Tiga puluh tiga

187 17 19
                                    

"Kenapa kalian kemari pagi-pagi." Hoseok bersungut kesal. Setelah memperbaiki pakaiannya, dia kembali bergabung dengan seluruh member yang menertawakannya sejak tadi.

"Kami hanya ingin bertemu Hyei," jawab Taehyung.

"Dan mengucap selamat," imbuh Namjoon seperti anak kecil yang lugu dan polos.

"Iya, selamat," Seokjin menimpali. "Selamat sudah membuat Hoseok tergila-gila," lanjutnya.

"Tapi percuma tak dapat pelampiasan," sahut Yoongi dengan gaya tak acuhnya.

"Yak! Kalian, sampai kapan mengolok-olokku?" Hoseok memberenggut, tapi yang lain malah tertawa.

Jungkook yang duduk paling dekat dengan Hoseok pun berbisik, "Sampai kau berhasil membuka segelnya."

"Diam, Jung!" kembali Hoseok mendelik kesal. Enam member yang lain pun kembali terbahak.

Jimin bangun dari duduknya, lalu mendekati kamar Hyei. Dia mengetuk pintu dari luar. "Hyei ... sudah pakai baju belum? Bra mu, kan basah. Biar kuambilkan bra Seonyi, ya. Sepertinya ukurannya sama."

"Mati sana, Park Jimin!" teriak Hyei. Sungguh saat ini dia benar-benar malu. Bagaimana bisa dia terlena dengan buaian Hoseok dan membuat seluruh member tahu apa yang terjadi.

Jimin tertawa, sementara Hoseok melemparinya dengan bantal.

"Sudah-sudah jangan dibahas lagi." Namjoon bersuara. "Jimin, panggil Hyei, kita harus bicara padanya.

"Biar aku saja." Hoseok pun bangkit dari duduknya dan mengetuk pintu kamar Hyei sebelum masuk ke kamar itu.

"Yak! Kalian kenapa malah berbuat mesum saat kami ada di sini!" teriak Taehyung. Hoseok hanya memutar bola mata malas. Dia enggan membalas ucapan pemuda itu.

"Appa ... aku malu ...," Hyei merajuk manja. Hoseok mendekatinya dan duduk di tepian ranjang yang sama.

"Sudah tak apa-apa. Nanti juga kau akan terbiasa." Hoseok menepuk punggung tangan gadis itu. "Kita keluar, ya. Sepertinya ada hal penting yang ingin mereka sampaikan sebelum kita berangkat ke Jepang."

"Jepang?" Hyei mengerutkan dahi. Hoseok lupa bahwa dia belum memberitahunya tentang rencana itu.

"Lima hari lagi Bangtan mau berangkat ke Jepang untuk mengisi acara di salah satu stasiun televisi, juga rekaman untuk album baru. Rencananya paling cepat seminggu, paling lambat sepuluh hari. Kalau kau tinggal di sini sendirian, pasti kau akan bosan."

"Aku bisa pulang ke Gwangju dan menunggumu di sana," sahut Hyei.

Seketika Hoseok mendelik kesal. "Aku tak mengizinkanmu jauh dariku."

Hyei ternganga mendengar jawaban Hoseok. "Sejak kapan kau jadi seposesif ini?" tanya gadis itu tak percaya.

"Sejak kau membuatku jatuh cinta dan tergila-gila padamu."

"Gombal!"

"Serius, Hyei, kau membuatku hampir gila."

"Gila karena ...?" Hyei menggantung ucapannya. "Karena belum mendapatkan tubuhku?" Gadis itu hendak berdiri, tapi Hoseok menahannya.

"Jangan berpikiran buruk, Hyei. Aku tak akan menyentuhmu kalau kau tak mau."

"Sentuh aku setelah kau menikahiku. Baru aku bisa percaya kau benar-benar telah jatuh cinta."

"Baik," sahut Hoseok tegas. "Tunggu sebulan lagi setelah aku mengumumkan hubunganku dan Chaerin sudah berakhir."

Suasana seketika hening setelah Hoseok mengatakan hal itu. Karena hatinya yang terlalu bahagia, Hyei lupa bahwa di tengah hubungannya dengan Hoseok masih ada Chaerin yang bisa memecah ikatan itu. Masalah Hoseok dan Chaerin masih belum kelar.

Love Wild DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang