SPB#33 END

236 12 3
                                    

Satu Minggu telah berlalu, kondisi Alshad ada sedikit kemajuan harapan untuk sadar semakin tinggi bagi Aiyla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu Minggu telah berlalu, kondisi Alshad ada sedikit kemajuan harapan untuk sadar semakin tinggi bagi Aiyla.

"Hai, apa kabar A? A aku mau cerita, hari ini aku udah mulai ke cafe lagi, kata Tania beberapa hari yang lalu ada sedikit masalah tapi udah mereka selesaikan, oh iya soal Rara zoo, jerapah udah sampe satu lagi A, yang kata Aa waktu itu, bener aja kalo jerapahnya cantik barengan sama jerapah, kuda poni udah pada nyampe juga A, lahannya kan udah selesai dan nanti sesuai rencana Aa untuk feeding sama hanya melihat di bedakan tempatnya. Alhamdulillah ya A kalo hewan udah pada nyampe dengan selamat dan sehat."

Aiyla menggenggam tangan Alshad yang bebas infus. Sungguh ia merindukan suaminya itu, ia rindu mata coklat itu menatap dalam dirinya, ia rindu semua perlakukan Alshad terhadapnya.

Saat Aiyla tengah menatap wajah suaminya, ia merasakan ada pergerakan di tangannya.

"A? Aa gerakin tangan?" tanya Aiyla tak percaya dengan apa yang ia rasakan barusan.

"A, gerakin lagi, kasih tau aku kalo aku engga salah," pinta Aiyla seraya meneteskan air matanya.

Tapi apa yang ia inginkan tak terwujud, Aiyla menangis seraya mencium tangan Alshad, hingga rambutnya merasa ada elusan lembut.

"Ja...ngan na...ngis.." suara pelan itu membuat Aiyla menghentikan tangisnya dan mengangkat kepalanya, ia melihat mata yang sudah lama tertutup itu kini terbuka secara perlahan.

"Aku panggil dokter ya A," ucap Aiyla tapi saat ia akan berdiri tangannya seperti di tahan oleh Alshad.

Alshad menggeleng pelan, "Makasih udah mau buka mata A, Aku seneng aku bahagia, aku sangat bersyukur A," Aiyla hanya bisa mengucapkan itu dan terus bersyukur dalam hati.

"La, maaf... Aku titip tiga anak sama kamu... Ikhlas ya La," ucap Alshad pelan.

"Aa ngomong apa sih? Jangan ngomong yang aneh gitu, aku ga suka. Jangan tinggalin aku, katanya mau jagain aku sama anak-anak," tangis Aiyla semakin deras.

Alshad berusaha meraih pipi Aiyla dan ia mengusap air mata yang terus mengalir di kedua pipinya secara lembut.

"Jangan nangis La, aku udah ga kuat lagi, maaf sayang," kini suara Alshad seperti bisikan bagi Aiyla.

Aiyla menggeleng cepat menghalau semua ucapan Alshad, ia tak ingin menerima itu, ia benci hal itu.

"Kuat buat anak-anak ya La, maaf..."

Setelah mengucapkan itu Alshad berusaha mengucapkan dua kalimat syahadat dan....

Titttttttt

Garis lurus di layar monitor itu Aiyla lihat lagi.

"Engga. Engga. Engga! Dokter!" Teriak Aiyla.

Yanti dan Mansyur yang baru saja sampai terkejut dengan Aiyla yang keluar ruangan teriak-teriak memanggil dokter.

Suamiku Pecinta Binatang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang