- 52 -

28 3 6
                                    

Yebin POV

Jeremy juga menusuk pinggangnu seakan itu hal yang biasa ia lakukan. Aku merasakan sakit menjalar keseluruh tubuhku. Aku membiarkan luka tusuk di bahu dan pahaku, aku menekan luka di pinggangku karena luka itu paling terasa sakit dan kurasa itu luka yang paling dalam diantara 2 luka tusuk di paha dan bahuku kananku, aku akan mati kehabisan darah jika ku biarkan luka dipinggangku ini.

Aku akan membunuhnya. Aku harus membunuhnya atau dia akan membunuhku.

Ku kuatkan hatiku, ku ronggoh tasku, terpaksa melepaskan tekanan pada luka tusuk di pinggangku. Lalu kuarahkan pistol kekepala Jeremy. Aku dapat melihat tatapnnya sedikit bergetar menatapku.

"Kau tidak pernah menyakiti orang. Kau tidak akan berani menarik pelatuk itu." Jeremy berkata.

Tanganku gemetar memegang pistol yang ku tempelkan kedahi Jeremy. Aku memegang pistolku dengan dua tangan, karena aku tidak akan bisa memgang pistolku dengan satu tangan. Tubuhku benar-benar gemetar karena takut, marah dan sedih.

Siapapun tolong aku.. aku tidak ingin membunuh, aku tidak ingin menjadi pembunuh.

Aku merasakan pandanganku kabur, air mata mengancam mengiliri pipiku.

Bodohnya aku menyuruh bodyguardku tidak mengikutiku kesini. Bodohnya aku menganggap ada tempat yang aman untukku. Dan mengapa tidak satupun dari pembunuh Eero menyelamatkanku?! bukankah mereka selalu mengintaiku? Apa karena ini gedung KYBG? semua orang pasti mengira aku aman berada disini.

Aku begitu terlarut dalam fikiranku membuatku lengah yang membuat Jeremy dengan cepat menepis tanganku dan menyayat lengan kananku dengan pisau, lalu berlari menjauh dariku, aku berteriak kesakitan namun menarik pelatukku kearah Jeremy yang berusaha meninggalkan kantor Taehyung.

Ku dengar Jeremy berteriak, ketika aku kembali menekan luka dipinggangku, aku benar-benar berdiri dikubangan darahku sendiri. Aku menoleh mendapati Jeremy terduduk dengan darah mengalir dari kakinya. Jeremy menatapku penuh amarah.

Semua terjadi seperti dalam gerakan lambat ketika ku dapati Jeremy melemparkan pisaunya kearahku, dikepalaku aku masih meyakinkan diriku, aku tidak ingin menjadi pembunuh.

Tapi tanganku bergerak cepat, dengan satu tangan aku menarik pelatuk beberapa kali, mengarahkan pistolku ke dada kirinya seperti dia melemparkan pisau itu kedada kiriku.

Jeremy meleset, pisaunya tertancap kebahu kiriku. Aku meringis kesakitan.

Tapi aku tidak meleset.

Jeremi terkulai bersimbah darah yang keluar dari dadanya.






Aku membunuh seseorang.





Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelah itu, pandangan ku kabur, aku pasti kehilangan sangat banyak darah, kakiku seperti jeli karena tidak dapat menopang tubuhku. Akhirnya aku jatuh dikubangan darahku sendiri.

apakah ini akhir hidupku?

---------------------------------------------------------------

Aku terbangun karena rasa sakit yang hampir kurasakan disekujur tubuhku. Aku membuka mataku mendapati Jungkook disampingku.

Jungkook tersenyum menatapku, matanya sembab, apa aku dirumah sakit? aku menengok kesekelilingku dan benar saja, aku dirumah sakit. Syukurlah aku tidak mati kehabisan darah.

Aku melihat kedua bahuku terbalut, aku merasakan pinggangku juga terbalut, ku gerakan paha kanan ku dan merasakan pahaku juga terbalut. Sial, pergerakanku sangat terbatas karena tiap kali aku bergerak, lukaku sangat nyeri.

Tacenda - j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang