Kalo banyak typo maaf ya, engga aku cek ulang soalnya...
^^^
Pagi yang cerah kali ini, Hana banyak sekali menghela nafas bahkan matanya sudah sangat sembab, di sampingnya ada Sam yang tengah tersenyum lebar dengan mata memejam dan tangan yang melingkar di perut Hana."Lepasin ih, aku mau mandi." Suara perempuan itu bahkan sudah serak sekali, namun Sam masih saja tidak perduli.
"Masih jam 7, nanti aja." Wajah Hana makin keruh, tangan kecilnya berusaha melepaskan pelukan Sam namun sudah berulang kali tetap saja gagal.
"Kak ihh, buruan."
"Nangis dulu."
Sam tertawa lalu melepas pelukkan itu dan duduk, menarik selimut hingga menutupi pundak Hana yang tidak terbalut baju.
Hana menutup matanya, laki laki di sampingnya mempertontonkan badan yang atletis di pagi buta, memang sialan.
"Udah, katanya mau bangun, sana bangun." Hana melirik tajam, wajahnya saja yang kelihatan galak tapi aslinya dia sangat sangat ingin menangis lagi dan takut.
"Ambilin bajunya ih." Sam menurut, laki laki itu sedikit merundukkan tubuhnya dan menarik daster milik Hana.
"Nih, langsung ke kamar mandi aja. Nanti aku yang ke kamar mandi atas." Ujar Sam, laki laki itu langsung membelakangi Hana agar gadis itu bisa lekas memakai baju.
Sedangkan Hana mematung, kejadian ini sama dengan malam itu, perempuan itu menepis pikiran yang bisa membuatnya panik, mencoba menghela nafas walaupun tersendat.
"Aku ke kamar mandi duluan." Ujarnya lirih, menarik handuk yang di sampirkan tak jauh dari tempat tidur dan segera masuk ke kamar mandi.
Sam menghela nafasnya, melirik pada tangan dan pundaknya yang tidak terbalut baju, ada beberapa luka cakaran di sana, menoleh pada luka di perutnya yang masih aman walaupun perbannya sedikit mengelupas.
Cepat cepat laki laki itu bangkit sambil menarik selimut, dan berganti dengan handuk lalu segera keluar kamar dan menuju kamar mandi di lantai dua.
Selang dua puluh menit, Sam kembali dengan tubuh dan rambut yang basah pria itu sedikit menunduk karena rambutnya yang masih meneteskan air belum kering sempurna.
Matanya menoleh ke kamar mandi, pintunya sudah terbuka, Hana mungkin sudah ke dapur. Sam menoleh pada ranjang yang sudah rapih, dan ada satu setel baju santainya di sana.
Memakai baju dan mengeringkan rambut, laki laki itu bergegas menuju dapur untuk melihat istri kecilnya.
Nampak Hana yang tengah duduk merenung di meja makan, Sam hanya berdiam menyandarkan bahunya pada tembok dan memandangi punggung kecil itu.
Lama kelamaan kepala istrinya mulai menunduk, dan punggung itu bergetar. Si empu nampak menahan cairan yang keluar dari matanya dengan mengusap dan mengelus dadanya beberapa kali.
Sam yang melihat itu tak tega, melangkah pelan menuju Hana dan langsung memeluk perempuan itu sambil membisikkan kata kata penenang.
"Kenapa um? Aku ini suami kamu, ngelakuin itu sama aku bukan masalah Hana." Hana mengangguk pelan, namun air matanya menetes lagi.
"T-tapi aku m-alu kak, aku pernah di liat sama pria lain selain kakak." Sam terdiam sebentar, laki laki itu menelan salivanya berat dan langsung memeluk Hana lagi.
"It's okay itu bukan salah kamu Hani, gapapa. Dan sekarang, aku yang sepenuhnya milikin kamu. Gak masalah, semua orang punya cerita masa lalu mereka masing masing, dan aku terima masa lalu kamu Na, jangan mikir aneh aneh ya?" Hana mengangguk, membuat senyum Sam muncul. Laki laki itu mengecupi seluruh wajah Hana dengan seksama lalu di tutup dengan mengelap air mata perempuan itu yang menetes.

KAMU SEDANG MEMBACA
Androphobia( S1) Tamat
ChickLit(S2 ; On Going) masih satu lapak Tuhan itu menciptakan Adam dan Hawa. Tapi bagaimana jika gadis cantik yang tengah duduk di bangku SMA akhir ini takut dengan kaum Adam? Melihat kaum Adam layaknya tikus, hewan yang ia takuti. Melihat pria dari jarak...