Hari ini tekad Sam bulat, ia akan menanyakan segala hal tentang Saras dan penusukan dirinya pada Papa Hana, orang mana yang akan siap jika kebusukannya terbongkar secara percuma.
Sam menuruni motornya, laki laki dengan kemeja flanel itu masuk ke dalam rumah Hana, kebetulan sekali pintu rumah dan pagarnya itu di buka lebar, seperti sudah menduga saja jika dirinya akan datang.
"Datang ya? Berani kamu ini memang." Dan benar saja, rupanya memang sudah terduga.
"Maksud Papa apa? Kenapa Papa sewa preman buat lecehin Saras?! Papa tau? Saras itu yang rawat Hana Pa! Dan karena ulah Sam, bukan Saras Pa yang salah!" Laki laki tua itu hanya diam, membiarkan menantunya itu menekan habis dirinya.
"Pa, Papa boleh gak suka sama Sam, tapi buat ancurin orang lain ngga Pa! Sam menghormati Papa sebagai Papanya Hana, tapi soal Papa yang begini? Sam engga ada simpati sedikit pun."
"Kalo Papa tau setrauma apa Hana setelah di hampir di lecehkan, harus Papa lebih paham lagi! Saras bakalan kenapa kalo di gilir begitu!" Nafas Sam naik turun, laki laki itu benar benar benci akan kejahatan yang di lakukan pada wanita.
"Kamu lebih cerdik dari yang saya duga." Ucap Papa Hana setelah cukup lama diam, Samudra hanya mampu mendecih tak habis pikir dengan akal bodoh Papa mertuanya itu.
"Pa, stop bertele tele, Papa mending ikut Sam ke kantor polisi. Tindakan Papa, gak bisa di benerin apapun alasannya."
"Kamu tau apa memangnya? Bocah ingusan."
---
Hana kini berdiri di halaman rumah Saras, perempuan itu sengaja pergi setelag Sam pergi. Ia ingin memastika kondisi sahabatnya itu, ia masih tidak percaya saja jika kejadian malam itu mimpi.
"Harusnya kalo malem itu nyata, kamu pasti di rumah sekarang Saras." Hana meyakinkan diri, melangkah mendekar ke pintu dan mengetuk pelan pintu rumah Saras.
Cukup lama hanya hening, hingga siara kunci pintu yang di buka perlahan membuat senyum Hana terbit, tapi langsung mengkerut lagi setelah tau jika malam itu benar terjadi bukan hanya mimpi.
Hana melihat setengah wajah Saras, membuat perempyan itu menatap nanar pada satu mata yang sudah menjelaskan segila apa perempuan di depannya itu.
"Jangan pernah dateng ke sini Han, nanti lo kenapa kenapa."
"Buka ya? Aku mau cerita banyak Saras." Siasat Hana tidak berhasil dan di tolak langsung oleh Saras.
"Maaf, waktunya engga tepat."
"Saras? Maafin aku, aku gak tau kenapa kamu begini tapi aku mohon buat jangan pernah kacauin diri kamu sendiri." Hana menggenggam engsel pintu, mencegah sahabatnya itu menutup pintu.
"Jangan pernah ngerasa sendirian Saras, ada aku di sini. Ada kak Sam, ada siapapun yang bisa bikin kamu kuat Saras." Saras menangis langsung, perempuan itu terduduk di lantai membuat Hana lekas masuk dan memeluk erat tubuh kurus sahabatnya.
"Hana... Hana gue kotor Na." Hana menangis, menepuk kepala Sara dengan sayang sebagai sumber kekuatannya.
"Saras, engga. Saras gak kotor."
"Gue kotor Na! Gue kotor! Gue lebih kotor dari lo, gue kotor! Mereka, mereka banyak Na, mereka gilir gue rame rame." Hana tidak dapat membendung isakkannya lagi, ia benar benar tidak tahan.
"Aku ngerti rasanya Saras, kamu pasti bisa Saras."
"Ini semua ulah bokap lo Na! Bokap lo jahat ke gue! Bahkan dia juga ikutan nikmatin tubuh gue!" Teriakan tidak terima itu membuat Hana mencelos, air matanya seolah berhenti di pelupuk mata.
Perempuan itu terdiam, mencerna semua kata kata yang sahabatnya lontarkan. Masih dengan posisi memeluk Saras, Hana kembali merasakan panic attack, perempuan itu bahkan tak sengaja mencengkram bahu Saras membuat sahabatnya itu menoleh khawatir.
"Hana?! Hana kenapa?!" Saras mengusap air matanya, perempuan itu langsung meraih segelas air yang di meja yang baru ia ambil sebelum membuka pintu untuk Hana.
Saras memberikan segelas air itu, lihatlah seberapa manisnya gadis itu pada Hana.
"Hana, Hana jangan gini." Ujarnya sambil menangis dan memeluk Hana yang mulai tenang.
---
Sedikit dulu, cuma 613 kata, mungkin kalian kesel krna ga sekalian tapi aku takut kangen krna bntran lagi mau ending😭😭😭
jadi mau aku panjang panjanginnn, dadah semuaaa maaf bikin kalian nunggu, makasii buat 1k pembaca nya, semoga kalian bahagiaa, dadah sayang sayang ku semuaa❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Androphobia( S1) Tamat
ChickLit(S2 ; On Going) masih satu lapak Tuhan itu menciptakan Adam dan Hawa. Tapi bagaimana jika gadis cantik yang tengah duduk di bangku SMA akhir ini takut dengan kaum Adam? Melihat kaum Adam layaknya tikus, hewan yang ia takuti. Melihat pria dari jarak...