✍️ Chapter 33

1.2K 205 73
                                    

(Name) menyadarkan punggung nya pada sandaran kursi, kini dirinya tengah bersantai di depan balkon kamarnya sambil menikmati pemandangan matahari yang mulai terbenam. Tak lupa di temani secangkir teh dan kue kering.

"Haaaa~ kedamaian yang sangat jarang ku dapatkan," gumam (Name). Kakinya di luruskan, senandung kecil mengalun dari mulut nya.

"Kau benar. Tumben sekali rumah mu sepi," sahut Irus.

"Yeah. Mereka bilang baru akan pulang saat malam," tutur (Name) menyesap perlahan teh nya.

Seminggu berlalu begitu saja semenjak kejadian Maintenance. Selama seminggu pula, Administrator tak menunjukkan tanda-tanda pergerakan apapun. Keseharian (Name) masih sama saja, sibuk bekerja menimbun Mora. Projek utama nya telah selesai dari lama hanya tinggal menjalankan nya.

"Kalau dihitung. Kita sudah genap 8 bulan tinggal di tempat ini," tutur Irus.

"Heee ku kira sudah bertahun-tahun, rasanya waktu berjalan sangat cepat setiap hari nya. Ternyata baru 8 bulan, aku penasaran sudah berapa lama semenjak aku mati kalau di dunia nyata?" Sahut (Name) dengan pose berpikir.

"Kalau itu aku tak tahu. Semenjak kita masuk kesini, perbandingan waktu disini dan dunia nyata kan jadi sangat kacau," jelas Irus. (Name) mengangguk-anggukan kepalanya berusaha mengerti.

"Ah aku baru ingat sesuatu. Kau sudah mengirimkan itu kan? Kita butuh bantuan dia untuk tahap akhir," tanya (Name).

"Sudah, tenang saja. Mungkin sekarang dia lagi kebingungan karena mengira pesan teror," Sahut Irus terkekeh geli.

"Kau tak menambah kata-kata aneh kan?" Tanya (Name) penuh selidik.

"Yahh....emmm hanya sedikit ku tambah kan kata-kata penyemangat," jelas Irus.

"Awa saja kalau ini gagal gara-gara ulah iseng mu," ancam (Name) mendengus kesal.

"Ayolah aku hanya bercanda. Oh ya, apa kau tak mau mencoba busur panah yang di hadiah kan Archon Sumeru?" Tanya Irus mengalihkan topik.

"Haaa~ niatnya mau coba nanti, tapi karena kau mengingat. Akan ku coba sekarang," sahut (Name) menghela nafas. Tangannya terulur memunculkan busur panah yang kemarin di hadiah kan Yang Mulia Kusanali.

Kemarin Cyno menjemput (Name) atas perintah dari sang Archon Sumeru yang dia layani. Sama seperti saat kejadian di Inazuma, (Name) di hadiah kan Weapon atas jasanya karena telah menolong para murid Akademiya saat kasus tempo hari.

Bagaimana caranya Archon itu bisa tau? Jawabannya ada pada Cyno yang melapor. Segala pujian dan apresiasi keluar dari mulutnya sepanjang pertemuan dan (Name) hanya bisa tersenyum canggung.

"Terimakasih atas bantuan nona (Name). Saya menghadiahkan ini sebagai bentuk apresiasi saya atas jasa anda,"

"Ah baik. Terimakasih yang mulia Kusanali, akan saja jaga dengan segenap nyawa saya,"

(Name) menghembuskan nafas teringat kenangan kemarin. Tak seperti sebelumnya yang selalu menolak, (Name) memilih langsung menerima nya. Enggan mendengar kata-kata perintah seperti sebelumnya.

Sederet informasi muncul menutupi penglihatan (Name). Busur panah dengan dominan hijau berkode name Hunters Path tengah di genggam (Name).

"Aku baru sadar. Ini senjata yang di pake Tighnari waktu Maintenance kemarin kan? Apa ini duplikat nya?" Gumam (Name) menarik senar busur.

"Menurut ku ini yang asli," sahut Irus men-scan busur panah itu.

"Jadi punya Tighnari yang palsu?" Tebak (Name).

Virus (Genshin Impact Ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang