Phobia

142 28 1
                                    

ASSALAMUALAIKUM, ga jawab dosa-_-

Gimana? Aku bohong soal Up siang, maaf ya, ini Up malem malah kemalemann, tadi siang ada urusan, trus malemnya tadi sibuk buat tiktok, MOHON MAAF😭😭🙏🏻

Tapi sekarang kita syudah ketemu lagiiii, hoyeee, eh btw happy 400 readersss, makasihh banyak yaa kaliann semuanyaa,

boleh minta spam komen dan votee?? hayuuu gass sampe polll😩

Good night, semoga Androphobia part ke gatau brpa ini jadi dongeng penghantar bobo yang bikin bingung🥺

----

Sam merenung, ia memainkan kakinya sambil menerawang bingung, alisnya mengerut tajam selaras dengan mata yang meruncing.

Setelah percakapannya dengan Tenny dan Lean, otak Sam hanya di isi oleh Hana, Hana, dan Hana. Ia ingin tidak percaya atas apa yang perempuan itu ucapkan, namun di satu sisi kerapuhan Hana tadi membuatnya benar benar pusing.

"Mereka gak ngaku, gimana gue tau mana yang bener?" Gumamnya pelan.

"Orang trauma gak akan bisa bangkit secepet itu dari masa lalu'kan? Tapi Hana juga pernah setakut itu waktu liat gue, Yasha, sama Winata." Otaknya mulai frustasi, ia mengacak acak rambutnya kesal.

"Tapi gimana? Gimana biar Lean sama Tey ngaku?" Dia berdecak berkali kali, memiringkan kepalanya berharap otaknya cepat mendapat ide.

"Kalo mereka berdua beneran, yang ke tiga siapa ya? Harusnya ada tiga cowok." Gumamnya, otaknya jadi teringat kata kata Saras.

"Saras tau sesuatu gak ya?"

"Kak?" Sam menoleh, mendapati Hana yang bermata bengkak, Sam tengah duduk di teras sedangkan perempuan itu tidur di dalam kamar.

Suasana malam begitu hening, Sam kalut menatap Hana yang terlihat kacau sekali.

"Na?" Hana tersenyum tipis, saat dia akan duduk di kursi samping Sam, perempuan itu di tarik hingga duduk di pangkuan sang suami.

"Hana, maafin aku." Gumamnya, kepalanya ia sembunyikan di ceruk leher Hana membuat perempuan itu merasakan geli.

"Kak? Jangan gini, geli." Suara Hana terdengar berat, membuat Sam menjauhkan wajahnya dari sana lalu mengecupi seluruh wajah Hana.

"Maafin ya? Maaf aku bentak bentak kayak tadi, bener kata kamu Na. Gak seharusnya aku masih jalin hubungan sama dia, maafin aku Na." Mata mereka bertubrukan, Sam menatap mata Hana penuh, ada secarik kesedihan di sana.

"Bisa lepas?" Sam melonggarkan cekalannya di pinggang Hana, membuat gadis itu langsung berdiri dan mundur cukup jauh.

"A-aku, aku mau homeschooling." Ujarnya, Sam diam sejenak lalu tersenyum.

"Boleh, nanti aku cariin ya?" Hana yang awalnya menunduk langsung mendongak dengan raut polos dan gembira.

"Beneran? Boleh?" Sam mengangguk tak kalah antusian, namun raut antusiannya pudar saat melihat Hana yang menunduk lagi.

"Kenapa nunduk terus? Aku di depan kamu, bukan di bawah kaki kamu." Tanyanya halus, ia melangkah mendekat pada Hana membuat perempuan itu makin mundur.

"Na? Kenapa mundur mundur?" Hana menggeleng pelan dan terus mundur.

"Ehh, awas!" Sam dengan cepat menarik Hana saat perempuan itu hampir saja tersandung pot bunga.

Sam mencekal tangan Hana, sedangkan perempuan itu memejamkan mata akibat terkejut karena hal itu.

Androphobia( S1) Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang