FOUR

2.6K 171 22
                                    

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐺

.

.

.

.

BRAAAAKKKK

.

Miunie memukul meja marmer ruang tamu dengan kuat. "MIU TIDAK SETUJU, MAE"

Secara tidak sengaja kedua manik Miunie melirik ke arah dimana Gulf tengah menatap tajam padanya, membuat Miunie seketika kembali duduk dengan tenang bercampur takut. "Miu tidak mau menjadi Istri Gulf karena perjanjian, Mae,, hiksss,,"

"Tapi Mae sudah janji, sayang. Maaf" Mengusap pipi bulat Miunie.

Memalingkan wajahnya dari sang Ibu. "Pokoknya Miu tidak mau! Titik!! Tidak pakai koma!!" Memajukan bibirnya sampai 7CM kedepan.

"Lalu kau mau jadi Istriku karena paksaan?" Tanya Gulf yang sejak tadi hanya menyaksikan.

"Tidak!!"

"Lalu kamu maunya apa?" Tanya Gulf kembali.

"Aku mau menikah karena aku suka. Karena aku cinta. Bukan karena perjanjian dan paksaan. Disini tidak ada yang mengerti tentang perasaanku--hiksss,,, jahat!!!" Miunie langsung bangkit berdiri dan lari ke kamar dengan asal.

"Cih! Menyusahkan" Mengangkat satu kaki lalu di topang ke kaki lainnya.

Pui melirik Gulf dengan tatapan cemas, takut jika Miu akan di lakukan kejam karena tidak mau menikah dengannya sesuai perjanjian. "Tuan Gulf, tolong bersabar sedikit lagi. Anak saya masih diusia labil. Saya akan memberi pengertian dan dia pasti akan mengerti"

"Tidak perlu"

"?"

"Aku yang akan turun tangan langsung jika dia masih membantah perintahku"

Tidak lama kemudian, Miunie kembali keluar sambil tersedu-sedu. "Hikss,, hikss,, ayo pergi,, hikss,, sudah mau jamnya reuniku"

"Reuni?" Tanya Pui & Miunie menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Biarpun Miunie sedang dilanda kesedihan, reuni tetaplah prioritas utamanya karena sudah janji.

Lain hal jika belum membuat janji.

Gulf bangkit berdiri lalu pergi begitu saja ke mobilnya.

Sungguh calon suami yang penurut.

"Mae, Miu pergi dulu. Kapan-kapan Miu mampir ke sini lagi" Memeluk erat sang Ibu.

"Miunie, biar pun Gulf terkenal kejam, tapi hatinya sungguh baik. Kamu pikirkan baik-baik, na"

CUP

CUP

Pui mengecup kedua pipi bulat anaknya, Miunie.

Miunie mengerti maksud sang Ibu lalu kembali menganggukkan kepala. "Dadah Mae" Melambaikan tangan sambil melangkah keluar.

Pui ikut melambaikan tangan pada Miu sampai tidak terlihat lagi di ambang pintu utama. "Miu. Mae hanya ingin agar kamu hidup bahagia dan berkecukupan, nak. Coba pikirkan lagi baik-baik. Disini Mae selalu setuju dengan setiap keputusan kamu"

 Disini Mae selalu setuju dengan setiap keputusan kamu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mafia & Dokter 🔞⚠️  || GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang