Dua puluh tiga

99 15 4
                                    

Taehyung dan Hoseok memaku diri terduduk dalam mobil yang baru saja berhenti di pelataran parkir Big Hit. Mereka baru saja kembali dari apartement Hyei. Suasana hening menyelimuti karena keduanya terjebak dalam pikiran masing-masing. Tadi mereka hanya menemukan serpihan sobekan bikini di depan pintu apartement. Selebihnya tak ada apa pun. Sepertinya seseorang telah membersihkannya dan tanpa sengaja menjatuhkan sobekan kain itu. Hoseok mengenali itu bikini yang dipakai oleh Hyei saat di Gyeongpo.

Setelah mendengar penjelasan Hoseok tentang apa yang dia dan Hyei lakukan di hari itu, Taehyung pun mengunci mulutnya rapat-rapat. Hoseok jelas tak menjelaskan setiap kejadiannya dengan detail. Hal-hal yang sekiranya bisa menyakiti hati maknaenya itu, semua di tutupi rapat-rapat oleh Hoseok.

"Hyung." Suara Taehyung terdengar datar dan dingin. "Menjauhlah dari Hyei. Aku tak ingin dia terluka lagi." Taehyung meremat setir kemudinya. Dia menarik napas panjang. "Aku telah menyusun begitu banyak rencana untuk membuatmu cemburu agar kau bisa menyesal telah kehilangannya, barulah akan kujelaskan bahwa kedekatanku dengan Hyei selama ini hanya untuk memancing perasaan cinta di hatimu."

"Apa mengajaknya jalan-jalan dan menginap di dorm waktu itu juga bagian dari rencana ini?" tanya Hoseok sembari menatap Taehyung yang masih memasang wajah sendu.

Taehyung mengangguk. "Iya ... Aku dan member yang lain menyusun rencana itu bersama-sama."

"Termasuk Jimin?"

Taehyung mengangguk. Sementara Hoseok menatap tak percaya.

"Aku pikir, setelah kau merasa cemburu, kau akan mendekati Hyei dan berusaha mendapatkannya, tapi ... setelah kalian makin dekat hal yang terjadi malah jauh di luar perkiraan ... karena itu ...." Taehyung menggantung kata-katanya. "Karena itu ... mulai hari ini jauhi Hyei. Kedekatanmu dengannya hanya akan membuatnya kian terluka. Aku tak akan memaafkan siapa pun yang membuat Hyei terluka. Tidak, meski itu adalah kau, Hyung." Taehyung menoleh kepada Hoseok. "Maafkan aku, Hyung. Aku akan melindungi gadis yang kusayangi. Maaf jika kali ini aku akan melawanmu." Taehyung membungkuk hormat kepada Hoseok, lalu membuka pintu mobil dan meninggalkan pria itu.

Hoseok terdiam. Mulutnya terkunci rapat. Dia memperhatikan Taehyung yang pergi menjauh. Dadanya berdenyut sakit. Bahkan lebih sakit dari menemukan kenyataan Chaerin yang berselingkuh. Hoseok tak sadar entah kapan dia telah jatuh cinta pada Hyei. Dia tak ingat entah sejak kapan hati dan pikirannya menginginkan gadis itu. Tingkah Hyei yang kadang nakal dan sok dewasa, lalu berubah jadi gadis yang begitu lugu yang bahkan tak sadar kalau bibirnya sakit karena Hoseok menikmati bibir ranum itu hampir semalaman. Bibir yang membuat Hoseok kecanduan, entah sejak kapan  mengukir rindu di hatinya.

Hoseok pun membuka pintu mobil dengan pelan. Seakan-akan seluruh tenanganya telah lesap, jiwanya hilang entah ke mana. Langkahnya gontai menuju ruang studionya. Benar seperti yang dikatakan Taehyung, pada akhirnya dia menyesal. Menyesal karena sekarang dia benar-benar kehilangan gadis itu. Taehyung tak akan pernah lagi punya rencana untuk menyerahkan Hyei kepadanya.

Di sepanjang koridor, Hoseok hanya melangkah dalam diam. Sejenak dia mematung di depan ruang peristirahatan di mana Hyei terbaring. Dia mendorong pelan daun pintu yang sedikit terbuka, lalu terdiam menyaksikan Taehyung memeluk Hyei dengan penuh kasih. Gadis itu pun tak menolaknya sama sekali. Cukup lama dia terdiam di sana sebelum diputuskannya untuk menjauh. Dia tak akan menjadi penghalang bagi Taehyung. Ya, Taehyung memang lebih baik darinya.

***

Taehyung menangkup wajah Hyei penuh kasih. "Hyei, jangan pikirkan apa pun lagi, ya. Aku sudah mengeceknya ke rumahmu dan tak ada apa-apa di sana. Lalu, setelah ini kau tak usah tinggal di sana lagi karena aku akan mengajakmu tinggal di dorm. Kami sudah mendapatkan izin. Sampai polisi berhasil menyelidiki masalah ini dan menemukan pelakunya, kau akan tetap tinggal di dorm bersama kami. Kau mengerti?"

Hyei mengangguk. Hatinya sedikit tenang karena Taehyung yang selalu ada dan menjaganya. Saat Taehyung keluar dari ruangan itu, Soan atau member yang lain yang akan menggantikannya menemani di sana. Dia tak pernah sendiri. Hanya saja satu hal yang mengganjal di hatinya, Hoseok tak sekalipun menemuinya. Dia sempat menanyakan Hoseok kepada sahabatnya, tapi Soan hanya berkata bahwa Hoseok sedang sibuk dengan mixtape barunya, dia pasti akan datang kalau sudah ada waktu.

"Hyei, berjanjilah padaku kau akan selalu baik-baik saja, ya," ucap Taehyung lembut.

"Iya, terima kasih, Oppa. Tapi sekarang aku lapar. Bisakah aku meminta ayam goreng?" tanya gadis itu. Matanya mengerjap lucu.

"Kau tak harus menjadi seimut ini hanya untuk meminta ayam goreng," ucap Taehyung seraya mengulum senyum. "Sebentar akan kupesankan makanan yang enak untukmu sebagai teman si ayam goreng."

"Wah ... terima kasih, Oppa." Mata Hyei berbinar. Hati Taehyung menghangat melihatnya. Dia bisa sedikit lebih tenang karena kondisi Hyei yang sudah membaik.

"Kau tunggu di sini sebentar, ya. Aku mau ambil pesananmu ke lantai bawah. Dengan begini kau akan merasa yakin makananmu aman, kan? Atau kau ingin orang lain yang membawanya kemari dan aku menungguimu di sini?"

Hyei menggeleng. "Tidak, kau pergi saja. Aku akan menunggu."

Taehyung pun mengangguk, lalu meninggalkan Hyei sendiri. Hyei menatap kepergian Taehyung hingga menghilang di balik pintu. Rasa penasaran yang mengusik hatinya memaksa kakinya untuk turun dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar itu. Dia ingin bertemu Hoseok. Hyei ingat di saku bajunya ada photo yang ingin dia berikan kepada Hoseok. Hatinya terus berkata bahwa Hoseok harus tahu tentang masalah ini karena dia bisa mengatasinya, hanya dia yang bisa melindunginya.

Hyei melangkah menyusuri koridor menuju studio Hoseok. Bersyukur dia pernah bekerja di sana. Walau hanya sehari, dia masih bisa mengingat di mana letak studio itu. Dia berharap Hoseok ada di studionya, jadi mereka bisa bicara dengan lebih leluasa.

Tinggal beberapa langkah lagi Hyei sampai di ruang studio itu. Pintu studio tiba-tiba terbuka. Jimin keluar dari sana dan melihatnya datang.

"Hyei, kau di sini? Apa kau ingin mencari Hoseok-hyung?"

Hyei mengangguk, "Apa Appa ada di sana."

"Ada, tapi ...." Jimin memotong ucapannya. "Hyung sedang sangat sibuk, jadi sebaiknya kau kembali nanti saja."

"Oh, begitukah. Baiklah, kalau gitu aku akan kembali nanti saja. Aku tak ingin mengganggunya." Hyei hendak membalik arah dan kembali ke ruang peristirahatan bersama Jimin ketika pintu ruang studio terbuka. Mereka berdua pun menoleh ke arah pintu itu.

Chaerin keluar dari sana. Yang lebih mengejutkan dari itu, saat Chaerin melambaikan tangan kepada Hoseok, pria itu malah mencegah kepergian Chaerin. Dia dengan cepat menangkup wajah Chaerin dan mencium bibir perempuan itu dengan sangat intens.

TBC

Love Wild DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang