✍️ Chapter 34

1.1K 208 45
                                    

(Name) sedikit melenguh merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Matanya menyipit berusaha membiasakan cahaya yang masuk kedalam kornea matanya.

Tangan nya yang hendak bergerak tertahan karena ikatan rantai. (Name) terbelak kaget menatap kedua tangan nya terikat rantai, manik hitam nya bergetar menatap sosok robot di depannya.

"Selamat datang di kerajaan ku, akhirnya kita bisa bertemu juga wahai sang pengacau," sambut seseorang. Kepala (Name) menoleh kesana-kemari mencari asal suara.

"Bisa santai sedikit? Tak usah panik begitu. Aku belum ada niatan membunuh mu," tutur suara dari balik tirai. (Name) menggeram marah, berusaha melepas ikatan rantai.

"Ah maaf aku belum memperkenalkan diri. Aku Administrator penguasa tempat ini, salam kenal nona (Name)," ucap Administrator dari balik tirai. (Name) mendengus sudah menduga siapa sosok yang bersembunyi dibalik tirai.

"Bagaimana rasanya dikhianati (Name)? Terasa sakit? Heh, ini baru permulaan. Aku akan menunjukkan rasa sakit yang sebenarnya pada mu," cibir Administrator.

"Dikhianati? Aku? Heh yang benar saja. Mereka hanya salah paham, hanya dengan sedikit penjelasan dari Paimon mereka akan berpihak padaku," sahut (Name) tersenyum simpul.

"Astaga kau ini lucu sekali, apa kau sedang berusaha menghibur diri? Ayolah, kau ada disini dalam keadaan terikat. Sudah jadi sebuah bukti bahwa kau dikhianati," ledek Administrator.

"Kalau yang kau maksud itu Dain. Seperti nya kau salah mengerti, Dain tak pernah mengkhianati ku. Dia membawa ku kesini pasti karena kau mengancam akan melakukan sesuatu, benar bukan?" Ketus (Name), tangan nya berusaha menggapai kaki robot.

"Harusnya kau malu karena tak berani menghadapi ku secara langsung. Kerjaan mu hanya duduk manis disini, menyuruh orang lain. Dasar pengecut," cibir (Name) berhasil meraih kaki robot.

(Name) menarik sekuat tenaga kaki robot itu lalu menghempaskan nya kearah tirai, suara jeritan terdengar. Penutup tirai hancur memperlihatkan sosok robot yang belum selesai. (Name) mendengus menatap Administrator yang menggeram marah.

"Sudah kuduga Administrator itu tak lebih dari seorang AI yang belum selesai," cibir (Name).

Administrator mengangkat tangan nya, menggerakkan rantai-rantai yang mengikat tubuh (Name). Tangan nya terkepal erat.

"ARGGGHHHH" jerit (Name) kesakitan merasakan struman bertenaga tinggi di sekujur tubuhnya.

Administrator mendengus puas melihat tubuh (Name) terkulai lemas, tangan nya kembali turun. Kaki nya berjalan mendekat kearah (Name) lalu menginjak kepala (Name).

"Kau besar kepala hanya karena ada sebuah AI di dalam tubuh mu. Apa kau tak sadar bahwa kau tak lebih dari sosok debu tak berguna jika tanpa AI itu," tekan Administrator menginjak kuat kepala (Name).

"Heh. Paling tidak aku tak jadi pengecut seperti mu," sahut (Name) menggenggam kaki Administrator, dengan sekuat tenaga (Name) berusaha menjatuhkan tubuh Administrator.

Administrator menatap malas kearah (Name) kakinya terangkat beralih menendang tubuh (Name). (Name) terpelanting begitu saja, tubuhnya telak menghantam dinding besi.

(Name) meringis memegangi pinggang nya yang memerah karena tendangan Administrator. Matanya terpejam berusaha meredam nyeri.

Irus...hei Irus. Kau mendengar ku? Irus, batin (Name) berusaha tersambung dengan kesadaran Irus.

"Heh. Apa kau mencari teman mu?" Tanya Administrator. Tangannya terangkat memunculkan layar hologram.

Manik hitam (Name) bergetar menatap Irus yang muncul di dalam layar hologram milik Administrator.

Virus (Genshin Impact Ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang