Seharian penuh (Name) hanya tidur di kasurnya, bahkan makan pun di kasur karena perintah Xiao yang tak memperbolehkan (Name) keluar dari kamarnya, beruntung penginapan ini punya kamar mandi di setiap kamar.
Alasannya hanya karena perintah dari Zhongli. Sedangkan Zhongli hanya memintanya untuk menjaga (Name), iya Xiao salah mengartikan nya, karena Xiao beranggapan manusia fana itu lemah karena (Name) sakit itu artinya dia sangat lemah. Sangat simpel memang isi pikiran Adeptus satu itu.
Langit sudah kembali berganti malam, suara riuh festival terdengar sampai Wanghsu inn membuat gadis yang tengah di landa demam terbangun dari tidurnya.
Kaki (Name) melangkah turun dari kasur, membuka tirai jendela nya menatap langit bertabur bintang dari balik kaca jendela. Beberapa lentera terlihat melayang menemani gelap malam.
(Name) meraih selimut nya lalu melangkah keluar kamarnya hendak melihat dari balkon penginapan. Manik hitam nya berbinar takjub memandang langit Teyvat yang penuh dengan lentera dari arah pelabuhan Liyue.
Rasa iri kembali menggerogoti hatinya, andai saja Xiao tak mengawasi nya dipastikan dia sudah kabur sore tadi hanya karena ingin melihat festival.
"Sudah baikan?" Seru Xiao berdiri di samping (Name) ikut memandang langit Teyvat.
"Eh, kau tak ikut festival Xiao?" sahut (Name) terkejut dengan kehadiran Xiao.
"Aku tak suka tempat berisik," keluh Xiao bersedekap dada. Manik kuning nya menatap lurus (Name).
"Haaa~ padahal seperti nya seru loh, kau bisa jalan-jalan, lalu mencoba berbagai macam makanan dan yang paling seru menerbangkan lentera bersama," oceh (Name) tersenyum kecut.
"Kau ingin menerbangkan lentera?" Tanya Xiao.
"Iya! Aku ingin sekali~, tapi yah aku kan sedang sakit tak bisa pergi kesana dan aku juga belum beli lentera nya," sahut (Name) antusias.
"Tunggu disini," seru Xiao lalu menghilang begitu saja tanpa menunggu jawaban (Name).
(Name) mengkerut kebingungan dan beralih duduk di kursi karena kakinya mulai terasa lelah terus berdiri.
30 menit, Xiao kembali membawa sebuah lentera berukuran sedang. (Name) bangun lalu menghampiri Xiao, manik Hitam nya menatap berbinar.
"Ini, aku tak sengaja menemukan nya tadi," seru Xiao memalingkan wajahnya tak tahan dengan tatapan terharu (Name).
"Aaaaaa~ terimakasih Shooo," tutur haru (Name) tak sadar ucapan Akhirnya.
"Sho?" Sahut Xiao mengkerut bingung menatap (Name) yang panik.
"Ahaha ma-maksud ku Xiao, yang tadi itu terdengar terlalu akrab ya, lu-lupakan saja kalau kau merasa tak senang," gugup (Name) menggaruk pipinya.
"Aku biasa saja, lakukan sesuka mu," sahut Xiao menyerahkan Lentera itu pada (Name).
(Name) terkekeh geli melihat Xiao yang malu-malu lalu menerima Lentera itu, kakinya melangkah mendekati pagar Balkon.
"Sini Sho, kita buat permohonan bersama, cepat!" Seru antusias (Name) menarik paksa tangan Xiao.
"Huh, Adeptus tak melakukan hal bodoh seperti itu," sahut Xiao berjalan mendekati (Name).
"Ei anggap saja ini sebuah permainan, ayolah hanya membuat permohonan~," bujuk (Name) sedikit memelas.
Xiao menghela nafas lalu tangan nya ikut memegang Lentera. (Name) tersenyum senang lalu memejamkan matanya begitu juga Xiao.
Aku ingin tahun ini semua Virus musnah dan aku bisa membebaskan Xiao dan yang lain dari peraturan Administrator, batin (Name) memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus (Genshin Impact Ff)
FanfictionKamu yang awalnya hanya ingin dapat pekerjaan malah berakhir masuk ke dalam Game sebagai AI, lika-liku kehidupan pun kamu jalani disana sebagai orang asing. Sampai akhirnya kamu bertekad untuk menghancurkan hukum dunia Teyvat dan membebaskan semuany...