(Name) merasakan kakinya mendarat di atas rumput, mata (Name) terbuka perlahan membiasakan cahaya yang masuk mengisi kornea matanya.
(Name) mengedipkan mata beberapa kali lalu melirik sekitar, tangan (Name) meraih rumput yang dipijak.
"Hebat, aku benar-benar bisa merasakan rumput nya," gumam (Name) merasa takjub.
Terpaan angin menghantam lembut wajah (Name) mengibarkan satu dua helaian rambut miliknya.
"Aku juga bisa merasakan angin, ini benar-benar seperti nyata," takjub (Name) lagi mulai memperhatikan pakaian yang dia pakai.
Baju hitam tipis tak berlengan bergaya khas Cina di balut jubah putih kebesaran dengan motif zig-zag hitam lalu celana abu-abu panjang bermotif zig-zag Hitam.
Sarung tangan hitam putih yang menurut (Name) cukup unik karena hanya 2 jari yang di balut sempurna dan sisanya yang hanya terbalut setengah.
Sepatu kulit tinggi yang sangat pas dengan kaki (Name) dan cukup membuat nyaman.
"Keren....untuk pertama kalinya aku pakai baju yang tak bertambal," kagum (Name) lagi.
(Name) yang sedang berkagum ria di kaget kan dengan layar Hologram yang muncul secara tiba-tiba di depan wajahnya.
(Name) meraba wajahnya dan baru menyadari sedang memakai sebuah kacamata transparan yang bisa memunculkan Hologram.
Tangan (Name) iseng menekan-nekan layar Hologram, matanya berbinar terang saat Hologram itu menampilkan data diri lengkap miliknya.
"Uwaahh Virtual reality memang yang terbaik!" Seru (Name) mengepalkan tangannya merasa bangga sebagai orang yang pertama kali mencobanya.
(Name) membaca seksama informasi yang tertulis di layar Hologram, ntah kenapa perasaan (Name) mendadak tak enak.
"Aku bisa menggunakan senjata apapun, heee~ sayang sekali aku belum punya senjata harus buat sendiri," gumam (Name) terus menscrool layar Hologram itu.
"Ah kelemahan ku hanya tak bisa menggunakan Elemen atau Vision, tu-tunggu Vision?" Seru (Name) kaget lalu kembali membaca dengan teliti.
"Tunggu sebentar aku seperti pernah mendengar nya di suatu tempat," gumam (Name) lagi berusaha mengingat sesuatu.
Mata (Name) mulai kembali melirik sekitar dengan seksama, sebuah pohon besar tak jauh darinya lalu ada patung di depan nya.
Kaki (Name) buru-buru melangkah mendekati patung itu, memeriksa apa hanya perkiraan atau memang benar dirinya masuk kedalam game kesukaannya.
"Astaga! Ini benar-benar patung the Seven milik Venti," gumam (Name) menatap tak percaya.
(Name) buru-buru melirik layar Hologram nya lagi, membuka semua simbol yang terdapat di halaman utama.
Ada simbol tas yang berguna untuk menyimpan apapun, lalu simbol jam yang sama sekali tak bisa di kutak Katik, dan terakhir simbol map.
Mata (Name) membulat lebar melihat map yang sangat besar terpampang di hadapan nya, tangan (Name) dengan lincah memeriksa setiap inci map yang memiliki 7 negara berbeda.
Tangan (Name) refleks menutup mulut yang semakin terbuka lebar, dengan susah payah (Name) meneguk salifah yang menyangkut di lehernya.
"Astaga aku benar-benar masuk kedunia Genshin Impact," seru (Name) antara senang dan takjub.
"Kenapa tuan Camillus tak memberitahu ku? Tunggu sebentar aku merasa ada yang janggal.... Setahu ku CO Hoyoverse namanya bukan Camillus lalu sejak kapan Hoyo mulai menggarap projek Virtual reality? Lal tak pernah memberi tahu soal ini atau memang belum tersebar? Maka dari itu mereka butuh seseorang untuk mencoba nya? Lalu jika berhasil mereka akan langsung meluncurkan nya?" Gumam (Name) panjang lebar, alisnya berkurut berfikir sekeras mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus (Genshin Impact Ff)
FanfictionKamu yang awalnya hanya ingin dapat pekerjaan malah berakhir masuk ke dalam Game sebagai AI, lika-liku kehidupan pun kamu jalani disana sebagai orang asing. Sampai akhirnya kamu bertekad untuk menghancurkan hukum dunia Teyvat dan membebaskan semuany...