tiga

440 45 6
                                    

Hyei sedang merapikan peralatan make-up ketika HRD memanggilnya. Sejenak matanya menatap Soan yang tengah membenahi make-up Kim Namjoon.

"Eonni, kenapa HRD memanggilku?" tanya Hyei sambil menarik resleting tas make-up-nya.

"Entah. Kau pergi saja."

Dengan sedikit ragu Hyei mengangguk, lalu meninggalkan ruang make-up untuk pergi ke ruang HRD. Di depan pintu ia berbelok ke kanan menuju lift. Selang sepuluh menit berikutnya Hyei sudah duduk berhadap-hadapan dengan Song Nara, sang HRD.

"Hari pertama kerja sudah membuat keributan. Bukankah aku sudah menjelaskan kepadamu tentang hal wajib yang harus kau hindari?"

"Ne, Sajangnim."

"Lalu, apa yang kau lakukan?"

"Itu aku hanya ... ah, maafkan aku. Aku tak sengaja melakukannya." Hyei menunduk. Ia menyadari kesalahannya hari ini. Kehebohan yang terjadi di lantai 12 tadi tentu saja akan sangat cepat masuk ke meja HRD.

"Aku tak ingin mengambil resiko. Karena itu, untuk ke depannya posisimu akan dipindahkan."

"Tapi ...."

"Bersyukurlah karena kau masih dipekerjakan di sini. Anggap saja karena aku masih menghargai Soan yang membawamu ke sini."

"Ne ...." Hyei masih menunduk.

"Mulai hari ini kau pindah ke bagian cleaning service. Jangan berharap kau akan berhasil membuat skandal dengan salah satu artis di agensi ini." Song Nara menatap jijik gadis di depannya. "Sekarang keluarlah dan mulai bergabung dengan bagian cleaning service. Aku akan menelepon Man Seok untuk menerimamu di tim mereka."

"Iya, Sajangnim, terima kasih." Hyei berdiri, kemudian melangkah gontai keluar ruangan. Matanya menatap lorong di depannya. Semangatnya bekerja mendadak menguap sirna. "Tim bersih-bersih," gumamnya pelan. Appa tak akan menyukai ini. Terlebih lagi bagaimana aku memenangkan chalenge-nya jika seperti ini?"

Hyei menarik napas panjang. Perlahan kakinya terayun menjauhi ruangan sang HRD. Lampu-lampu koridor memeta bayangannya di lantai marmer. Wangi pengharum ruangan mengusik hidungnya, tapi Hyei enggan untuk merespons wangi manis cokelat itu.

Bersama harapannya yang seketika pupus, Hyei memasuki lift yang akan membawanya ke lantai lima di mana ruangan cleaning service berada.

"Appa ...." Hyei berucap lirih sambil menatap gambar Hoseok di ponselnya. "Harusnya aku bisa menahan diri. Paboya!" Gadis itu memukul kepalanya.

Di lantai tujuh dua wanita masuk ke dalam lift yang sama. Hyei memundurkan dirinya dan berdiri di sudut belakang. Perempuan itu mengabaikan kehadirannya di sana. Mereka terlalu asyik bercengkrama.

"Jimin Oppa benar-benar tampan. Beruntung sekali wanita yang menjadi kekasihnya kelak." Perempuan berambut sebahu yang bediri tepat di depan Hyei sepertinya sangat menyukai Jimin. Ia memuja pria itu sejak tadi.

"Tapi, dari ketujuh member, aku paling suka melihat Yoongi Oppa. Dia sangat dingin."

"Ya, apa kau belum mendengar skandal Yoongi Oppa?" Gadis berambut sebahu itu memukul bahu temannya.

"Tentu saja aku tau. Karena itu, kalau aku dibolehkan berkencan dengan salah satunya, aku akan berkencan dengan Hoseok Oppa." Mata perempuan berambut panjang itu berbinar. Hyei menatap keduanya dengan perasaan kesal. Rasanya ia ingin sekali menjambak si rambut panjang, tapi mengingat ia baru saja diberikan peringatan, Hyei terpaksa menahan diri.

Sampai di lantai 5 Hyei keluar dari lift. Ia sengaja menabrak dua perempuan tadi sehingga mereka tersungkur dan hampir jatuh.

"Maafkan saya," ucap Hyei berpura-pura merasa bersalah, lalu meninggalkan kedua perempuan tadi yang masih menggerutu.

"Apa-apaan wanita itu." Perempuan berambut panjang itu terlihat masih sangat kesal, sedang Hyei terus melangkah sambil tersenyum licik.

Tak berapa lama gadis itu sudah sampai di ruangan yang dia tuju. Dua orang cleaning service tampak duduk sambil meneguk air mineral. Wajah mereka tampak sangat kelelahan. Min Hyei menghela napas.

"Kau Min Hyei?" Suara seseorang membuat Hyei menoleh. Seorang pria berdiri di belakangnya.

"Ah, ne ...," jawab gadis itu sembari membungkuk.

"Kenalkan, aku Leo. Tadi Seok Hyung memberi tahuku kalau akan ada seorang gadis yang datang ke sini dan dia akan jadi patner kerjaku."

"Ah, iya, sunbae."

"Tunggu sebentar." Pria itu meninggalkan Hyei yang masih berdiam di tempatnya. Menurutnya Leo mungkin tak setampan Hoseok. Hidungnya tak begitu mancung, dengan wajahnya yang tirus, tapi pria itu juga bukan pria yang jelek. Terlebih lagi, sepertinya Leo pria yang baik. Hyei merasa di tempatnya yang baru dia tak akan kesepian.

"Ambil ini." Leo menyerahkan pakaian yang masih dibungkus plastik. "Kita ini sangat spesial. Karena itu kita semua mendapatkan seragam seperti ini. Keren, kan?"

Hyei tertawa mendengar ucapan Leo. Sesaat lalu ketika menjadi penata rias dia masih mengenakan pakaian bebas, tapi sekarang dia harus mengenakan seragam khusus staff bersih-bersih. Tiba-tiba Hyei merasa hidupnya begitu lucu.

"Kenapa tertawa," tanya Leo.

"Bukan apa-apa." Hyei memperhatikan seragam barunya, lalu menatap Leo. "Di mana aku bisa mengganti pakaianku?"

"Oh, di sana. Pergilah ke sana, ada kamar mandi di sebelah kanan."

"Baik, terima kasih."

Gadis itu pun bergegas mengganti pakaiannya. Ia sedang mengaitkan kancing baju ketika Soan menghubunginya.

"Ya! Gadis bodoh kamu di mana?!"

Jeritan Seon membuat Hyei menjauhkan ponselnya dari telinga. "Ya! Tak usah berteriak!"

"Tapi, kau di mana, Bodoh?!"

"Aku ada di lantai 5. Tadi HRD memintaku datang ke sini. Dia memindahkan aku ke bagian cleaning service."

"Apa?!" Sesaat Soan terkejut, tapi kemudian dia menertawakan Hyei. Hyei hanya bisa cemberut mendengar olok-olokan sahabatnya itu. "Aku rasa tindakan Nara sudah tepat. Jika kau tak segera dipindahkan maka akan terjadi bencana."

"Yaa!" Hyei berteriak kesal, tapi Soan mengabaikan dan malah makin menertawakannya. Setelah itu Soan menutup telepon tanpa peduli nasib tragis sahabatnya.

Hyei dan Leo ditugaskan untuk membersihkan lantai 6. Berdua mereka membersihkan satu per satu ruangan yang ada di sana. Dentum suara musik terdengar keras ketika gadis itu membuka salah satu ruangan. Hyei menyembulkan kepalanya mengintip apa yang ada di dalam sana.

Anak-anak girl group sedang latihan. Mereka girl group ketiga yang didebutkan BigHit tiga tahun yang lalu. Nama group mereka Star-ID yang beranggotakan sembilan gadis-gadis cantik berumur dua puluh tahunan. Yang paling tua berumur 26 tahun, sedangkan yang termuda berumur dua puluh dua tahun.

Hyei menatap takjub ke arah mereka. Tarian yang gemulai dengan tubuh ramping mereka. Hyei menilik penampilannya sendiri. Mendadak dia teringat kepada Hoseok. Kepercayaan dirinya menciut. Apa mungkin Hoseok akan jatuh cinta kepadanya sementara di sana ada begitu banyak bidadari yang mengelilinginya. Gadis itu menghela napas sekali lagi sebelum memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu.

"Kurasa aku harus membersihkan ruangan ini nanti setelah mereka selesai latihan." Hyei bermaksud menutup pintu ketika terdengar suara beberapa pria mengobrol dan melangkah mendekat.

"Sepertinya mereka belum selesai latihan, Hyung."

"Ha Ram bilang sebentar lagi selesai. Jadi, kita tunggu saja di sana."

"Seokjin Oppa, Hoseok Appa ...." Hyei bergumam pelan. "Bagaimana ini ...." Gadis itu kebingungan. "Kenapa mereka harus ke sini?"

"Permisi ...." Suara Hoseok terdengar tepat di belakang Hyei membuat gadis itu semakin gugup. Ia masih mematung di tempatnya tanpa berani bergerak sedikitpun.

TBC

Mohon maaf lama nggak update, ya ... jan lupa vote dan komeng yang banyak.

Kasi tau juga Hyei kudu ngapain biar nggak ketahuan sama Appa-nya.

Love Wild DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang