Pukul 04:23.
(Name) berlari terburu-buru kearah Stormteror, dia terlambat bangun karena terlalu asik membaca buku, jangan kan sarapan, cuci muka saja (Name) tak sempat, salah kan Alarm yang lupa di aktifkan, ternyata hanya tersimpan pantas saja tak berbunyi.
Sosok pria tinggi dengan Surai blonde pucat berdiri di pintu masuk Stormteror, menatap (Name) yang berlari kearahnya.
"Huft....haaa ma-maaf aku terlambat," keluh (Name), nafasnya memburu cepat.
"Hmp, lain kali kau harus belajar disiplin," ketus Dainsleif menatap lurus manik hitam (Name).
"Ba-baik tuan!" Seru (Name) berdiri tegap, nafasnya masih sedikit terengah-engah.
"Ikut aku," seru Dainsleif berjalan memimpin lalu memunculkan sebuah portal hitam.
"Ayo cepat masuk," seru Dainsleif menatap (Name) yang mematung dengan ekspresi ngeri.
Dainsleif mendengus kesal melihat (Name) tak kunjung merespon lalu menarik paksa tangan (Name) membawanya memasuki portal.
(Name) berseru ngeri memejamkan matanya karena merasa kaki nya tak menginjak apapun.
"Mau sampai kapan kau menutup mata mu itu?" Seru Dainsleif.
(Name) buru-buru membuka kelopak matanya mendengar suara Dainsleif yang sedikit meninggi.
(Name) termenung menatap sekitar, pulau kecil di antah berantah, tak jauh dari tempatnya sebuah portal yang jauh lebih besar berdiri gagah di tengah-tengah genangan air.
(Name) kenal tempat ini, tempat untuk para player melakukan spiral abyss bulanan, yang membuat (Name) bingung untuk apa Dainsleif membawa nya kesini? Bukan nya dia mau mengajarkan soal para Virus itu.
"Emmm tuan Dainsleif apa boleh aku bertanya?" Seru (Name) menatap manik biru gelap Dainsleif sekilas sama persis dengan punya Paimon.
Dainsleif mengangguk sambil bersedekap dada bersandar pada dinding tebing.
"Bukanya tuan mau mengajarkan saya soal para Virus itu?" Seru (Name). Dainsleif mengangguk lagi mengiyakan pertanyaan (Name).
"Lalu apa yang kita lakukan disini? Mana virusnya?" Seru (Name) menatap heran Dainsleif yang terlihat santai.
"Aku sudah mengumpulkan nya di dalam sana, kau bisa menggunakan senjata kan?" Seru Dainsleif menunjuk pintu Portal.
"Emm lumayan, aku baru mempelajari nya kemarin," seru (Name) mengangguk.
"Bagus kalau begitu langsung saja kau masuk kesana aku akan menunggu disini," seru Dainsleif.
"Ya? Tu-tunggu maksud mu aku sendiri masuk kesana?" Seru (Name) berusaha memastikan pendengaran nya. Dainsleif mengangguk mengiyakan.
"Sendiri? Sungguh?" Tanya (Name) lagi dengan sorot mata tak percaya. Dainsleif lagi-lagi mengangguk mengiyakan.
"Astaga, apa kau tak dengar aku bilang baru belajar menggunakan senjata kemarin? Dan kau langsung menyuruh ku masuk ke sarang Virus itu sendiri an? Yang benar saja!" Seru (Name) tak terima.
"Kau itu Ai untuk apa takut dengan monster-monster tak berakal itu, walau tanpa kemampuan pun aku yakin kau bisa mengalahkan mereka, sebelum masuk ke pembelajaran selanjutnya kau harus mengenali Virus nya lebih dulu," jelas Dainsleif dengan nada sedikit menyindir.
"Sudah cepat masuk, kau menghamburkan waktu ku terlalu banyak," sindir Dainsleif.
Uwah menyebalkan, pantas saja Paimon menyuruh ku bersabar, batin (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus (Genshin Impact Ff)
FanfictionKamu yang awalnya hanya ingin dapat pekerjaan malah berakhir masuk ke dalam Game sebagai AI, lika-liku kehidupan pun kamu jalani disana sebagai orang asing. Sampai akhirnya kamu bertekad untuk menghancurkan hukum dunia Teyvat dan membebaskan semuany...