- 30 -

33 4 0
                                    


Yebin sedang duduk termenung didepan meja kantornya, menatap kosong kearah jendela besar yang menampakan pemandangan kota Seoul dari ruangannya itu.

Perkataan Taehyung tempo hari mengenai keterlibatan Jungkook dengan Eero terus mengganggunya. Informasi yang ia dan Taehyung miliki saat ini adalah bahwa Eero dapat diklasifikasikan sebagi mafia elit di Korea selatan, nama Eero bahkan dikenal dan ditakuti dibeberapa negara lainnya, yang membedakan Eero dengan mafia lainnya adalah kenyataan bahwa kemungkinan Eero hanya bekerja untuk Jeon group. Tapi tetap saja, Taehyung tidak memiliki bukti tentang peran Jungkook didalam Eero dan juga didalam Jeon group. Hampir tidak ada informasi tentang Jungkook, dan hal ini lah yang terasa sangat aneh dan mengganjal untuk Taehyung, untuk alasan apa seorang putra kedua dari perusahaan terbesar di korea sampai disembunyikan sebegitu ketatnya.

Yebin tersadar dari lamunannya ketika Hyunjin mengetuk pintu kantornya, "Masuklah." Ucapnya menanggapi Hyunjin yang memanggil namanya dari balik pintu. Pintu terbuka menampakkan Hyunjin yang berpakaian santai dengan sweater pink dan celana hitamnya berjalan mendekat kearah Yebin.

"Kau tidak lupa untuk memberikan desain final kan?"

Yebin menaikan alisnya sebelah, "Deadline untuk itu masih sekitar tiga hari lagi, tenanglah.." Jawabnya santai.

Hyunjin memutar bola matanya, belakangan ini Yebin terlihat seperti banyak sekali hal yang membebaninya, itu membuatnya menjadi sedikit 'bukan Yebin' , "Deadline-nya hari ini, Boss" Ucapnya sambil menatap Yebin meyakinkan bossnya itu.

Yebin hanya diam menatapnya tanpa ekpresi, lalu mengangguk dengan pelan seakan tidak yakin, "Baiklah aku selesaikan malam ini."

"Sore ini. Aku ingin pulang cepat hari ini."

"Hey, aku boss mu."

Hyunjin menaikan bahunya, "Sore ini atau aku resign dari Hygge."

"Tidak lucu, Hwang Hyunjin!" Yebin berteriak, memutar bola matanya menanggapi Hyunjin yang bertingkah.

Hyunjin hanya menatapnya dengan datar, "Belakangan ini kau terlihat seperti sedang dalam keadaan tidak baik, aku tidak mau bekerja untuk boss yang tidak serius dalam pekerjaannya." Hyunjin berkata, mencoba mengatakannya dengan santai walau didalam hatinya sangat takut Yebin melempar benda yang ada di atas meja kearahnya.

Yebin menaikan alisnya, mulutnya terbuka seakan hendak membantah perkataan Hyunjin, namun tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Pada akhirnya Yebin menghela nafas panjang dan mengangguk, "Baiklah, aku selesaikan sore ini." Ucapnya, mengalah karena ia tahu apa yang diucapkan Hyunjin adalah benar.

-------------------------------------------------

"Was it hurt? (Apakah tadi terasa sakit?)" Jungkook bertanya pada Yebin yang berada didalam pelukannya itu, Yebin nendongak sedikit untuk menatap mata Jungkook yang menatapnya dengan khawatir, lalu menggelengkan kepalanya. "Kau yakin? You were crying.. (Tadi kau menangis)" Lanjutnya.

Yebin terkekeh kecil sambil membenamkan wajahnya kedada Jungkook yang tidak tertutupi oleh apa-apa. "Sedikit.." Yebin berbisik.

"Oh God, I'm really sorry babe, (Oh Tuhan, Maafkan aku, Babe)" Jungkook memeluk Yebin dengan sangat erat, rasa bersalah tidak berhenti sampai disitu, ia tidak sengaja melihat beberapa bekas gigitan yang masih memerah di leher Yebin. Jungkook menyentuh leher Yebin dengan pelan, menyusuri memar dengan bentuk cetakan gigi di leher gadis itu, "Ah, tapi kau terlihat sangat seksi dengan ini!" Jungkook berteriak frustasi sambil memejamkan matanya, menahan dorongan untuk memberikan memar seperti itu lagi di leher Yebin.

Tacenda - j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang