Song
I know
;Sam menyusuri lorong lorong sekolah yang sudah sepi, para murid sudah kembali ke asrama masing masing, membuat Sam lebih leluasa lagi.
Pria itu meregangkan tubuhnya, lalu menjatuhkan diri ke kursi di depan kelas, matanya memejam menikmati semilir angin yang lewat dengan halus.
Sore ini cuaca sangat cerah, padahal waktu sudah menunjukan pukul setengah enam sore, namun langit masih menampakan sang senja yang mekar di ufuk barat.
Pria itu memandang hamparan lapangan luas hijau di depannya, meringis kasihan dengan para murid di sini, sebetah apa kira kira mereka tinggal tanpa sosialisasi dengan lawan jenis? Bukankah para gadis itu akan tergila gila dengan pria saat usia menginjak remaja?
Pria dengan setelan kaos di padu kemeja flanel ungu itu merogoh ponselnya, melihat layar notifikasi dari teman teman kampusnya yang mengajak dirinya ke sebuah pesta.
Sam lekas berdiri, pria itu langsung berlari sambil menggendong tas kuliahnya, pria itu meneliti kitaran sekolah, di rasa cukup ia langsung pergi.
Dengan motor maticnya, Sam menuju tempat di mana pesta itu berlangsung, tidak begitu jauh dari kampus, artinya tidak jauh juga dari sekolahan ini.
Menempuh waktu lima belas menit, Sam sudah memarkirkan motornya di sebuah rumah mewah bergaya Itali itu, rumah salah satu sahabatnya.
Sam memasuki rumah itu, pria itu berdecak kagum dengan dekor acara pesta ini, padahal ini hanya pesta biasa namun di dekor dengan mewah sekali.
"Samsudin oy!" Seruan itu membuat Sam menoleh, dua orang temannya tengah duduk dan di kerubungi banyak wanita, Sam mendekat lalu duduk di salah satu kursi kosong di sana.
"Kapan dateng?" Tanya temannya yang berbaju hitam polos.
"Barusan aja, udah dari tadi lo?" Ia mengangguk atas pertanyaan Sam.
"Nih minum, auskan lo abis mengais rejeki." Sam terkekeh dengan ucapan si tuan rumah yang menyodorkannya segelas minuman berwarna bening.
Pria berbaju polos bernama Yasha, biasa di panggil Yaya, tapi bukan salah satu pemain kartun boboiboy, lalu si pemilik rumah bernama Winata.
Ketiga pria itu sudah berteman sangat lama, membuat mereka sudah seperti keluarga jika berkumpul begini.
"Apaan ini?" Tanya Sam sambil mengendus minumannya.
"Enak, gih minum." Sam mengangguk saja, langsung menengak satu gelas itu.
"Widih, gak panas tenggorokan?" Tanya Yasha yang melihat Sam menenguk santai.
"Biasa aja." Mulut Sam berkata biasa, namun kepalanya sedikit pening dan tenggorokan yang seperti di panaskan.
"Gimana jurusan lo? Aman?" Sam mengangguk atas pertanyaan Winata.
Yasha dan Winata tidak satu jurusan dengannya, Yasha lebih memilih Fisip, sedangkan Winata lebih memilih sastra bahasa.
Obrolan berlanjut, membuat mereka hanyut dalam kesibukannya sendiri tanpa perduli sekitar.
---
Hana tengah meringkuk di dekat rak supermarket, sedangkan Saras masih mencari bahan bahan apa yang di butuhkan di asrama.
Hana meringkuk karena ada dua orang pria di dekat Saras yang sama sama mencari bahan makanan, suara tawa kedua pria itu membuat Hana ketakutan sendiri.
"Hus! Ayo, jangan ngelamun cepet." Ujar Saras lalu langsung mengajak Hana bergegas pergi.
"Sorry kalo buat lo jantugan mulu." Ucap Saras tulus sambil terkekeh, Hana mengangguk saja toh semua yang terjadi tidak terprediksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Androphobia( S1) Tamat
ChickLit(S2 ; On Going) masih satu lapak Tuhan itu menciptakan Adam dan Hawa. Tapi bagaimana jika gadis cantik yang tengah duduk di bangku SMA akhir ini takut dengan kaum Adam? Melihat kaum Adam layaknya tikus, hewan yang ia takuti. Melihat pria dari jarak...