnya. Gadis itu masih tertidur pulas di bawah pengaruh obat tidur. Dia mengusap lembut rambut kepala gadis itu. "Merebutmu dari Hoseok-hyung sangat mudah bagiku, kau akan mengerti nanti, Hyei. Jadi kau harus bertahan, aku pasti bisa membuatmu bahagia."

Taehyung menyelimuti tubuh Hyei, lalu beranjak tidur di sofa. Tak berapa lama, dia pun terlelap.

Hoseok yang mulai kelelahan pun akhirnya terlelap. Namun, hanya beberapa jam saja, karena dia kembali terjaga. Dia sangat gelisah dalam tidurnya.

Merasa matanya enggan untuk terpejam kembali, Hoseok pun bangkit dari tidurnya. Dia putuskan untuk bangun lebih awal dan membuat sarapan untuk semua member. Hoseok memeriksa isi kulkas. Seingatnya terakhir kali dia belanja seminggu yang lalu, jadi dia pikir beberapa bahan makanan pasti sudah habis.

Benar saja, yang tersisa di kulkasnya hanya tomat dan beberapa butir bawang bombay. Hoseok pun memutuskan untuk pergi ke supermarket membeli stock makanan untuk seminggu ke depan.

Tak berapa lama dia kembali dengan beberapa kantong belanjaan. Hoseok meletakkan kantong-kantong itu di atas meja dapur. Dia hendak mengambil segelas air ketika didengarnya pintu kamar Taehyung terbuka. Hoseok menoleh, lalu mendapati Hyei keluar dari sana. Dia tergugu. "Apa gadis itu tidur dengan Taehyung? Sudah sejauh itukah hubungan mereka."

"Aaah, aku akan terlambat!" Hyei mengacak rambutnya frustasi. "Taehyung sialan! Dia harus membayar semua perbuatannya padaku tadi malam. Awas saja jika dia lari!" Kesal gadis itu sambil gegas memakai sepatu. Dia harus kembali ke apartement untuk membersihkan badan sebelum berangkat ke tempat kerja, itu artinya dia akan kehilangan cukup banyak waktu. Belum lagi dia harus menunggu bus kota dan berjalan cukup jauh ke halte dari drom Bangtan karena dorm itu jauh dari jalan umum.

"Hyei."

Hoseok memanggilnya membuat gadis itu menoleh. Dia sangat terkejut mendapati Hoseok sudah berdiri di dekatnya. Dengan buru-buru Hyei menundukkan wajah dan membenahi pakaiannya.

"Anyeong, Appa. Selamat pagi. Maaf aku mengganggumu. Aku permisi," ucapnya, membungkuk sekilas, lalu membalik badan bersiap untuk melangkah.

"Tunggu!" Hoseok bergerak cepat dan menahan tangannya. Entah apa yang membuatnya begitu lancang merapikan rambut gadis itu. "Begini jauh lebih baik," ucapnya setelah menyisir rambut Hyei dengan jemarinya. "Aku antar kau pulang, ya."

Hyei hanya menatap sekilas, lalu membuang muka. "Terakhir kali kau mengantarku pulang dari sini, lalu membuangku di jalanan. Aku tak ingin dijadikan bahan lelucon olehmu dan kekasihmu untuk yang kedua kalinya. Permisi!" ucap Hyei, lalu berlari meninggalkan Hoseok yang terhenyak dengan jawaban gadis itu. Tangan Hoseok menggantung lemah. Dia terdiam mematung menatap kosong ke arah pintu. Hyei telah hilang dari pandangannya.

TBC

Yang baru mampir buat baca, selamat datang. Jangan lupa tinggalkan komen biar aku lebih semangat buat lanjut.

Mampir juga ke ceritaku yang lain, ya. Makasih ....

Love Wild DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang