SPB#03

436 24 2
                                    

"Ga kerasa besok udah mau bulan ramadhan lagi aja," ucap Vania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ga kerasa besok udah mau bulan ramadhan lagi aja," ucap Vania.

Kini Aiyla, Vania, Tania dan Bintang tengah berada di rumah Aiyla, karena Alshad dan suami mereka ke luar kota membuat mereka memutuskan berkumpul di rumah Aiyla.

"Iya nih, bakalan ribet pasti nanti, bapaknya susah bangun sahur, anaknya malah nangis," sahut Tania.

"Kalian nanti pada puasa ga?" tanya Aiyla.

"Aku pasti puasa karena anakku sufor, jadi ga ada masalah," jawab Bintang.

"Aku juga lagian Naufal udah bisa di ajak puasa," ujar Vania.

"Aku masih kasian sama si kembar, kalo di ajak puasa takutnya malah sakit,"

"Ya udah jangan puasa dulu aja La—"

"Mama, buku ku mana?" tanya Aurora yang baru saja masuk dari halaman belakang.

"Buku yang mana sayang?" tanya balik Aiyla dengan lembut.

"Hello Kitty," jawabnya.

"Di kamar kakak Rara, coba cari sama sus," Aurora mengangguk pelan dan segera mencari keberadaan susternya untuk meminta tolong membatu dirinya mencari buku kesayangannya itu.

"Kalo anak semacam Rara banyak di Indonesia ini mungkin negara ini ga akan darurat membaca di beberapa tahun yang akan datang," gumam Tania. Ia kagum dengan bakat Aiyla yang nurun ke Rara.

"Ya udah La, banyakin anak aja biar di negara ini banyak yang kaya Rara," sambar Bintang

"Enak bener tuh ngomong, di kira bikin langsung muncul apa? Tanpa ngandung dan melahirkan?" omel Aiyla.

"Ya gimana ya La, Rara itu anak yang gemesin pinter juga, kadang aku pengen punya anak yang kaya Rara," ucap Vania.

"Hei, jangan kek gitu anak kalian juga pinter kok, perkembangan dan pola pikir anak itu beda-beda jangan bandingkan mereka sama anak yang lain, mereka punya kreativitas dan kelebihan tersendiri, lagian Rara juga punya kekurangan tersendiri kok, kita sebagai orang tua harus bisa mendidik anak kita tapi inget tanpa paksaan apalagi harus kaya anak orang lain." Tegas Aiyla.

"Di bandingin sama anak tetangga aja kita kesel gimana perasaan anak kita kalo di bandingin sama anak lain?" Sahut Tania.

Tania memang setuju dengan apa yang Aiyla ucapkan, ia sendiri pernah mengalaminya, bukan hanya dengan anak tetangga melainkan dengan saudara kembarnya yang selama dari kecil Vania selalu di unggulkan oleh kedua orang tuanya, padahal mereka sama.

"Iya sih, tapi..."

"Van, gini deh, kamu sama Tania yang kembar aja ada kelebihan dan kekurangan masing-masing kan? Apalagi ini yang istilahnya beda pabrik? Syukuri aja semua pemberian Tuhan," potong Aiyla.

"Iya deh iya,"

Bintang tak mau ikut dalam pembasahan kali ini, ia benar-benar malas jika berdebat soal kekurangan dan kelebihan.

Suamiku Pecinta Binatang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang