Dirumah (Name) kegaduhan tengah terjadi karena kemunculan Aether secara mendadak, tepat saat Lumine ingin menyelamatkan (Name).
"Aether!? Apa kau baik-baik saja!?" Tanya penuh khawatir Lumine sambil memapah tubuh kakak nya.
"Aku baik-baik saja Lumine, tapi kita terlambat," sahut Aether menatap satu persatu alam di Teyvat menghilang.
"Sebenarnya apa yang terjadi!? Kenapa semuanya jadi begitu?" Tanya Lumine menatap jendela rumah (Name).
"Tadi tiba-tiba aku mendapat ingatan ku yang hilang tentang kenyataan dunia ini, lalu aku juga mendengar rencana mu dan Paimon. Seperti nya orang-orang di luar sana juga mendengar nya, aku sempat melihat beberapa NPC mengalami Glitch karena syok serta beberapa karakter yang terlihat panik," jelas Aether.
"Lalu karena aku tau rencana mu, aku bermaksud untuk menyelamatkan (Name) lebih dulu, namun sebuah dinding menghalangi ku dan menteleportasikan ku secara paksa kesini," sambung Aether.
"Tak mungkin, jangan-jangan Administrator ingin merestart dunia ini?" Gumam Paimon. Yang lain serempak menoleh kearah Paimon.
"Oi oi bukannya itu bahaya?" Sahut Kaeya termenung syok.
Mendadak rumah (Name) bergetar hebat, para karakter mulai tersungkur kelantai. Aether mati-matian menahan tubuh Lumine agar tak jatuh.
"Sistem keamanan pada tahap 10. Pelindung di aktifkan,"
Semua orang menoleh kesana-kemari mencari asal suara yang bergema di rumah (Name). Sebuah pelindung transparan melindungi seluruh rumah (Name), perlahan guncangan mulai berhenti.
"A-apa yang barusan terjadi?" Tanya Tartagalia menatap horor rumah (Name).
"Itu salah satu sistem yang (Name) ciptakan. Sekarang sistem ini berusaha melindungi kita dengan mengurung kita dari dalam," jelas Paimon, tangannya mengutak-atik layar hologram nya.
"Hanya kita? Bagaimana dengan yang di luar?" Tanya Diluc panik.
"Tenang kan dirimu Diluc, aku tak tau apa yang terjadi dengan (Name), tapi sekarang (Name) tengah mati-matian melindungi kita. Karakter yang hilang berhasil di temukan namun mereka masuk kedalam mode non-aktif, seperti nya yang lain juga begitu," jelas Paimon masih sibuk dengan layar hologram nya.
"Apa (Name) baik-baik saja?" Tanya Venti penuh khawatir.
"Aku tak tahu, aku hanya bisa memastikan bahwa kesadaran (Name) masih ada didunia ini," sahut Paimon.
Venti sedikit bernafas lega mendengar nya, manik birunya menatap luar ruangan yang terlihat begitu lapang dan hampa.
Mendadak sebuah sinar terang muncul di dekat pintu rumah (Name), semuanya menoleh memasang kuda-kuda pertahanan. Sosok pria muda mulai terlihat, manik hitam nya menatap syok para karakter yang kini ikut menatap syok kearahnya.
"Si-siapa kau!?" Tanya Aether sambil mengacungkan pedang nya.
Pemuda itu berjalan mundur, takut dengan pedang yang di acungkan Aether. Beberapa robot kecil muncul melindungi pemuda itu, lalu menunduk hormat.
"Selamat datang tuan Lal. Master telah menunggu mu," sambut salah satu robot.
Venti, Xiao, Wanderer dan Cyno tersentak kaget mendengar nama yang di sebut kan robot itu. Yang lain mengkerut bingung melihat mereka ber-4 maju mendekati pemuda yang di panggil Lal.
"Lal? Kau benar Lal temannya (Name)?" Tanya Wanderer memastikan.
"Ummm....Ya," sahut Lal mengangguk kikuk.
"Bukannya kau sama seperti (Name)? Bagaimana caranya kau kesini?" Tanya Xiao.
"Eee...aku juga kurang mengerti. Aku kesini menggunakan link aplikasi yang (Name) berikan padaku lewat surat ini," tutur Lal menunjukkan layar hologram berisi surat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus (Genshin Impact Ff)
FanfictionKamu yang awalnya hanya ingin dapat pekerjaan malah berakhir masuk ke dalam Game sebagai AI, lika-liku kehidupan pun kamu jalani disana sebagai orang asing. Sampai akhirnya kamu bertekad untuk menghancurkan hukum dunia Teyvat dan membebaskan semuany...