lima

399 43 4
                                    

Jared Assad memang brengsek, tapi pria itu tidak berbahaya.

Itu adalah pemikiran terakhir Rachel sebelum ia menyetir mobilnya pergi dari Sempoerna.

Kaca jendela mobil terbuka. Angin segera masuk membelai sisi kanan wajah Rachel secepat mobilnya bergerak menerobos udara, menabrak kekosongan. Anak-anak rambut wanita itu beterbangan, menggelitik wajahnya yang tidak terhibur tetapi juga tidak keberatan. Matanya menatap jalanan dengan fokus yang tidak terbagi walaupun kantuknya bertambah. Cengkeramannya pada kemudi rileks.

Banyak pertanyaan masih menggantung di kepalanya. Malah, ada beberapa yang penting yang tidak terjawab di pertemuan barusan. Meskipun begitu, tidak ada ketegangan yang memberatkan pundaknya atau membuat hatinya gelisah. Jaket kulitnya bahkan belum ia kenakan lagi sejak dikembalikan oleh Raphael.

Ada sesuatu dari cara Jared berbicara yang membuat pria itu aman apa pun alasannya ia menyudutkan Rachel di malam ulang tahun Salbatier Holdings, dan terlepas dari agenda politiknya. Rachel tidak tahu dan ia tidak peduli. Wanita itu rusak, kotor, dan hina, tetapi Tuhan memberikan wanita itu sensitivitas yang membuatnya dapat mendeteksi bahaya paling samar sekali pun. Dan ia tahu bahwa pria itu aman.

Mungkin karena itu Rachel tidak bertanya apa-apa lagi.

Atau mungkin karena Rachel tidak benar-benar mau tahu histori keluarganya. Ia tidak mau mengetahui karena ia telah belajar betapa menakutkannya pengetahuan itu. Beberapa jenis pengetahuan bahkan membawa kepada kesendirian yang mencekam. Rachel menjalani puluhan tahun menjadi yang lebih tahu karena ia sering membaca dan karena ia diberikan kesadaran serta kapasitas intelektual lebih oleh-Nya, dan wanita itu telah tumbuh untuk menyadari bahwa ketidaktahuan orang-orang adalah privilese bagi mereka.

Ironis, tapi ketidaktahuan adalah hadiah.

Rachel tahu dengan benar bahwa ketidaktahuan membuat orang-orang memiliki penghakiman yang dangkal dan tumpul. Tapi, toh, mereka tidak merasakan harga dan tanggung jawab ilahi yang tercantum pada pengetahuan, yang membuat setiap proses pengambilan keputusan menjadi kompleks karena kesadaran akan kepentingan diri sendiri dan Tuhan beradu, dan ketika hal itu terjadi, kesakitan yang terjadi pada daging tidak pernah bisa dihindari dan sulit untuk diobati, karena hanya dialami, dihayati, dan dimengerti oleh diri sendiri, karena seluruh dunia memiliki natur dasar untuk hidup dan menghakimi dalam taraf yang rendah meskipun mereka dengan bangga menjunjung tinggi klaim-klaim empiris.

Apa yang dibicarakan di restoran itu akan memimpin kepada sebuah pengetahuan baru. Dan Rachel tidak dalam kondisi yang tepat untuk menerima pengetahuan itu. Ia mungkin tidak akan pernah lagi berada dalam kondisi yang tepat untuk menerima pengetahuan apa pun.

Punggungnya sakit menahan semua tanggung jawab dan keteraturan yang harus ia pikul karena pengetahuannya akan kehendak Tuhan. Hal itu membuat hatinya berkonflik setiap kali ia minum atau membenci ayahnya. Ia tahu kegagalannya untuk menyangkal diri selama belasan tahun akan membawanya ke neraka dan telah mencetak kesedihan besar di hati Tuhan.

Karenanya, ia berpikir untuk meninggalkan bukan hanya ayahnya yang ia benci, tetapi juga Bapanya.

Cengkeraman wanita itu pada kemudi menguat. Kantuknya hilang.

Satu-satunya yang menjaga wanita itu selama tahun-tahun hidupnya adalah Yesus Kristus. Ia Semua Yang Tersisa Yang Baik, Yang Mulia, Yang Masih Layak Diselamatkan, dan Yang Bisa Memperbaiki Semua Yang Sudah Tidak Bisa Diselamatkan. Namun, kebencian dan kekecewaan anak perempuan itu kepada ayahnya telah membuatnya pahit juga kepada Tuhannya.

Jared Assad benar, ia sungguh sangat benar, soal keharusan Rachel mengampuni ayahnya. Sudah lama Rachel tahu soal itu dari buku yang ia baca, dari hatinya, dan dari mana-mana. Tuhan membombardirnya dengan keharusan itu dari semua penjuru mata angin.

She who Keeps both Heaven and Hell OccupiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang