"Kau kenapa, sih? Malah pingsan di sini." Soan mencebik sambil menatap Hyei yang duduk di tepian ranjang meneguk segelas air putih. "Kalau jalan lihat-lihat, dong. Jangan asal tubruk orang. Jadinya begini, kan."
Hyei mendengkus. "Sudah? Apa masih mau lanjut bicara?" Gadis itu berdiri seraya merapikan pakaiannya. "Sebaiknya aku pulang saja. Tempat ini tak cocok buatku," ucap Hyei bersiap untuk pergi.
"Eits, mana bisa begitu. Susah susah aku memaksamu untuk datang, kau malah mau pergi. Ayo, kita nonton dulu."
"Kepalaku pusing, Eonni. Aku mau tidur."
"Manja!" Soan mengabaikan ucapan Hyei, lalu menyeret gadis itu pergi dari ruang istirahatnya.
Benturan tadi menyisakan memar di kening Hyei, tapi Soan mengabaikannya. Hari ini mereka harus bersenang-senang, pikirnya.
Tak berapa lama, keduanya telah duduk di kursi yang disediakan sesuai dengan nomor tiket yang mereka pegang. Acara sudah dimulai beberapa saat yang lalu. Chaerin dan grupnya sudah tampil sebagai undangan. Dan sekarang acara sepenuhnya milik BTS dan Army untuk bersenang-senang.
Jika keadaan masih seperti dulu, Hyei pasti akan sangat menikmati acara itu, tapi sekarang yang mendekam dalam hatinya hanyalah keinginan untuk segera pergi dari sana. Di saat yang lain fokus menikmati acara, Hyei malah sibuk dengan ponselnya, berpura-pura acuh padahal hatinya ingin sekali menikmati acara itu.
"Hyei ... lihat Hoseok sangat tampan."
"Tampan juga bukan punyamu apalagi punyaku."
Soan mendengkus, lalu memukul lengan Hyei. "Hoseok juga bukan punya Chaerin. Aku bertaruh sebentar lagi mereka pasti akan putus."
"Jangan suka mendoakan hal-hal yang tak baik."
"Kau belum tau, kan kalau Chaerin itu punya selingkuhan. Banyak Army yang mengingatkan Hoseok dan memintanya mengakhiri cinta mereka. Army tak rela jika Hoseok mereka diperlakukan seperti itu oleh seorang perempuan. Kau tau apa julukan Chaerin di kalangan Army?"
Hyei mengangkat bahu.
"Ish, kau ini benar-benar harus dicoret dari Army. Si Chaerin itu dikasi nama UR. Miss UR, yang artinya Miss Ugly Rotten."
"Pffft ...." Hyei membekap mulutnya sendiri karena menyemburkan tawa tanpa sengaja. "Sudahlah jangan bergosip lagi, kau membuatku tertawa di tengah pertunjukan mereka." Hyei mengangkat wajah, lalu tanpa sengaja matanya bertemu dengan tatapan Hoseok. Seketika jantungnya berdebar kencang. Sesaat dia membiarkan matanya terkunci dalam tatapan itu, tapi kemudian kembali mengalihkan pandangan menghindar. Dia memilih menatap Army yang duduk di barisan sebelahnya yang dengan antusias mengayunkan Army bom.
Hoseok masih menatap Hyei, memperhatikan bagaimana gadis itu menghindarinya. Setelah cukup lama Hyei tak lagi menoleh kepadanya, dia pun mengalihkan tatapannya ke sudut yang lain, berinteraksi dengan Army lewat lantun lagu yang dia nyanyikan.
Hampir dua jam berlalu, festa BTS 2021 telah berakhir. Hyei dan yang lainnya pun membubarkan diri. Soan sejenak berpamitan untuk pergi ke toilet, dia meminta Hyei untuk menunggunya.
Hyei masih menunggu Soan di tempat duduknya ketika Taehyung mendekatinya. Para Army sudah keluar ruangan dan hanya menyisakan Hyei di sana.
"Bagaimana kabarmu?" Taehyung mengempaskan dirinya di kursi sebelah kiri gadis itu. "Kau memblokir nomorku?"
Hyei tersenyum, "Maaf, aku hanya tak ingin terbiasa berhubungan dengan kalian, jadi nomor kalian semua sudah aku blokir."
"Kejam," gumam Taehyung. "Yang salah siapa, yang kena imbas siapa."
Hyei terkekeh. "Bukankah begitu lebih aman?"
"Jadi, kau yakin merasa aman." Taehyung menyandarkan punggungnya. "Hatimu, yakin kau merasa hatimu aman?"
"Aku hanya ingin menikmatinya ...."
"Menikmati kebodohanmu?"
Kembali Hyei terkekeh mendengar ucapan Taehyung.
"Pria itu, kalau tak mengejar, ya harus dikejar. Jangan bersifat pasif kalau ingin mendapatkannya."
"Aku sudah tak tertarik lagi," ucap Hyei.
"Kau kira aku bodoh? Bahkan memar di keningmu itu bisa memberitahuku kalau kau masih sangat mencintainya."
"Sok tau!" Hyei mendengkus kesal. "Sudahlah, aku mau pulang. Sepertinya Soan sudah menungguku." Gadis itu bangkit dari duduknya, tapi Taehyung malah tertawa membuat Hyei menatapnya dengan dahi berkerut.
"Soan sudah tidur di rumahnya. Kau pikir dia pergi ke toilet?"
"Hah?! Apa maksudmu?"
Taehyung mengangkat bahu, lalu berdiri dari tempat duduknya. "Coba saja kau hubungi dia dan tanyakan sekarang dia ada di mana."
Hyei yang penasaran pun segera menghubungi Soan. Tak berapa lama dia pun menjerit kesal, "Ya! Kenapa kau meninggalkanku di sini! Dasar kurang ajar! Awas kau!"
"Sudahlah, jangan memarahinya lagi. Soan memang sengaja memaksamu datang atas permintaanku. Siapa suruh kau menghindariku seperti ini. Bikin kesal saja."
"Tapi ... Ya! Kim Taehyung, kau sangat kurang ajar!"
Taehyung hanya tertawa, lalu meninggalkan gadis itu. "Ikuti aku, aku akan mengantarmu pulang."
Hyei masih mematung. Pikirannya bimbang, bagaimana bisa dia pulang dengan Taehyung. Pria itu akan tahu tempat tinggalnya. Hyei pun merogoh tasnya memastikan dia bisa pulang dengan bus kota, tapi alangkah terkejutnya dia saat dompetnya sudah tak ada lagi, lalu sebuah notifikasi pesan masuk.
[Dompetmu aku yang pegang, akan kukembalikan besok! Pulanglah dengan Taehyung. Tak dapat Hoseok, kejar saja Kim Taehyung. Kau bisa untung berlipat.]
"Yaa! Soan-eonni!!!" Hyei menjerit frustasi sambil menghentakkan kakinya.
Teriakan Hyei spontan mengusik pendengaran orang-orang yang masih ada di sana untuk berberes-beres hingga semua menoleh ke arahnya. Sementara dari ruang ganti para member tertawa menatap tingkah Hyei yang menggemaskan. Mereka memperhatikan layar tivi yang menyiarkan kondisi di venue tempat mereka mengadakan festa.
"Kau yakin ingin menolaknya, Hyung? Dia sangat menggemaskan." Jimin berbisik pada Hoseok dan mendapat hadiah sikuan tangan pada perutnya. Pria itu pun meringis berpura-pura sakit sambil tertawa.
"Bagaimana? Rencanaku sukses besar, kan?" ucap Taehyung yang sudah berkumpul di ruangan itu. "Planing kedua, aku akan mengajaknya jalan-jalan menikmati indahnya Seoul, barulah mengantarnya pulang."
Seokjin mendekati Taehyung, lalu melempar kunci mobilnya kepada maknaenya itu. "Nikmati perjalananmu, kau harus menangkap hatinya dengan hati-hati."
"Semangat V," ucap Namjoon. Sementara Suga hanya memperhatikan tingkah para member dalam diam. Dia ingin segera pulang dan tidur.
Jungkook mendekati Taehyung dan merangkul bahu pria itu, "Jangan buru-buru mengajaknya make a baby, dia butuh waktu untuk bisa ditaklukkan," ucap pria bergigi kelinci itu, lalu dihadiahi pukulan di kepalanya oleh Seokjin. Jungkook pun tertawa. Sementara Taehyung hanya terkekeh.
Setelah berganti pakaian, Taehyung pun izin pulang lebih dulu. Dia membawa kunci Ferari milik Seokjin. Hari ini dia akan mengajak Hyei bersenang-senang.
Setengah jam setelah kepergian Taehyung, Bangtan pun kembali ke dorm diantar oleh managernya. Di dalam mobil, Hoseok hanya mengunci rapat mulutnya. Tak ada yang tahu perasaan apa yang kini berkecambuk dalam hatinya. Pikirannya berkata semoga Taehyung bisa memenangkan hati Hyei, tapi sudut hatinya berkata bahwa Hyei miliknya, Hyei mencintainya, jadi hati gadis itu tak mungkin berpaling darinya. Taehyung boleh saja mencobanya, tapi Hoseok yakin Hyei hanya akan kembali kepadanya.
Berbagai perasaan berperang dalam hatinya, antara ego dan perasaan yang terasa samar-samar mungkin hanya keakuan yang ingin selalu menang, atau rasa yang lain yang muncul karena kerinduan yang tercipta sebab Hyei sudah mengabaikannya.
TBC
Jangan lupa dukung terus cerita aku, ya. Biar aku lebih rajin buat up cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Wild Daddy
FanfictionBahkan menonton porn video pun dilakukan Min Hyei untuk bisa menjadi istri Jung Hoseok seperti hayalannya. Ia ingin menjadi wanita yang liar di malam pertama pernikahan mereka meskipun Hyei belum pernah melakukannya, bahkan berpacaran pun tidak. Aka...