SPB#19

193 17 0
                                    

Pagi ini sama dengan pagi sebelumnya, rumah Aiyla akan selalu ramai selama bocil-bocilnya telah bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini sama dengan pagi sebelumnya, rumah Aiyla akan selalu ramai selama bocil-bocilnya telah bangun. Arham yang heboh dengan drama sebelum sekolah, Rara yang heboh dengan kucing-kucing, si kembar yang sibuk kesana-kemari tidak jelas, hahh, anak kembarnya yang sudah berjalan membuat Aiyla semakin pusing.

"Mama chad nana?" tanya Azzura yang baru saja sampai tepat di hadapan Aiyla yang tengah mempersiapkan bekal Arham.

"Chad? Siapa Chad?" tanya balik Aiyla.

"Chad mama, Chad." Aiyla seperti pernah mendengar nama itu, dan seketika ia ingat siapa yang pernah menyebutkan nama itu.

"Ya ampun adek, masa panggil papah cuman Chad doang? Jangan ikutin kakak Rara dulu ya sayang itu ga baik, coba di ubah jadi papah Chad, oke?" ujar Aiyla lembut.

"Oce Oce. Papa Nana?" Ulangnya.

"Nah, gitu kan enak mamah dengernya, papah udah pergi kerja tadi pagi sayang, ada apa cari papah nak?"

"Atu mau tetolah boyeh?"

"Ikut ke sekolah kakak Arham? Boleh dong,"

Azzura menggeleng cepat, "no no, atu tetolah. Belajal." Aiyla terkejut mendengarnya, putrinya ini masih tiga tahun sudah mau sekolah? Rara saja tahun depan masuk sekolahnya.

"Sayang, dede ikut ke sekolah kakak aja dulu ya, nanti kita main sekolah-sekolahan sama mamah oke?" Azzura mengangguk cepat lalu pergi begitu saja.

Aiyla cukup bangga dengan ke empat anaknya, bukan hanya Azzura yang meminta masuk sekolah di usia yang masih kecil, Arham, Aurora dan Azzam pun sama, tapi Aiyla tak bisa memaksa pihak sekolah untuk mengikuti kemauan anaknya, dan jalan satu-satunya hanya dirinya lah yang harus menjadi guru dan mengadakan les dadakan di rumah.

"Kakak bekalnya di makan ya, jangan kebanyakan jajan di luar." Peringat Aiyla.

"Oke oke mamah, nanti mamah jemput kakak kan?" tanya Arham.

"Emmm mamah liat nanti ya sayang, kalo kerjaan udah selesai semua mamah jemput oke?"

"Oke deh."

Setelah itu Arham pamit untuk sekolah yang tentu saja di antar oleh Sarah dan Aurora.

***

"Ibu, mau esklim," pinta Bianca.

"Bianca ini masih terlalu pagi loh sayang, agak siang ya, ibu beliin es krim kok," ucap Bintang.

"Huh. Kalo sama ayah pasti di beliin." ucapnya pelan.

Bintang melongo saat mendengar ucapan putrinya itu. "Kok jadi bandingin ibu sama ayah?"

"Ibu ga mau ikutin keinginan aku, kalo ayah pasti ikutin maunya aku."

"Budi ngajarin apa sih, sama anaknya? Kok jadi kek gini? Bisa-bisanya bandingin aku sama dia." Batin Bintang.

Suamiku Pecinta Binatang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang