✍️ Chapter 38

1.3K 203 40
                                    

Dainsleif termenung, saling beradu pandang dengan Paimon yang menggeleng. Mata nya bergulir menatap robot milik Administrator tengah melindungi mereka.

"Ada yang datang!" Seru Aether menatap sosok yang terjun dari atas langit. Kaki sosok itu menendang keras monster sampai terpental ke dinding penghalang.

Surai hitam nya berkibar, kaki jenjangnya mendarat di atas rumput. Tubuh Lal tersentak melihat gadis yang di kenali tengah berdiri gagah menghadap Virus.

"(Name)!" Panggil Wanderer menggedor dinding penghalang.

(Name) mengabaikan panggilan Wanderer, manik hitamnya menatap lurus monster yang mulai bangkit.

Tangan (Name) terangkat memanggil puluhan robot, Dainsleif dan Paimon tersentak kaget melihat (Name) dapat mengendalikan robot milik Administrator.

"(Name) bisa menggunakan robot itu? Itu artinya dia....," Keluh Dainsleif menoleh menatap Paimon yang tersentak.

"Administrator telah terdeteksi," gumam Paimon dengan sorot hampa.

"Paimon? Hei ada apa dengan mu!?" Seru panik Lumine mengguncang kan tubuh Paimon yang kaku.

"Percuma, dia tak akan sadar. Paimon sedang berada dalam mode moderator, dia hanya mengikuti perintah Administrator," cegah Dainsleif menghentikan tangan Lumine yang terus mengguncang tubuh Paimon.

Diluar, puluhan robot mengelilingi monster itu. Sebuah jaring mengikat paksa monster itu, memaksa nya jatuh berlutut dihadapan (Name).

(Name) melangkah mendekati monster itu tangan nya terangkat bersiap menyentuh kepala monster yang tengah menggeram. Para robot mati-matian menahan jaring agar tak terlepas.

"Apa yang mau dia lakukan?" Tanya Venti menatap Dainsleif yang bergetar ketakutan.

"Cepat hentikan dia! (Name) mau mengorbankan tubuhnya," pekik Dainsleif menggedor paksa dinding pelindung.

Yang lain termenung syok, Wanderer bergetar, kepalanya menoleh menatap (Name) yang sedang menyerap tubuh Monster itu.

"(NAME)! (NAME) HENTIKAN," panggil Xiao menggedor dinding penghalang, sebuah polearm muncul di tangan nya. Xiao segera menancapkan Polearm itu pada diding penghalang.

Semuanya melongo melihat Polearm Xiao hancur lebur begitu menyentuh dinding.

"(NAME) INI PERINTAH, HENTIKAN TINDAKAN MU," pekik Venti, tubuhnya terpental ketika Venti menendang penghalang. Lal memapah tubuh Venti yang tersungkur.

"Kumohon Lal. hentikan dia," mohon Venti menggenggam kedua bahu Lal.

Lal mengigit bibirnya, manik hitam nya melirik pelindung yang tengah di gedor paksa Cyno dan Xiao.

"(NAME)! (NAME)!" panggil Wanderer terus memukul penghalang mengabaikan sayatan yang tercipta di kulitnya.

(Name) menoleh kearah rumah nya, tersenyum lembut kearah Wanderer yang terus menyebut namanya.

"Sudah siap?" Tanya Irus.

"Em, mari kita selesaikan Virus ini," gumam (Name) menyahut pertanyaan Irus. Matanya terpejam, tangannya mencengkram kuat kepala monster itu.

Nafas tercekat di tenggorokan, (Name) jatuh bersimpuh. Tangannya masih sentiasa menyentuh monster membiarkan Virus itu berpindah kedalam tubuh nya. Paru-paru nya mulai menyempit, detak jantung nya memburu tak karuan. Kepalanya terasa sakit seolah terhantam puluhan batu besar, kelopak matanya terbuka.

Cairan hitam mengucur deras dari kelopak mata dan hidung nya. (Name) terbatuk-batuk memuntah kan cairan hitam kental.

"Paimon! Kumohon buka penghalang ini. Aku harus menyelamatkan (Name), atau dia akan mati," mohon Cyno mencengkram kedua bahu Paimon yang kaku. Sorot mata Paimon terlihat hampa.

Virus (Genshin Impact Ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang