- 26 -

38 2 0
                                    

"Apa-apaan itu, Kim Yebin?!" Taehyung berteriak sesaat setelah Jungkook dan Jeremy meninggalkan penthouse yang Yebin tinggali itu. "He fuckin' kissed you! (Dia menciummu!)"

"Aku tahu," Yebin menjawab datar, menatap nanar kelantai, ia sendiripun kebingungan dengan semua yang terjadi, sesaat yang lalu ia masih membenci Jeon Jungkook, lalu setelahnya Jungkook dan dirinya berciuman, dan Jungkook mengatakan bahwa dirinya jatuh cinta kepada Yebin. Yebin mengerjapkan matanya, tidak tahu harus bereaksi seperti apa disituasi sekarang, dihadapannya Taehyung terus mengoceh dan mendesaknya menjawab pertanyaan mengenai hubungannya dengan Jungkook.

"Oppa, Shut it (Diamlah). Aku tidak tahu hubungan ku dan Jungkook itu seperti apa, kami hanya berciuman, itu saja." Yebin menatap Taehyung yang menatapnya tajam.

Taehyung menggelengkan kepalanya, "I told you (Aku sudah bilang), jangan termakan ucapannya lagi. I told you (Aku sudah bilang), Kim Yebin." Taehyung berkata dengan pelan, tatapannya melembut kepada Yebin. Tentu saja kecemburuannya berapi-api mengaliri tubuhnya, namun itu tidak seberapa dibanding rasa khawatirnya karena takut Yebin akan terluka lagi. Setelah keluar dari rumah orangtua mereka, ia akhirnya berdamai dengan Yebin yang akhirnya setuju untuk dapat menerima situasi mereka saat ini. Sejak berdamai, Taehyung mengetahui insiden yang terjadi saat terakhir kali Yebin dan Jungkook bertemu, ia menyadari betapa terlukanya Yebin karena insiden itu, dan kali ini ia tidak menginginkan hal itu terjadi lagi kepada Yebin.

"Oppa, percayalah, aku tahu. Tapi kali ini keadaannya berbeda," Yebin berkata, mencoba menenangkan Taehyung. Untuk sesaat Yebin melupakan fakta bahwa Taehyung tidak ingin lagi dianggap sebagai kakak laki-laki olehnya, "He told me that he loves me, oppa! (Dia bilang bahwa dia mencintaiku, oppa!) " Yebin berkata dengan senyum dibibirnya, mata berbinar menatap Taehyung.

Taehyung memejamkan matanya dan tangannya mengepal kuat. Wow, tidak mengira rasanya akan sesakit ini, fikrinya. Taehyung membuka matanya lagi lalu mengangguk menatap Yebin yang kali ini bingung menatapnya, ah lagi-lagi ia menganggapku hanya sebagai saudara laki-lakinya, Fikir Taehyung menanggapi tatapan Yebin. "Akan lebih baik jika aku menginap di hotel saja sampai rumahku siap untuk dihuni." Taehyung berkata dangan senyum kecil yang dipaksakan terplester dibibirnya.

-------------------------------------------------

Suara tawa Hyunjin mengisi ruangan sembari dirinya duduk menyamping membuatnya berhadapan dengan Yebin yang duduk dengan posisi yang sama dengannya dari arah berlawanan. Yebin menatap Hyunjin sedikitk jengkel, "Aku memintamu kesini bukan untuk menertawaiku." Yebin cemberut.

Hyunjin berusaha menghentikan tawanya lalu menepuk-nepuk bahu Yebin yang masih menatapnya jengkel. "Harus ku akui kau sedikit kejam pada Taehyung, tapi disisi lain menurutku situasimu sangat lucu," Hyunjin berkata sambil berusaha menahan tawanya, "Bagaimana bisa kau mengatakan pada Taehyung dengan wajah ceria dan berseri-seri bahwa Jungkook menyatakan cintanya padamu? are you dumb or smth? (Kau bodoh atau bagaimana?) " Tawa Hyunjin sekali lagi pecah karena membayangkan bagaimana situasi saat Yebin mengatakan hal itu dengan mata berbinar kepada Taehyung yang sudah pasti terbakar api cemburu.

"Hey!," Yebin berteriak memukul lengan Hyunjin, "Kau baru saja bilang aku bodoh? aku bosmu!" Yebin melotot, disambut Hyunjin yang seakan sadar bahwa yang sedang ia bercandai adalah bosnya, ia langsung menutup mulutnya dengan tangan lalu membisikan kata maaf sebelum akhirnya memasang wajah serius. "Tapi tenang saja, Taehyung tampak baik-baik saja, ia tinggal di hotel untuk beberapa waktu ini." Hyunjin berkata, tiba-tiba menjadi serius.

"Kau yakin dia baik-baik saja?" Tanya Yebin dengan raut wajah yang mengisyaratkan betapa khawatir dan betapa ia merasa bersalah pada Taehyung.

Hyunjin mengangguk, "Dia menjadi lebih produktif sekarang, setiap hari berlatih boxing sampai malam." Hyunjin berkata dengan bangga, mencoba meyakinkan Yebin bahwa sahabatnya itu baik-baik saja.

Tacenda - j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang