- 9 -

54 4 0
                                    



"a-aku tidak mengerti apa maksudmu." Namjoon akhirnya menanggapi ucapan Yebin.

Hyunjin menatap Namjoon seakan mencemoohnya, "wah, difikirkan bagaimanapun ini tetap aneh, bagaimana Jeon group sangat berusaha menutupi identitas putra kedua." Hyunjin berkata.

Namjoon akhirnya mendapatkan suara dan berhasil memaksa otak dan tubuhnya untuk berfungsi dengan benar, "aku tidak mengerti maksud kalian," Namjoon berkata, tidak ada senyuman ataupun tatapan penuh amarah lagi di wajahnya, "semua orang tahu, aku adalah putra satu-satunya dari Jeon Junim."

"aaaah... begitu?" Yebin menanggapi Namjoon, mengejeknya.

Namjoon mengerutkan dahinya, kesal karena Yebin tidak termakan ucapannya. sebenaranya seberapa banyak yang wanita sialan ini ketahui?!, Namjoon membatin. "Aku-"

Belum sempat Namjoon menyelesaikan ucapannya, empat orang lelaki tidak diundang masuk kedalam ruangan tanpa aba-aba, semua mata didalam ruangan tertuju kepada mereka, Jungkook dan Yoongi berdiri dengan kedua asisten mereka mengekor dibelakang. Namjoon melotot karena Jungkook memperlihatkan dirinya didepan Yebin dan Hyunjin, tapi disisi lain, Jungkook tersenyum, menatap Namjoon lalu beralih untuk menatap mata Yebin yang tengah menatapnya.

Yoongi menyikut Jungkook, membuat Jungkook sadar ia bertatapan dengan Yebin terlalu lama, kemudian tatapannya kembali kepada Namjoon, "ah, hyung," Jungkook memasukan tangannya kekantong celana, "sepertinya aku butuh kartu kredit baru, dan beberapa uang tunai. Aku menghabiskan yang kau berikan tiga hari lalu di casino, aku yakin aku bisa menang kali ini, jadi aku butuh uang tunai lagi."

Namjoon yang sejak awal sudah sangat terkejut dengan kedatangan Jungkook yang tiba-tiba, sekarang ditambah harus kebingungan dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Jungkook.

Di sisi lain, Jungkook sudah mempersiapkan semua ini, mengatur debut nya sebagai putra kedua yang manja dan suka menghamburkan uang, untuk mengecoh Taehyung dalam mencari tahu tentang dirinya lebih jauh lagi, agar Taehyung menganggap dirinya tidak relevan dengan semua yang terjadi di sekeliling Jeon group, disekeliling Namjoon.

"dan kau barusan berkata, kau adalah putra satu-satunya dari Jeon Junim." Hyunjin berkata, menangkap basah kebohongan Namjoon.

Jungkook tertawa kecil, "Ah, maafkan Namjoon hyung, itu bukan kemauannya untuk berbohong mengenai hal seperti ini," Jungkook berkata dengan ekspresi wajah prihatin, "karena aku belum bisa bertanggung jawab atas hobiku yang unik, seperti berjudi dan berpesta dengan wanita-wanita cantik, dan lainnya. Menurut penasihat perusahaan, lebih baik untuk merahasiakan keberadaanku, karena image perusahaan." Jungkook berkata dengan santai.

Yebin melipat tangannya di dada, menatap Jungkook lalu beralih menatap Namjoon yang hanya diam mendengar ucapan Jungkook, "itu tidak menjelaskan, kenapa kau mengirim Jeon Jungkook dan Min Yoongi untuk mengawasiku setiap hari."

"Min Yoongi?" Hyunjin bergumam pada dirinya sendiri, merasa asing dengan nama yang disebutkan Yebin.

disisi lain, Namjoon tampak sedikit gusar mendengar hal ini, kenyataan bahwa Jungkook mengawasi Yebin dibelakangnya serta kenyataan bahwa Yebin mengetahui nama Jungkook dan Yoongi, sedikit sulit untuk dicerna olehnya, tapi ia tahu jika ia mengikuti permainan yang diciptakan Jungkook, pasti Jeon group tidak akan dirugikan. "ah, soal itu-"

"Namjoon tidak mengirim Jungkook untuk mengawasimu," Yoongi akhirnya berbicara, baik Namjoon dan Jungkook tampak sedikit terkejut mendengar Yoongi berbicara, karena ini diluar rencana Jungkook, apalagi Namjoon. "Jungkook menyukaimu, Kim Yebin."

"what?" Suara Hyunjin satu-satunya yang terdengar karena hanya ia yang mengatakan sesuatu. Semua terdiam, termasuk Jungkook yang menatap Yoongi, sedikit terkejut dengan apa yang diucapkan Yoongi karena itu benar-benar diluar rencananya. Namun setelahnya tersenyum pada Yoongi yang melirik kearahnya, Jungkook menoleh kearah Yebin, sangat mengantisipasi reaksi apa yang akan terlihat diwajah Yebin, tidak menghiraukan reaksi-reaksi orang lain didalam ruangan, matanya hanya tertuju pada Yebin yang berdiri di belakang Hyunjin. Yebin hanya menatapnya, dengan ekspresi yang tidak dapat terbaca olehnya, entah mengapa sebagian kecil dirinya merasa kecewa dengan reaksi Yebin.

"dan kau berharap aku percaya pada hal seperti itu, Yoongi-ssi?" Yebin menanggapi, Yebin mengalihkan tatapannya kembali kepada Namjoon, tidak terusik dengan semuanya.

Namjoon dengan cepat menjawab, "Hey, untuk apa aku mengirim Jungkook untuk memata-mataimu?" Namjoon mendengus kesal, semua ini terdengar tidak masuk akal baginya, ditambah Yebin benar-benar membuatnya kesal, "kau fikir dirimu se-special itu? Aku mendekatimu hanya untuk membuat Taehyung kesal!" Namjoon tersenyum sinis, melotot kepada Yebin yang mengerutkan dahinya. Sakit hati, menyesal, dan marah di rasakan oleh Yebin saat mendengar Namjoon mengatakan itu.

Yebin menunduk, menenangkan dirinya, menahan air mata yang sempat mengaburkan pengelihatannya. Hyunjin yang menyadari hal ini langsung berbalik badan dan memegang kedua bahu Yebin, membungkuk mencoba mencari wajah Yebin yang tersembunyi dibalik rambutnya, "Boss, aku rasa urusan kita sudah selesai disini"

Yebin menelan ludahnya, mengangguk. Hyunjin melepaskan bahu Yebin, Yebin kembali menatap Namjoon  dengan jijik setelah berhasil menenangkan dirinya, "Kau tidak akan pernah pantas menjadi tandingan Taehyung." Yebin berkata lalu bergegas untuk pergi meninggalkan ruangan, sebelum kata-kata Namjoon selanjutnya membuatnya berhenti berjalan tidak jauh dari Jungkook yang berdiri didekat pintu keluar.

"Setidaknya aku tidak pernah berfikir ingin meniduri adik tiri ku" Namjoon berkata lalu tertawa sinis.

Yebin merasa darahnya mendidih karena amarah, belum sempat Yebin membuka mulutnya, suara Jungkook yang berada di dekatnya menggantikannya membalas perkataan Namjoon.

"Hyung, aku rasa kali ini kau sudah keterlaluan." Jungkook berkata, nada bicaranya bahkan tidak lebih tinggi dari nada bicara Hyunjin kepada Namjoon, tetapi entah mengapa semua orang di dalam ruangan bergidik mendengarnya, terutama Namjoon.

Namjoon berdehem, berusaha mempertahankan image arogannya. "Kau mungkin tidak mengerti keadaannya, Jungkook. Tapi aku tidak sudi direndahkan oleh seorang wanita-"

Jungkook berdecak kesal, Namjoon terdiam, menelan ludahnya tidak melanjutkan ucapannya. Jungkook menatap Namjoon, entah mengapa ia merasa benar-benar kesal karena ucapan Namjoon kepada Yebin. Jungkook menoleh kearah Hyunjin yang sedang menatap Jungkook, "Kau," Jungkook berkata pada Hyunjin, membuat Hyunjin tersadarkan dari lamunannya, "Bawa Yebin pulang dari sini."

Hyunjin mengangguk dan menarik tangan Yebin membawanya keluar ruangan, Yebin menoleh kebelakang sebelum benar-benar meninggalkan ruangan, mendapati Jungkook yang menatapnya, Jungkook tersenyum dan berkata "Kita akan bertemu lagi, Kim Yebin, sooner or later."

-------------------------------------------------

Tacenda - j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang