SPB#04

398 26 0
                                    

Satu Minggu telah berlalu seluruh umat muslim telah satu Minggu melaksanakan ibadah puasa, tanpa Aiyla sangka kedua anaknya ternyata bisa menyelesaikan puasa hingga adzan Maghrib, Aiyla dan Alshad sangat bersyukur karena itu terlebih Aurora yang t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu Minggu telah berlalu seluruh umat muslim telah satu Minggu melaksanakan ibadah puasa, tanpa Aiyla sangka kedua anaknya ternyata bisa menyelesaikan puasa hingga adzan Maghrib, Aiyla dan Alshad sangat bersyukur karena itu terlebih Aurora yang terbilang masih kecil, Aiyla dan suster sering membujuk Rara untuk berbuka setengah hari tapi anak cantiknya itu selalu menolak dengan alasan " kata ustadzah kalau puasa itu harus sampai Maghrib, pamali kalo lagi puasa makan di siang hari," Aiyla awalnya bingung ustadz mana yang Rara maksud? Ternyata pertanyaannya itu terjawab saat melihat isi iPad yang baru anaknya sentuh setelah berbulan-bulan di belikan itu ada aplikasi toktik-nya dan isi dari aplikasi itu ternyata banyak sebuah tausiyah dari berbagai ustadz dan ustadzah.

Allahu Akbar Allahu Akbar

Adzan Maghrib telah berkumandang Alshad, Aiyla, Arham, Aurora, Azzam dan Azzura sudah berada di meja makan, semuanya mengucap hamdalah saat mendengar adzan, setelahnya Alshad membimbing doa berbuka puasa sebelum mereka membatalkan puasa hari ini.

Alshad hanya meminum air putih dan memakan dua buah kurma, sedangkan kedua anaknya telah makan cemilan yang mereka beli saat mencari takjil dengan papahnya.

"Sholat Maghrib dulu yuk," ajak Alshad.

"Azzam sama Zura gantian aja yang jaga kaya biasa," lanjutnya, semuanya mengangguk pelan, sebelum makan berat Alshad pasti mengajak sholat terlebih dahulu, katanya akan ngantuk kalo perut kenyang apalagi puasa biasanya lebih cepet kenyang dari engga puasa dan itu di benarkan oleh Aiyla yang dari awal belum melaksanakan puasa karena masih menyusui si kembar.

Setelah selesai dengan semua acara berbukanya, mereka melaksanakan salat tarawih dengan Alshad yang menjadi imam, karena di luar sedang hujan lebat membuat mereka harus salat di mushola rumah.

***

"Mama Kaka boleh minta sesuatu engga?" tanya Arham ragu, saat menghampiri Aiyla yang tengah duduk di sofa.

Aiyla membenarkan duduknya lalu menepuk sebelahnya agar anaknya itu duduk, "boleh dong mau minta apa sayang?" Ujar Aiyla, Arham yang telah duduk di sampingnya itu malah menunduk dan memainkan jari telunjuknya.

"Tapi mama jangan marah ya," Aiyla mengangguk pelan yang tentu saja senyuman manisnya itu masih menghiasi wajah cantiknya.

"Kaka kalo puasanya full, mau mudik ke kampung," ucapnya ragu, Aiyla sempat tertegun, bagaimana bisa anaknya meminta mudik? Padahal rumah kakek neneknya masih sekitar Bandung.

"Emmm, boleh sayang, nanti mama bicarakan sama papah ya, cuman itu aja? Ada yang lain ga sayang? Mau mainan atau apa gitu?" Arham menggeleng pelan dengan senyum bahagianya.

"Makasih mama," ucapnya seraya memeluk Aiyla sayang begitu juga dengan Aiyla yang membalas pelukan anaknya.

"Sayang, mamah bakal tetep kabulin kok kalo kakak sama Dede puasanya setengah hari, mama kadang kasian sama kalian," ucap Aiyla pelan.

Suamiku Pecinta Binatang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang