✍️ Prolog

6.2K 515 52
                                    

Hujan turun cukup deras membasahi sebuah pekarangan rumah sederhana, di depan beranda rumah tersebut ramai anak-anak remaja berkumpul, mereka asik dengan ponsel masing-masing mengabaikan seorang anak perempuan yang terlihat ingin ikut bergabung.

"Eh kamu kan punya Zhongli bantuin dong mau manjat ke atas nih,"

"Kok aku terus sih dia juga kan punya Venti noh lebih gampang,"

"Kalian ngapain sih, bantuin dong banyak Abyss mage nya ini,"

"Bentar aku mau ngambil Geoculus dulu,"

"Lal, kok xiao kamu diem aja sih?"

"Bentar jaringan ku ilang ini,"

"Hai Lal!" Sapa seorang gadis bersurai hitam.

Bajunya yang penuh tambalan basah setengah karena hujan yang tadi dia terobos, 4 remaja yang sedari tadi sibuk bertengkar akhirnya menoleh menatap tubuh kurus tinggi gadis itu yang kini tengah menggigil kedinginan.

"Ah (Name)!, sini jangan disitu nanti kena hujan," seru pemuda bernama Lal mempersilahkan (Name) memasuki beranda rumahnya.

"Ihh kamu basah kuyup jangan deket-deket aku dong nanti ikut basah baju ku."

"Ah maaf aku tak sengaja." Seru (Name) kembali mundur karena bingung mau duduk dimana.

"Sini (Name) di samping ku saja, jangan deketin si Alay itu." ledek Lal menggeser tubuhnya agar ada sedikit tempat untuk (Name) duduki.

"Ahahaha benar itu begitu saja marah," Sahut pemuda lainnya.

"Hei bukan begitu, kalau basah bisa diomelin ibuku nanti," seru marah pemuda gempal itu tak terima di ejek.

"Kalian fokus dong!" Omel pemuda yang sedari tadi fokus pada ponselnya.

"(Name) mau main gak?" tawar Lal menyodorkan ponsel nya pada (Name) yang baru saja duduk, (Name) mengangguk antusias karena akhir-akhir ini game bernama Genshin Impact menjadi hiburan baru nya.

"Nah cepat ambil, kebetulan aku lagi pakai Xiao jadi kamu gak perlu ganti lagi." Sambung Lal menyerahkan ponsel nya pada (Name) dan dengan senang hati (Name) terima.

(Name) menatap berbinar layar ponsel yang menampilkan salah satu karakter Favoritnya, lalu segera asik memainkannya.

2 jam waktu berlalu dengan sangat cepat, Hujan sudah berhenti beberapa menit yang lalu menyisahkan genangan air di halaman rumah Lal dan angin dingin yang cukup membuat tubuh (Name) mengigil.

"Kau hebat sekali (Name), bisa menyelesaikan teka teki sulit itu!" puji Lal yang sedari tadi hanya menonton (Name) bermain.

"Iya-iya kami saja tak selesai-selesai dari tadi,"

"Yeah makin tak selesai karena si gendut itu selalu salah memberi instruksi,"

"Hei! enak saja, biasanya aku bisa kok sendiri, mungkin (Name) hanya beruntung saja!"

"Tidak, (Name) memang jenius selama ini dia yang selalu menolong ku menyelesaikan teka-teki," bela Lal karena tak terima dari tadi (Name) di cemoh teman gempal nya itu.

"Bilang saja kau iri karena otak mu lebih kecil dari pada badan mu,"

"Ahahahaha benar-benar,"

"Huh! kalau memang (Name) jenius kenapa dia tak punya ponsel dan main sendiri dengan ponselnya kenapa selalu pinjam milik Lal! Ah aku lupa dia kan miskin Hahahaha!"

"Hei kau tak boleh bicara begitu, (Name) kan selama ini hidup sendirian tidak seperti kita yang masih di bantu orang tua."

"Hah! Mungkin saja dulu orang tuanya membuangnya, itu lah sebab nya dia tak punya orang tu-,"

Virus (Genshin Impact Ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang