SPB#08

243 23 0
                                    

Di rumah Doni, kini tengah ada sang ibu, Doni tak tahu kenapa ibunya datang dengan raut wajah memerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di rumah Doni, kini tengah ada sang ibu, Doni tak tahu kenapa ibunya datang dengan raut wajah memerah.

"Anak-anak dimana?" tanya nya.

"Lagi pada tidur di kamarnya, emang kenapa Bu?"

"Ibu mau liat mereka boleh kan?" tanyanya lembut.

Doni hanya mengangguk pelan, kemudian membiarkan ibunya itu masuk ke dalam kamar kedua putranya.

"Don, liat anak kamu, hampir semua mewarisi kamu, dia ga tau apa-apa, dia ga bersalah, dia engga punya dosa. Mereka masih terlalu kecil untuk perpisahan kalian." Doni terkejut dengan ucapan sang ibu.

"Bu, kok bicara kaya gitu? Siapa yang akan berpisah? Aku sama Vania? Ga mungkin lah kita pisah," bantah Doni.

Rena melirik ke arah putra semata wayangnya itu, "Meskipun dia khianati kamu?" tanyanya dengan nada yang sedikit naik.

Doni benar-benar terkejut bagaimana bisa ibunya tahu jika Vania selingkuh? "Bu, Vania setia kok sama aku, mana mungkin dia berkhianat," elaknya.

"Kamu pikir ibu buta? Ibu lihat sendiri dia lagi sama pacarnya, dia belanja barang-barang branded dan makan di restoran mewah, sedangkan kamu? Kamu yang lebih sering jagain anak-anak kan? Kamu juga yang kerja banting tulang, ibu tahu kerjaan kamu emang enak di tempat Alshad tapi di tempat kerja sampingan kamu, bagaimana?"

"Kita bicara di luar aja Bu, aku ga mau ganggu Raffa sama Naufal," ajak Doni, Rena hanya mengangguk pelan.

Setelah di ruang tamu Rena menceritakan apa yang ia lihat dengan penuh emosi.

"Ibu ga mau dan ga ikhlas kalau putra ibu di bikin sakit, kamu itu tulus sayang, kenapa dia malah mengkhianati kamu? Kenapa?"

"Mungkin ada kesalahan aku yang ga bisa Vania maafkan, dan ada kekurangan aku yang Vania dapatkan dari cowok itu." Jelas Doni berusaha tegar.

Apa yang ibunya ucapkan soal anak memang benar, lagi pula ia tak ingin mengorbankan seorang anak hanya untuk berpisah dengan Vania, meskipun ia harus tersakiti, selama ia bisa mempertahankan rumah tangganya kenapa harus berpisah solusinya?

"Assalamualaikum," Doni dan Rena melirik ke arah pintu, Vania akhirnya pulang.

"Nah, ini nih si wanita jalang." Sindir Rena.

Vania yang tadinya mau melangkahkan kakinya untuk menghampiri suami dan mertuanya kini tertahan karena ucapan sang mertua.

"Ibu. Kok bicara gitu sama istri aku?" tanya Doni tak suka.

Rena melirik tajam ke arah putranya itu, "Kamu masih mau belain dia? Sebutan itu emang sangat pantas buat dia Doni! Buka mata kamu, kalo dia wanita peselingkuh!" Geram Rena.

"Bu, aku mohon ibu tenang dulu, lagi pula ini masalah rumah tangga aku, biarkan aku yang menyelesaikannya," ucap Doni berusaha untuk menenangkan.

"Engga! Ibu harus ikut campur dalam hal ini, mana mau putra kesayangan ibu di selingkuhi?" tegas Rena.

Suamiku Pecinta Binatang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang