Pagi hari itu, Rachel pulang diantar oleh suaminya.
Jared mengantar Rachel pulang karena pria itu tidak mau istrinya menyetir sendiri setelah minum begitu banyak. Setelahnya, Jared juga mengantar Rachel ke kampus. Mereka bersepakat bahwa Rachel akan dijemput oleh Jared juga siang harinya untuk pulang. Tadinya mereka akan bertemu Pendeta Agustinus, tetapi tidak jadi karena Rachel mengantuk.
Sekarang, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa Rachel bisa pulang sendiri. Ia memang mengantuk, sedikit teler, dan sebagainya, tetapi ia bisa memastikan dirinya tiba di rumah dengan utuh. Namun, ada sesuatu soal binar yang ia lihat di dalam kemarahan kudus suaminya tadi pagi yang membuatnya berpikir bahwa, mungkin, ia bisa diantar pulang oleh pria itu.
Rachel Helena merasa ia tidak pernah mendapat kasih yang murni.
Ketika Rachel diperhatikan oleh Reagan, itu adalah karena Rachel adalah tanggung jawabnya. Ketika Rachel dicintai oleh Steven, itu adalah karena Rachel cantik, sungguh menggairahkan, dan tampak tangguh. Ketika ia dikagumi oleh para pemuda di panti, di kampusnya, dan di dalam tim risetnya, itu adalah karena ia sungguh cerdas dan ia tahu kapan, kepada siapa, kenapa, dan bagaimana menggunakan kecerdasan itu, dan ketika hal itu dilakukan oleh orang cantik, rasanya tidak ada poin lagi dalam melihat wanita lain.
Ini membuat Rachel sakit saat melihat Jared Assad marah. Maksudnya, tentu saja Jared, seperti pria lainnya, akan tidak terima bahwa istrinya pernah disentuh oleh banyak pria. Hal itu melukai ego Jared, jadi pria teritorial itu ingin memutus kutuknya. Karena hal ini, Rachel menolak memutus kutuknya.
Namun, tadi pagi, di dalam kemarahan itu, Jared membuat pernyataan yang membabat alas di dalam pernikahan mereka. Pria itu mengatakan bahwa bukan egonya yang sakit. Yang sakit adalah ia karena Rachel sakit.
Bagi Rachel, ini adalah paralelisme yang luar biasa. Ini bermakna Jared dan Rachel, dan bukannya Jared dan Rachel-dan-semua-kecantikannya. Pernyataan itu mengirim gelenyar asing yang membuat Rachel terpekur. Ternyata inilah rasanya dikasihi terlepas dari, dan bukannya karena.
Seharian itu, Rachel memutar ulang amarah itu di benaknya karena ia ingin terus merasakan gelenyar itu. Anak itu tidak pernah merasakan ini sebelumnya dan ia tidak ingin perasaan itu hilang. Selalu ada sisi yang mengilhami dari sana. Rachel mendapatkan esensi yang baru dari perasaan itu ketika ia sedang menulis jawaban dari soal ujian, yang baru lagi ketika ia berjalan di koridor kampusnya, dan yang baru juga ketika ia berada di mobil putih suaminya lagi.
Perasaan itu selalu baru. Dan bukan hanya baru, tetapi juga tersegel dan murni, sehingga semua itu menumpaskan segala dorongan, urgensi, dan alasan untuk minum. Tidak ada yang bisa membuat perasaan itu basi, sehingga, mungkin, inilah jawaban doa Rachel yang berseru agar ia bisa diselamatkan dari kecanduannya.
Sampai malam itu tiba.
Rachel tahu ia tidak seharusnya datang ke tempat itu. Menghadiri resepsi pernikahan Janette Jordan adalah hal terakhir yang harus ia lakukan jika ia ingin benar-benar mencoba mengampuni dan berhenti minum.
Ini bukan karena Rachel bersitegang dengan para mempelai. Ia bahkan tidak tahu siapa pun dari keluarga Jordan—ia ke sana hanya karena ia telah menawarkan diri untuk menemani Arya Salbatier yang patah hati dan batal membawa Vanesha ke sana. Yang mengenal keluarga Jordan adalah ayahnya.
Itu masalahnya. Rachel tahu di sana ia akan bertemu ayahnya. Dan semua yang terkait dengan pria itu terletak di sisi lain dari pengampunan.
"Selamat malam, Prof," sapa Arya kepada Reagan malam itu. Apa yang terjadi dua hari lalu telah melemahkan anak laki-laki Salbatier itu, sehingga ia tidak menyadari ada ketegangan yang mengerikan antara pria tua di depannya dan wanita di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She who Keeps both Heaven and Hell Occupied
Storie d'amoreRachel Helena memiliki misi untuk menjadi kekecewaan terbesar bagi ayahnya. Karena perselingkuhan ayahnya dengan pembantu mereka, ibu dari Rachel meninggal bunuh diri. Di hari yang sama, selingkuhan pria itu juga mati. Alhasil, Rachel mengubur ibuny...