A

2.9K 161 15
                                    

Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca🐣

.

.

.

.

Saat Miunie hendak menaiki anak tangga, sebuah tangan kekar menyambar tangannya dengan sangat cepat dari arah belakang, tak elak membuat Miunie shock di tempat dan sempat terdiam sebentar. "KAN SUDAH SAYA BILANG, SAYA BISA JALAN SENDI---------" Ucapannya terhenti saat ia menoleh ke belakang.

Rupanya sosok yang menahan tangannya bukanlah Max, melainkan orang yang tidak ingin sama sekali ia temui. "Siapa yang membiarkanmu keluyuran di mensionku, jalang?" Menatap tajam.

Seluruh tubuh Miunie merinding ketika tatapan dingin dan mematikan itu datang padanya lagi. Apa lagi sekarang? Kesalahan apa yang sudah ia lakukan sampai membuat pria gila itu kembali marah padanya lagi? Bisakah untuk sebentar saja, ia hidup tenang atau bersantai sedikit?

Gulf langsung menggendong Miunie ala bridal, membuat Miunie reflek mengalungkan tangannya di leher Gulf. "Akhh,," Gulf menggendongnya dengan sangat kasar. Tangan kekar Gulf tidak sengaja menyentuh bokong Miunie yang masih bengkak hingga ia merintih kesakitan. "L--Lepas,,," Memberontak didalam gendongan Gulf, sementara pria bermata elang itu fokus menaiki anak tangga satu persatu, meninggalkan Max yang berdiri tegak di belakang. "K--Kumohon--lepas,, hikss,, sakit" Memukul serta mendorong dada bidang Gulf.

Saat sudah menginjakkan kaki di lantai 4, dengan sengaja ia menepi ke besi tangga mension karena kesal sejak tadi Miunie terus berontak padanya. "DIAAAAAMMMMMM!!!! KAU MAU KU LEMPAR DARI ATAS SINI, HAHHH???!" Teriaknya tepat didepan wajah Miunie sambil menakuti, seolah ia akan melepaskan pegangan tangan padanya.

Miunie sempat melirik ke bawah dan itu sangat tinggi, membuatnya seketika tremor dan histeris sambil memeluk leher Gulf erat-erat. "Nggak--hikss,,, jangan,,, hiksss,,," Menggeleng ribut.

"JANGAN MELAWAN KALAU TIDAK MAU KULEMPAR DARI ATAS SINI. PAHAM?!!!" Ditengah histerisnya, Miunie mengangguk lemah. Karena takut akan ketinggian, membuatnya harus menurunkan egonya didepan Gulf.

Gulf melirik wajah Miunie yang memeluknya erat. Terlihat bawah matanya yang menghitam, wajahnya sedikit pucat dan pipinya terlihat kurus, tidak seperti Miunie yang ia temui pertama kali. Segera Gulf membawa Miunie ke kamarnya lalu ditidurkan diatas ranjang.

Gulf ikut naik ke atas ranjang lalu menarik Miunie yang masih nangis ke dalam pelukannya. "Bisa diam? Aku tidak suka punya jalang yang cengeng" Mengusap air mata Miunie dengan kasar.

Mendorong Gulf menjauh lalu membalikkan tubuhnya. Ia lebih memilih diam sambil menyembunyikan wajah di balik bantal, berharap suaranya teredam oleh volume kapas pada bantal.

Menatap punggung kecil Miunie lalu mengusapnya secara sensual. "Kalau dalam 5 menit aku masih dengar suara, kau akan tahu akibatnya" Ancam Gulf lalu mengecup punggung tersebut.

CUP

Kembali mengusap, seolah punggung itu adalah miliknya, dilanjutkan ke lengan tangan, pinggang ramping, serta rambut Miunie.

Setelah menunggu 5 menit, Gulf tidak mendengar suara apapun lagi dari Miunie. Ia membalik tubuh Miunie dengan kasar untuk menghadap padanya, membuat Miunie menatapnya dengan tatapan datar. Melirik wajah Miunie yang penuh air mata dan ingus lalu membersihkannya tanpa rasa jijik memakai ibu jari. "Tidurlah. Besok kita akan melakukan hal yang menyenangkan" Menyeringai.

",,,,,,,,,,,,,,,,,," Enggan untuk menjawab lalu menutup kedua matanya. Menarik Miunie mendekat sekali lagi lalu memeluknya erat-erat dan ikut memejamkan kedua mata.

Mafia & Dokter 🔞⚠️  || GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang