"Kak, kasih tau tolong Aiyla ada dimana," mohon Alshad. Saat ia telah sampai di Bandung, Alshad segera menghubungi Ansel, karena Aiyla tak pulang ke rumah dan anak-anak pun tak ada di rumah, Alshad telah mencari ke rumah mertua dan rumah orangtuanya tapi tak menemukan keberadaan istri dan anaknya, hanya satu orang yang belum Alshad hubungi yaitu Ansel.
"Diakan istri lu Shad," ucap Ansel.
"Dia ga tau kemana kak, seriusan gua udah cari ke rumah ibu bapak sama rumah mertua gua juga tapi dia ga ada,"
"Kalian ada masalah?" tanya Ansel di sebrang sana.
"Ada dikit kak, emmm, mungkin besar juga," jawab Alshad tak menentu.
Ansel sebenarnya tahu apa masalah rumah tangga adiknya itu, tapi seperti yang Aiyla inginkan jika ia tak boleh ikut campur untuk saat ini.
"Cari aja lagi Shad, gua juga ga tau dia ada dimana,"
Alshad menghela napas pasrah, "Ya udah kak, makasih ya kak, gua cari Aiyla lagi," setelah itu Ansel mematikan sambungan telepon itu secara sepihak.
"Gua harus cari dia kemana lagi? La, kamu dimana sayang?" tanyanya dalam hati.
Sedangkan di lain tempat Aiyla bersama keempat anaknya tengah berada di salah satu rumah yang lumayan jauh dari kota, rumah sederhana yang ada di salah satu desa yang selalu membuatnya rindu suasana tenang nan asri.
"Mamah, apakah papah akan pulang kesini?" tanya Arham.
"Papah masih sibuk sama kerjaan sayang, kata papah kita nikmatin suasana di sini aja sekalian belajar," jawab Aiyla lembut.
"Belajar apa mah?"
"Banyak, kita bisa belajar berkebun, bertani, beternak, dan masih banyak hal lagi,"
"Bu, maaf ini bapak dari tadi telfon ke saya gimana ya?" tanya Sarah.
"Matiin aja ponsel kamu," jawab Aiyla santai.
"Tapi ini pak al—"
"Itu papah sus? Arham mau bicara sama papah." Potong Arham dengan gembira.
Sarah menunggu respon majikannya itu tapi anaknya telah merebut ponsel miliknya.
"Hallo papah, ini kakak pah, papah kapan pulang? Kakak kangen banget sama papah," sapa Arham.
Sarah masih menatap Aiyla, sedangkan yang di tatap hanya berprilaku santai seperti biasanya.
"Kita lagi ada di desa pah, bukannya papah udah..."
Belum sempat Arham melanjutkan ucapannya, Aiyla telah mengambil ponsel milik Sarah dan mematikan sambungan itu secara sepihak.
"Loh mamah kok matiin teleponnya?" tanya Arham.
"Hah? Engga kok, ini ga ada sinyal sayang, pas mamah ambil juga udah mati kok, nih sus Sarah," Aiyla mengembalikan ponsel itu, "oh ya kakak, lain kali jangan asal rebut ponsel orang, ga bagus sikap seperti itu, mamah ga suka kakak seperti itu, oke?" lanjut Aiyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Pecinta Binatang (END)
Romansa❗❗❗ PLAGIAT DI LARANG KERAS UNTUK MENDEKAT ❗❗❗ ini squel dari "Kekasihku pecinta binatang" buat yang belum baca harap baca dulu biar nyambung... 🐯🐯🐯 "Rara sayang, jangan nakal nak," ucap Aiyla yang melihat putri cantiknya itu tengah naik tangga...