Phobia

62 5 0
                                    

Maaf baru nongol.
Aku lupa kalo androphobia bwlum selesai awoakwok maapin buri ges, ato buri minta votw komennya

Absen duyuuu disiniii

Kasih saran buat Hana dan Sam dibawah yaw! Sarangekk

Part ga direvisi, maaf kalo ada typo

---

Bayi lucu yang terkekeh kekeh tanpa suara benar benar membuat Sam menciumi gemas pipi tembam itu. Sam mengusap rambut hitam legam anaknya lalu kembali mengecup pipi putih mulus itu.

"Anak Papa ganteng banget, ini anak Papa bukan, ya? Masa gantengan anaknya sih." Ucapan ucapan konyol itu terlontar dari mulut Sam, membuat bayi dalam kungkungannya makin tersenyum senyum.

"Adek mau mam apa hari ini? Mau Papa buatin mam apa um? Eh lupa, Adek belum bisa mam ya. Apa Adek mau minum susu, ya?" Mata bayi itu mengerjap lucu, membuat Sam makin terkekeh.

"Ah gemes banget anak gue, laki tapi cantik bisa bisanya." Pintu kamar yang terbuka membuat Sam menoleh, seulas senyumnya terbit.

"Kenapa baru pulang? Adek haus, asi di kulkas abis." Yang di sapa hanya melirik sekilas, meletakkan tas dan melepas sepatunya tanpa menjawab.

"Awas." Ujaran dingin itu membuat Sam menyingkir terpaksa.

"Tadi kuliahnya belajar apa?" Masih tidak ada jawaban, wanita yang tengah menyusui itu masih bergeming, memilih mengelus-elus dahi anaknya dengan sayang.

"Tadi kerjaan aku banyak, lumayan pegel banget. Padahal baru sebulan, tapi Papa emang luar biasa kebangetan." Ia berbicara sendiri, sambil menatap langit langit kamar.

"Sayang, besok jadwal kebidannya Rayan. Aku antar ya?" Sam hanya tersenyum tipis karena wanita itu tidak menjawab sama sekali.

"Besok aku libur soalnya, setelah dari bidan ke rumah aku dulu ya? Kemarin Bunda bilang mau kasih hadiah buat Rayan." Sam bangkit dari sofa, berjalan ke arah pintu keluar.

"Kalo Rayan rewel, bawa ke kamar aku aja. Kamu pasti capek abis kuliah, biar aku yang jagain lagi gak masalah." Sam menutup pintu itu, berlalu dari kamar yang membuat jantung sesak.

Sudah tiga bulan setelah kelahiran anaknya itu, Hana masih tidak sudi bertatap wajah dengannya atau hanya sebatas bertegur sapa. Kecuali jika wanita itu menitipkan Rayan pada Ayahnya sendiri.

Samudra, memilih mendudukan diri diruang televisi sambil menikmati acara berita yang ditayangkan dilayar lebar itu.

Langkah kaki yang menggema dibelakangnya membuat dia menoleh, mendapati Hana yang berjalan menuju dapur.

"Mau ngapain Han? Kalo mau makan, aku udah masak itu di lemari makan." Tidak digubris, Sam hanya mampu tersenyum tipis.

Bukan masalah, ini resiko yang dirinya ambil sendiri.

Wanita itu kembali muncul dengan sepiring nasi dan sayur, senyum Sam merekah sedikit atas itu.

"Mau aku buatin susu busui biar asi kamu lancar?" Sam bertanya saat Hana mendudukan diri disampingnya namun tidak menoleh sama sekali.

Busui ; Ibu Menyusui

"Bisa ke bidan sendiri." Sam mengerjap bingung.

"Lho kenapa? Aku gapap--"

"Kerja aja." Sam menutup mulutnya atas jawaban ketus dari Hana.

"Tadi kuliah kamu gimana? Aman?" Hana mengangguk tipis.

"Han, minggu depan aku mau keluar kota. Boleh nggak?" Hana mengangguk lagi sekali.

"Ke Maluku, kamu bukannya pengen kesana ya? Mau ngikut gak?" Sam bertanya penuh nada riang namun gelengan Hana membuatnya tersenyum.

Androphobia( S1) Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang