Phobia

179 36 1
                                    

Song
Sebatas mimpi
;

Setelah drama kepedesan ala kak Sam, kedua temannya memilih pulang karena sudah jam tiga sore, sementara aku kini sedang duduk di atas tempat tidur dengan salah satu novel favoritku, ah iya aku kehilangan satu novel ku, sayang sekali ya.

"Hana, lo liat kaos putih gue gak?" Aku mendongak, menatap kak Sam yang tengah mengacak acak lemari, laki laki memang tidak ada rajinnya.

"Ketumpuk baju aku kayaknya, coba di lihat." Ujar ku, dia malah makin menukikkan alis sambil terus mencari, aku turun dari tempat tidur menghampiri kak Sam yang hanya memakai handuk itu.

"M-minggiran coba." Akhh aku kesal, kenapa tidak bisa bisa padahal aku sudah membiasakan diri, phobia sialan!

Kak Sam minggir, aku mencarinya dan benar saja itu tertumpuk di pakaianku, aku menunjukan itu pada kak Sam yang tersenyum canggung pada ku.

"Di cari dulu kak, jangan nanya dulu." Ujarku, aku lantas kembali beranjak ke tempat tidur dan kembali melanjutkan membaca novel.

Kak Sam masuk lagi ke kamar mandi, mungkin ingin memakai baju, tak lama dia keluar dengan boxer putih dan kaos butih.

Dia duduk di sebelahku, menyandar pada sandaran tempat tidur, memainkan ponselnya sambil tersenyum senyum, aku tidak tahu kenapa, tapi jari nya seperti mengetikan balasan pesan pada seseorang.

"Baca apa?" Aku yang tengah mengintip sedikit tersentak karena ucapan kak Sam, aku kira dia sangat fokus pada ponselnya.

"I-ini." Ujar ku, menunjukan buku yang aku pegang.

Dia hanya mengangguk, lalu beranjak pada meja tempatnya menaruh buku buku, dia kembali dengan--

"Itu novel aku kan?" Dia melihat buku di tangannya lalu mengangguk, dia memberikan itu pada aku.

"Jatoh waktu lo takut sama gue." Aku mengerutkan kening bingung.

"Kapan? Aku kan selalu takut sama kak Sam." Dia terkekeh pelan, lalu kembali duduk dengan kondisi yang sangat mepet denganku.

"Waktu pertama kali ketemu, di lapangan sekolah." Aku mengingat itu namun malah bayangan pada malam itu aku ingat.

"Siang siang, yang lo langsung gebuk gue." Mata ku manatap matanya sekejap, lalu memalingkan wajah ke novel pemberiannya tadi.

"A-ah itu kak Sam? Maaf, aku kaget dan gak tau." Dia malah memegang tanganku, membuatku langsung tersentak dan sedikit berjengit minggir darinya.

"Gapapa kali, antisipasi lo bagus." Aku tersenyum canggung, dia itu kenapa si? Kenapa harus pegang tanganku?

"Han, lo tau gak?" Aku menggeleng saja, toh dia dari tadi menatapku.

"Kenapa ya, akhir akhir ini gue gampang kangen sama lo?" Bisa tolong di ulangi? Maksudnya yang bagaimana ya? Bahkan ini baru satu setengah minggu dari kejadian malam itu, tapi maksud dia apa si?

"K-kak Sam kenapa?" Tanya ku bingung, dia malah menyenderkan kepalanya pada bahuku, meletakkan wajahnya di ceruk leherku membuat ku bergidik sambil mendorong pelan kepalanya.

"Gak ngerti, emangnya lo gak pernah kangen sama gue?" Aku mengerjap, kangen? Aku gak pernah rasain itu, tapi aku lebih suka cium aroma parfum kak Sam.

"G-gak ada." Dia malah makin membenamkan wajahnya, tangannya ikutan merangkul pinggangku, aku benar benar tidak nyaman namun entah kenapa ada dorongan bahagia yang aku rasakan.

"Han, mau sesuatu gak?"

"Hah?"

"Apa gitu, gue pengen keluar sebentar." Ujar Kak Sam, aku menggeleng.

Androphobia( S1) Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang