✍️ Chapter 23

1.3K 219 23
                                    

3 hari berlalu begitu cepat. Rumah (Name) telah selesai dibangun. Rumah sederhana berlantai dua, lantai pertama diisi gudang, dapur dan ruang tamu lalu lantai kedua diisi 2 buah kamar, kamar tamu dan kamar pribadi (Name). Lalu jangan lupakan balkon yang lumayan lebar menghadap langsung kearah matahari terbenam.

(Name) menghela nafas berat. Bukan karena tak bahagia atas rumah nya yang telah selesai dibangun melainkan karena rasa beban harus menerima hadiah-hadiah yang mulai berdatangan.

(Name) termenung lama menatapi tumpukan surat lalu mulai membuka nya satu persatu memeriksa datang dari mana saja perabotan rumahnya.

"Satu set dapur dari Kokomi dan Gorou. 2 buah sofa perwakilan dari Jean dan KOF. Satu set meja makan dari Thoma dan kakak beradik Kamisato. Sebuah lemari buku dari Albedo dan Sucrous. 2 bangku santai dari Diluc. Sebuah kasur dari Ningguang dan anggota Qixing lalu satu kasur lagi dari Childe, Lumine dan Paimom," gumam (Name) membaca surat-surat yang tak kunjung habis.

"Sebuah lemari kayu dari Kojou sara dan Heizou. Oh Beidou dan Kazuha juga memberikan ku Lemari kayu. Lalu satu set meja kerja dari Shenhe dan Yanfei dan terakhir 30 judul buku dari Xingqiu dan Chongyun yang mewakili Xiangling, Yunjin dan Xinyan," sambung (Name) menatap lelah surat terakhir.

"Haaaaa....niat bangun rumah karena gak ada tempat buat hadiah-hadiah mereka malah di kasih hadiah sebanyak ini. Kalo gini sama aja bohong, aduh untung lah gudang masih kosong," Keluh (Name).

"Tapi mereka hebat juga bisa kirim barang cuman dalam 3 hari....atau jangan-jangan mereka udah kirim dari jauh-jauh hari semenjak aku baru bangun rumah," gumam (Name) merasa ngeri membayangkan antusias mereka.

(Name) menatap isi rumah nya yang telah tertata rapi dengan berbagai perabotan. Kakinya mulai melangkah mendekati gudang, tangan nya mendorong sebuah bilah pedang. Sebuah tangga yang mengarah kebawah mulai muncul, (Name) melangkah menuruni satu persatu anak tangga.

"Ya setidaknya ruangan ini masih tersisa untuk ku. Yah aku beruntung karena hanya perlu beli kebutuhan untuk ruangan ini. Baiklah aku harus kembali ke penginapan untuk merapikan barang-barang dan menulis surat balasan," gumam (Name) menatap ruangan bawah tanah yang masih kosong.

Setelah membereskan surat-surat tadi, (Name) kembali ke penginapan wanghsu inn untuk membereskan barang-barang nya karena besok masa sewa nya telah usai. Dibantu Xiao dan Venti (Name) membawa kado-kado yang masih terbungkus rapi dan beberapa tas pakaian nya. Buku-buku catatan Daim, (Name) sembunyikan di dalam inventori miliknya.

"Sudah semua?" Tanya Xiao menurunkan bungkusan terakhir berisi hadiah Lantern Rite.

(Name) diam sibuk menghitung barang-barang nya lalu melirik Venti yang datang membawa tas pakaian nya.

"Ah yang di bawa Venti itu terakhir. Jadi sudah selesai! Terimakasih~ apa kalian mau ku buat kan makanan?" Tawar (Name).

"Nanti saja. Aku masih ada urusan, kalau begitu aku pergi dulu. Panggil aku jika kau merasa bahaya," tolak halus Xiao. (Name) mengangguk tepat saat Xiao menghilang.

"Aduh capek," keluh Venti duduk bersandar pada Sofa.

"Heee...dari tadi yang bawa kan angin mu. Masa capek," ledek (Name) berjalan kearah dapur.

"Hei pakai Skill itu melelahkan loh. Menguras energi ku," sahut Venti dengan wajah masam.

"Iya-iya. Terimakasih Venti, mau di buatin apa?" Tutur lembut (Name).

"Minum aja. Aku masih ada tugas sama Dvalin, jadi aku cuman mau nganterin ini," ujar Venti. Sesiur angin keluar dari tangan nya.

Sebuah Polearm dominasi biru muda muncul di tangan Venti. (Name) termenung syok menggenggam gelas minuman.

Virus (Genshin Impact Ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang