"Saya minta maaf, Pak."
Pernyataan itu lahir dari hati yang bukan hanya letih, tetapi juga marah. Jared tidak bisa lagi menahan permintaan maaf itu setelah hatinya terasa berat.
Ia telah menghabiskan berjam-jam menyambangi alamat-alamat bersama mertuanya dan mereka tidak juga berhasil menemukan Rachel Helena. Di jam-jam itu, ia tidak berhenti memecut dirinya sendiri dengan deraan penyesalan dan amarah soal mengapa ia tidak menahan Rachel ketika wanita itu memegang tangannya di bar yang akan diruntuhkan tadi, dan soal bagaimana hal itu mengakar pada masa lalunya, yakni di saat di mana ia tidak berani menahan ibunya yang akan pergi dengan seorang pria asing.
Jared sudah melepaskan jasnya. Namun, rasa berat itu tidak juga sirna.
Ia tahu bahwa, kali ini, istrinya benar-benar hilang. Wanita itu tidak pernah mendiamkan pesannya dengan begitu saja tanpa konfirmasi keterlambatan sama sekali. Sama seperti Diane, ketika Rachel tidak ditahan, ia betul-betul pergi.
Jared Assad merasa seperti pecundang total. Ini mengingatkannya dengan lukanya yang ia pikir sudah sembuh. Sekarang tubuhnya pegal-pegal karena kegagalan dan penyesalan menyerbunya seperti pasukan bersenjata dan kekhawatiran soal istrinya menghanyutkannya seperti ombak yang bergulung-gulung.
Reagan memandangi pria muda di sampingnya yang tak henti-hentinya menulis pesan dan menelepon putrinya. Satu hal soal kekhawatiran, hal itu menular. Dan Reagan merasakannya. Ia merasakannya begitu kuat, bahwa menantunya hampir putus asa dan penyesalannya nyaris memakannya hidup-hidup.
"Setelah kita berbicara di malam sebelum pernikahan kalian, saya mengunjungi Peter Assad," tutur Reagan tiba-tiba, menyita perhatian menantunya.
Jared mengangkat wajahnya, menatap ayah mertuanya dengan gurat-gurat letih. Rasa hormat dan penyesalan tumpang-tindih di kedua matanya yang belum mendapat istirahat. Reagan melihatnya bahwa anak ini mengerahkan semua sisa tenaganya untuk menyimaknya dengan baik.
"Malam itu, Anda memberi tahu saya cerita asli soal ayah Anda yang tidak berselingkuh dengan istri saya. Saya mengonfirmasinya kepada ayah Anda, dan beliau mengatakan itu benar. Artinya, pernikahan Anda dan putri saya tidak berbahaya. Anda tidak sedang mencoba untuk membalas dendam. Saya merasa tenang, meskipun Anda terlihat seperti bajingan, dan, setelah saya menelusuri masa lalu Anda, saya mendapati bahwa saya tidak salah. Jadi dulu, putri saya tidak hilang. Saya masih tahu di mana ia berada, dengan siapa, dan apakah dia berada di tangan yang baik."
Untuk beberapa saat, Reagan hanya menghela napas untuk memberi jantungnya waktu untuk beristirahat.
"Tapi sekarang ia benar-benar hilang. Anda suaminya dan Anda bertanggung jawab atas hal ini."
"Ya, Pak." Jared mengangguk penuh penyesalan. "Maafkan saya. Ini semua salah saya. Saya telah gagal menjaga putri Anda."
"Tidak," sanggah Reagan langsung. "Bukan sepenuhnya salah Anda, Jared. Anda tidak menikah dengan seorang bayi. Jangan remehkan putri saya. Ia tahu dengan benar apa yang ia lakukan. Saya tidak tahu apa yang tengah terjadi di dalam pernikahan kalian, tapi konflik dan penanganannya adalah dua hal yang berbeda. Anda mungkin menyakitinya atau sebaliknya, tapi ia yang menghilang bukan salah Anda. Itu adalah keputusannya."
Jared tidak menduga bahwa percakapan ini dimaksudkan untuk membelanya. Ia merasa ini semua adalah salahnya, tetapi Reagan, meskipun ayah dari Rachel, memetakannya dengan adil, bahwa di dalam sebuah pernikahan yang dewasa, keduanya memiliki tanggung jawab. Menyalahkannya kepada pihak yang salah, bahkan juga diri sendiri, adalah tindakan tidak dewasa, tidak sehat, dan tidak tepat.
Namun, bagaimana pun juga, terlalu berat bagi Jared untuk melihat nilai dan kebenaran di dalam ucapan mertuanya ketika ia begitu letih dan emosional. Jadi ia mengambil waktu untuk berpikir dan mencernanya. Di dalam pemikiran itu, ada sesuatu yang lain yang Jared tangkap dari penuturan mertuanya. Sesuatu yang mengubah sudut pandangnya sama sekali dan membuatnya seketika terpaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
She who Keeps both Heaven and Hell Occupied
RomansRachel Helena memiliki misi untuk menjadi kekecewaan terbesar bagi ayahnya. Karena perselingkuhan ayahnya dengan pembantu mereka, ibu dari Rachel meninggal bunuh diri. Di hari yang sama, selingkuhan pria itu juga mati. Alhasil, Rachel mengubur ibuny...