Tiga puluh tujuh

110 17 6
                                    

Kegiatan Bangtan di Jepang benar-benar kacau, tapi mereka tak bisa membatalkan setiap rencana yang sudah tersusun, termasuk acara konser yang sudah disepakati dengan promotor tour Jepang. Akhirnya, mau tak mau mereka tetap menjalani kegiatan sesuai dengan apa yang sudah dijadwalkan. Yang dicancel hanya syuting Hoseok dengan Chaerin. Chaerin segera diberangkatkan ke Korea untuk menghindari keributan. Hyei pun dikeluarkan dari tim dan diharuskan berangkat ke Korea. Dia langsung dipecat hari itu juga, tapi keberangkatannya ke Korea masih bisa dicegah karena semua member Bangtan melindunginya. Bagaimanapun tak hanya Hoseok yang khawatir akan keselamatan gadis itu, tapi keenam member lainnya juga. Karena itu, mereka ingin melihat Hyei dalam jangkauan pengawasan mereka.

Hyei termangu di dekat kolam. Bangtan sedang mengadakan rapat internal untuk konser terakhir mereka malam nanti. Gadis itu memang masih diijinkan untuk tetap tinggal, tapi tidak diijinkan mendekat. Hoseok pun menyewa bodyguard untuk menjaga keselamatan sang kekasih.

"Hei, bukankah dia perempuan itu?"

Bisikan-bisakan terdengar dari sisi lain kolam. Hyei mencoba mengabaikannya.

"Kurasa iya, dasar perempuan tak tau malu. Dia pikir mampu bersaing dengan Chaerin? Lihatlah, bahkan ujung kuku Chaerin pun masih lebih cantik dari wajahnya yang kampungan."

Hyei mengambil jus jeruk di meja, lalu menelan dengan kelu. Dia hanya mencoba untuk bertahan demi Hoseok. Semalam dia telah berjanji untuk melewati masa sulit ini bersama-sama.

Tak tahan dengan gosip yang menyudutkannya, Hyei memutuskan untuk mengunci diri di kamarnya. Dia hanya ingin tenang agar Hoseok juga bisa bekerja dengan tenang.

Ketukan pintu room service membuat Hyei bangkit dan mengabaikan acara televisi yang sedang dia tonton. Dari lubang kunci dia melihat sang bodyguard tengah memeriksa pegawai itu. Setelah merasa aman, bodyguard itu mempersilahkan sang pegawai masuk.

Senyum ramah terpatri di bibir pegawai wanita itu. Dia menyajikan makan siang sesuai pesanan.

"Aku pikir kau secantik apa sampai membuat Hoseok Oppa mengkhianati Chaerin Eonni. Rupanya hanya perempuan murahan yang cuma bisa ngangkang. Paling bentar lagi Hoseok Oppa juga bakal balik lagi sama Chaerin Eonni."

Hyei tergugu mendengar ucapan wanita yang sedang menyajikan makanan di depannya. Rasanya dia ingin mencakar-cakar mulut pegawai itu, tapi tubuhnya membeku saat pisau buah menempel di lehernya. Dia tak menyangka kalau pegawai hotel itu begitu barbar.

"Kau itu perempuan jalang yang membuatku muak! Aku hanya akan meminta sekali saja, jauhi Hoseok Oppa, atau kau akan celaka!" Pegawai wanita itu menatap Hyei penuh amarah. "Awas saja kalau karir Oppa terancam karena perempuan brengsek sepertimu. Kalau sampai itu terjadi, jangankan Korea, bahkan ke seluruh dunia sekalipun aku akan memburumu!"

"Kau ...." Hyei tak ingin terlihat lemah, tapi air matanya tak bisa di ajak kompromi. Air mata itu menetes begitu saja. "Jangan bilang kau yang mengirim pesan ancaman itu?"

Perempuan tadi meletakkan pisau buah kembali ke atas meja, lalu merapikan pakaiannya dan berkata, "Aku bukan orang yang tanpa kerjaan yang akan mengirim pesan nggak mutu. Tapi, kalau memang ada yang mengancammu, aku berterima kasih padanya. Setidaknya kau bisa tau diri dan segera menjauh. Kami sudah menantikan Hoseok dan Chaerin bersanding di pelaminan."

Hyei hanya bisa diam, bahkan ketika perempuan itu pergi meninggalkan kamar itu, Hyei pun masih mengunci mulutnya.

Tak berapa lama, setelah wanita itu pergi, Hoseok masuk ke kamar itu. "Kau belum makan?" tanya Hoseok saat melihat makan siang Hyei yang belum tersentuh.

Hyei menggeleng. "Aku menunggumu. Apa kau sudah makan?"

"Aku makan bersama member tadi, tapi akan kutemani kau makan." Hoseok mendudukkan dirinya di sebelah gadis itu. Dia menggenggam tangan Hyei dengan hangat. "Kau baik-baik saja, kan?" Ditatapnya gadis itu lekat-lekat. "Tunggu sehari lagi, ya. Setelah konser nanti, kita akan langsung kembali ke Korea."

"Aku ...." Hyei menunduk. Hoseok menunggu lanjutan kalimat itu, tapi Hyei kembali mengangkat wajahnya dan tersenyum. Dia menjatuhkan kecupan di bibir Hoseok. "Jangan pikirkan aku, guncang Jepang malam ini, ya. Akan sangat senang melihatmu bersenang-senang dengan Army."

Hoseok menangkup pipi Hyei dengan tangan kanannya. "Terima kasih. Dengan kau bersikap tegar begini, aku jadi lebih tenang. Aku berjanji semua akan baik-baik saja. Ingat pesanku, jangan buka sosmed sementara waktu. Kau mengerti?"

Hyei mengangguk, Hoseok pun mencium bibir gadis itu. "Ayo, sekarang makan. Biar aku suapi, ya."

Sekali lagi Hyei mengangguk, lalu sesuap demi sesuap makanan masuk ke mulutnya. Rasa hangat memenuhi hati perempuan itu. Hoseok sangat perhatian dan begitu menjaganya.

Setelah selesai makan, Hoseok pun meninggalkan Hyei bersiap untuk konsernya malam ini. Hyei memeluknya seakan-akan tak ingin lepas dari pria itu, tapi bagaimanapun dia harus bertahan dan tetap kuat.

Melihat Hyei yang tak rela melepasnya, Hoseok pun tertawa pelan. Dia mengacak-acak poni gadis itu, lalu mencium bibirnya. "Malam ini, sebelum kita ke Korea, aku akan membuatmu terkapar seperti semalam."

"Ih, dasar mesum." Hyei mencubit pinggang pria itu.

"Kenapa? Yang penting kau suka, kan."

"Sudah pergi sana!" Hyei mengusir Hoseok untuk pergi. Wajahnya telah semerah kepiting rebus. Hoseok hanya tertawa, lalu pergi meninggalkan Hyei di kamarnya dengan penjagaan bodyguard.

Malam ini, Hyei terpaksa menonton konser Bangtan melalui live streaming. Sembari menunggu waktu konser dimulai, Hyei menghabiskan waktu dengan membaca buku yang dibawanya dari Korea.

Tepat jam delapan malam, Hyei pun duduk di depan televisi. Salurannya telah terhubung dengan siaran langsung konser BTS di hari terakhirnya di Jepang.

Meski menonton sendiri di kamar, dia cukup menikmati acara itu. Di menit ke tigapuluh acara itu, Hoseok tampil memukau dengan lagu solonya 'Just Dance.' Melihat Hoseok meliuk di atas panggung membawa pikiran Hyei kembali ke masa lalu, masa ketika dia masih di panti asuhan dan tak pernah melewatkan sedetikpun acara yang berkaitan dengan BTS dan Hoseok. Baginya Hoseok sudah menjadi suami dan miliknya seutuhnya.

Hyei benar-benar terpana dan lupa diri jika itu menyangkut Hoseok. Tak henti-hentinya dia bersenandung mengikuti lagu yang dibawakan Hoseok. Namun, tiba-tiba sesuatu terjadi. Kejadiannya begitu cepat. Hyei tak melihat dengan jelas apa yang terjadi, tapi kepanikan segera menjadi satu-satunya hal yang bisa dia tonton di layar televisi.

Dada Hyei berdebar kencang. Segera dia menghubungi Soan, tapi Soan tak menjawab. Tubuh Hyei gemetar. Notifikasi ponsel mengagetkannya. Dia segera mengambil ponsel itu berharap mendapat kabar tentang situasi konser saat itu, tapi apa yang dibacanya membuatnya lunglai. Ponselnya terjatuh begitu saja. Air mata tumpah tak terbendung, Hyei menutup mulutnya, kelu.

"Ap ... pa ...," ucapnya gemetar.

TBC

Love Wild DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang