NINE

2.2K 156 14
                                    

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca ☀

.

.

.

.

"Ada yang bisa Miu bantu, Mae?" Berdiri di sisi sang Ibu.

"Tidak ada, sayang. Kamu tunggu saja di meja makan. Sebentar lagi makanan siap" Mengusap surai Miunie dengan lembut. Usapan yang Miunie rindukan setelah Gulf mengurungnya begitu lama di mansion.

Tersenyum manis, "Baik, Mae" Miunie melangkah menuju meja makan dimana Win juga ada disana.

Miunie terus memperhatikan Win yang serius pada ponsel sambil sesekali cengar cengir.

Miunie yang sedikit penasaran pun mengintip layar ponsel Win diam-diam dari belakang. "Sedang apa?"

Deg

Win terkejut sampai hampir melempar ponselnya ke udara.

"Astaga----akhh" Win mengusap area dada yang memanas, efek dari kagetnya.

Mempoutkan bibir. "Baru gitu saja kaget. Makanya, jangan fokus main ponsel terus. Kau dikirim sama Gulf untuk menjagaku atau menjaga ponsel itu? Bagaimana kalau aku tiba-tiba di culik? Apa kau akan sadar? Kau mau aku adukan pada Gulf kalau kau tidak menjagaku selama disini?" Ujar Miunie bertubi-tubi sambil melipat tangan didepan dada.

Mendengar akan diadukan, Win segera mematikan layar ponsel kemudian meminta maaf pada Miunie.

Sedangkan Miunie tiba-tiba tertawa.

"?"

Menepuk bahu Win. "Aku cuma bercanda. Kau boleh kok main ponsel. Kata-kataku barusan tidak perlu disimpan ke hati. Oke?" Mengeluarkan ponsel dari saku celana.
"Aku juga akan bermain ponsel--oh! Bagaimana kalau kita main game bersama? Kau main PUBG? Mobile Legends? Free Fire?"

"Saya tidak main semua game itu, Tuan"

Mempoutkan bibir. "Sayang sekali" Meng-scroll dari atas ke bawah semua applikasi yang ada di ponsel kotaknya.
"Kalau Tik Tok?"

"Saya hanya melihat-lihat saja, tapi tidak ikut buat konten"

"Oh"

"Silahkan dinikmati" Ucap Pui tiba-tiba sambil membawa piring berisi lauk ke meja makan satu per satu, membuat Miunie langsung menyimpan ponselnya kembali ke saku celana.

"Selamat makan!! Aku sudah tidak sabar mencicipi masakkan Mae" Buru-buru mengambil piring, nasi, dan lauk.

"Pelan-pelan ambilnya, sayang, nanti tumpah" Sang Ibu mengambilkan udang untuk Miunie.

Miunie hanya menampilkan senyum manisnya.

Sedangkan Win, tanpa di tawari oleh Pui, dia sudah langsung ambil piring, nasi, dan lauk, seolah semua itu sudah menjadi kebiasaannya sejak lama.

Miunie terkejut di sampingnya, "apa yang kau lakukan, Win?"

"?"

"Kenapa ambil lauk?"

"Tentu saja makan, Tuan" Win menggelengkan kepala, cukup sabar dan bingung menghadapi Tuan manisnya.

"Maksudku, kenapa kau ikut aku dan Mamaku makan?"

"Memangnya kenapa?"

"Kok malah balik bertanya?"

"Ssstt,, sudah,, sudah,, jangan berantem saat makan" Ujar Pui yang melihat mereka berseteru dari tadi.
"Biarkan saja dia makan bersama kita, sayang. Mae yang suruh" Ucap Pui pada buah hatinya.

Mafia & Dokter 🔞⚠️  || GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang