Delapan

198 32 5
                                    

Semilir angin memainkan rambut Hyei yang duduk di dekat pohon mapel berwarna kemerahan. Matahari sebentar lagi tenggelam. Semburat rona jingga mengintip dari balik awan-awan putih yang berarak di langit biru.

Ayunan tali tambang di pohon mapel masih berayun pelan setelah sepasang anak kembar yang bermain di sana pergi meninggalkan ayunan itu. Cicit burung yang baru pulang setelah seharian terbang mencari makan terdengar merdu, tapi tak mengusik atensi Hyei yang masih mematung diam menatap lembah dari atas perbukitan tempatnya berada saat ini.

Sejam yang lalu salah seorang anak panti mengantarnya ke sana sebab sejak kejadian itu, Hyei memang lebih suka menyendiri di bukit belakang panti asuhan tempatnya tumbuh bersama anak-anak yatim yang lainnya.

Telah seminggu Hyei pulang setelah sadarkan diri dan mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Selama itu, selain Taehyung tak ada seorang pun dari anggota BTS yang datang mengunjunginya. Bahkan Hoseok yang harus bertanggung jawab atad kejadian itu, sama sekali tak menghubunginya.

Suara seseorang yang mendekat membuat Hyei merapikan selimut rajut yang membungkus tubuhnya. Dia menatap kakinya yang terbungkus gipsum dan bertengger di pijakan kursi roda.

"Kau datang lagi?"

"Aku sudah berjanji akan datang, kan." Pria itu menjawab pertanyaan Hyei, lalu duduk di papan ayunan. "Masih betah di sini, ya."

"Ini tempat yang paling membuatku nyaman." Hyei menoleh pada pria di sebelahnya, lalu menanggapi sebotol susu strowbery dari pria itu. "Bagaimana pekerjaanmu?"

"Begitu-begitu saja. Rekaman, pemotretan, dikejar paparazi, dan yang lainnya."

"Apa kau bosan, Taehyung Oppa?"

Taehyung tersenyum. "Aku bosan kalau tak melihatmu tersenyum," ucapnya, lalu mengirimkan wink-nya membuat Hyei mencibir.

"Aku calon kakak iparmu, jadi jangan macam-macam."

Taehyung pun tertawa mendengar ucapan Hyei. "Tapi, aku berharap Hoseok Hyung segera menikah dengan Chaerim. Jadi, aku bisa merayumu sesukaku."

"Rayu saja, karena aku tak akan pernah berpaling."

"Benarkah? Mau bertaruh denganku? Kalau aku tak bisa membuatmu jatuh cinta, akan kuberikan apa pun yang kau mau."

"Sudahlah." Hyei menghela napas, lalu kembali memandang langit. Lampu-lampu rumah penduduk di bawah sana sudah mulai dinyalakan. "Memangnya siapa yang mau berdekatan denganku sekarang, Tae Oppa. Aku cukup tau diri, tapi terima kasih sudah menghiburku."

Taehyung terdiam sesaat. Dia turut serta menatap langit dan merasakan keheningan di tempat itu. "Hoseok hyung tak tau aku sering kemari. Jika dia tau, aku yakin dia akan memarahiku."

"Tentu saja. Aku pun tak suka kau datang. Ibu panti bersusah payah menutup kasus itu agar tak terekspose ke permukaan karena bagaimanapun nama Hoseok akan terbawa-bawa jika kasusnya diungkap. Aku harus menjelaskan alasan kenapa aku bisa ada di tempat itu. Lalu, apa kau sadar kedatanganmu bisa memicu masalah baru?"

"Aku tak sebodoh itu hingga membiarkan paparazi menemukanku di sini." Taehyung bangkit dari duduknya. Dia mengeluarkan box makanan dari sana.

"Apa yang kau bawa?"

"Mau makan jajjangmyeon denganku? Aku membelinya di warung pinggir jalan."

"Kau tak ada kerjaan, ya, hingga kau bisa melakukan ini semua? Dasar artis nganggur."

Taehyung pun tertawa mendengar kelakar gadis di sebelahnya. "Sudah, ayo, makanlah selagi mienya belum terlalu mengembang."

"Tapi, ini sudah mengembang, Oppa."

Love Wild DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang